dr. Reisa Masak Sendiri Usai Anaknya Hampir Meninggal Akibat Diare
Ternyata ini penyebab diare dan penanganannya!
7 April 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dokter sekaligus presenter salah satu acara kesehatan, dr. Reisa Broto Asmoro sempat hampir kehilangan putri pertamanya.
Bukan karena penyakit berat, melainkan hanya karena diare hebat yang sang Anak rasakan saat ia masih berusia 1,5 tahun.
Tak tanggung-tanggung, dalam sehari putri sulungnya yang bernama Ania bisa buang air besar hingga 10 kali.
Meski sudah diberikan oralit, namun tetap saja Ania terlihat lebih lemas daripada biasanya.
"Sebenarnya saya sudah mulai khawatir dengan keadaan Ania saat itu, tetapi dokter spesialis anak tetap belum menganjurkan Ania untuk dirawat di rumah sakit. Memang Ania masih terlihat aktif, tapi tidak seaktif biasanya. Selain menjadi seorang dokter, saya juga kan seorang Mama, jadi saya tahu betul kalau anak saya berbeda dari biasanya," jelas dr. Reisa saat diwawancarai secara eksklusif oleh tim Popmama.com.
Tak hanya sampai disitu, cerita mengharukan saat Ania terjangkit diare pun berlanjut.
Bagi kamu yang ingin mengetahui faktanya lebih dalam lagi, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa informasi pentingnya.
1. Penyebab diare yang mematikan
Saat berusia 1,5 tahun, anak dr. Reisa Broto Asmoro yang bernama RR. Ramania Putri Brotoasmoro mengidap diare hebat yang hampir membuat nyawanya melayang.
Awalnya, penyebab diare tersebut tidak diketahui sama sekali baik oleh dr. Reisa ataupun oleh sang Suami.
"Sebenarnya waktu pertama kali Ania diare, kita nggak tahu spesifiknya karena apa," tutur mantan Puteri Indonesia yang satu ini.
"Setelah keluar dari ICU, hasil labnya baru keluar dan ketahuan kalau diarenya diakibatkan oleh bakteri yang jahat banget. Dia masuk ke pembuluh darah dan langsung mengeluarkan cairan di pembuluh darah," jelas istri Pangeran Solo yang satu ini.
Beberapa bakteri seperti shigella, salmonella, dan escherichia coli memang dapat menginfeksi tubuh dan menyebabkan diare.
Bakteri penyebab diare tersebut biasanya menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi serta kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Jadi, anak bisa saja terinfeksi bakteri penyebab diare saat ia mengonsumsi makanan yang diolah secara tidak higienis oleh orang yang sedang sakit diare.
Pasalnya, bisa saja orang yang terinfeksi lupa mencuci tangan setelah menggunakan toilet dan kemudian orang yang terinfeksi langsung menangani makanan, sehingga bakteri bisa berpindah ke makanannya.
Nah, jika sistem kekebalan tubuh anak sedang menurun, maka mungkin saja ia terinfeksi penyakit ini.
Justru, anak kecil lah yang mungkin akan lebih rentan terinfeksi bakteri penyebab diare, karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa.
Meskipun mengidap diare hebat, dr. Reisa mengatakan bahwa sang Anak masih terlihat aktif bahkan sampai jam 12 malam.
"Meski sudah buang air besar hampir 10 kali, tapi anaknya masih aktif sampai jam 12 malam," ungkap perempuan berdarah Solo tersebut.
"Setelah main sampai malam, nggak lama dia tidur, terus jam 3 susternya ngebangunin karena saat itu Ania panasnya beda. Terus saya pegang kepalanya panas dan tangannya udah nggak ada nadinya. Bahkan saat diraba-raba, nadinya sudah nggak terasa lagi," ujar dr. Reisa.
2. Hampir kehilangan nyawa di perjalanan
Setelah diketahui bahwa nadinya sudah tak terasa lagi dan suhu tubuhnya yang terus meningkat, sontak dr. Reisa dan sang Suami segera membawa Ania ke rumah sakit.
"Waktu nadinya sudah nggak terasa, saya langsung bangunin suami buat langsung bawa Ania ke UGD," cerita sang Dokter.
"Nah, di perjalanan nafasanya sudah sedikit-sedikit, saya sudah sangat panik saat itu," tambahnya.
Sesampainya di rumah sakit, Ania pun segera dilarikan ke UGD untuk mendapatakn pertolongan pertama. Saat itu, tim dokter segera melakukan penanganan berupa resusitasi.
CPR (Cardiopulmonary resuscitation) atau resusitasi adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu.
CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali.
"Sampai di rumah sakit, nyari nadinya juga susah, kira-kira bisa sampai satu jam ketemunya," ungkapnya lagi.