Epilepsi pada Anak: Penyebab, Jenis Obat dan Cara Mengatasi
Jika si Kecil kejang-kejang, Mama patut mencurigai adanya gejala epilepsi padanya!
23 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai orangtua ketika menghadapi epilepsi pada anak, rasa khawatir pastinya tidak berhenti menyelimuti pikiran Mama. Apalagi ketika harus melihatnya kejang-kejang.
Meski berat, Mama harus tetap tenang dan menghadapi epilepsi pada anak dengan cara yang benar. Sebelumnya, ketahui juga penyebab utama epilepsi yang terjadi pada si Kecil. Pahami pula obat yang tepat untuk epilepsi pada anak.
Nah, untuk mengetahui informasinya lebih dalam, berikut Popmama.com telah merangkum 4 hal pentingnya.
1. Apa itu epilepsi?
Epilepsi atau yang dikenal sebagai ayan adalah suatu gangguan pada sistem saraf otak manusia karena terjadinya aktivitas yang berlebihan dari sekelompok sel neuron pada otak.
Anak-anak yang menderita epilepsi akan menampakkan gejala seperti kejang-kejang, dan kadang juga kehilangan kesadaran diri, pada saat terjadi serangan. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan dan kemampuan belajarnya.
Editors' Pick
2. Penyebab epilepsi pada anak
Pada sebagian besar kasus epilepsi, penyebab pastinya tidak dapat ditemukan. Epilepsi jenis ini dikenal sebagai epilepsi idiopatik.
Tidak dapat dipastikan bagaimana epilepsi bermula atau berlanjut pada kasus ini, karena tidak ditemukan kelainan yang dapat menyebabkan epilepsi.
Berbeda dengan epilepsi idiopatik, epilepsi simptomatik merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya bisa diketahui.
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan epilepsi simptomatik, di antaranya adalah:
- Cedera kepala
- Tumor otak
- Infeksi, contohnya meningitis atau ensefalitis
- Cedera atau kerusakan otak saat masih di dalam kandungan, akibat infeksi atau nutrisi yang buruk pada saat kehamilan
- Gangguan perkembangan, contohnya penyakit autisme dan neurofibromatosis
- Kelainan genetik
Pada penderita epilepsi, terdapat beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kejang. Di antaranya adalah:
- Mengonsumsi obat yang mengganggu kinerja obat antiepilepsi
- Melewatkan jam makan
- Demam tinggi
- Kilatan cahaya
3. Obat epilepsi untuk anak
Obat-obatan untuk epilepsi bertujuan bukan untuk menyembuhkan tapi mengontrol gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini.
Oleh karena itu, siapkan selalu obat-obatan yang dibutuhkan oleh anak. Ada banyak jenis obat-obatan yang tersedia untuk menangani epilepsi pada anak.
Obat-obatan tersebut antara lain:
- Phenytoin
- Carbamazepine
- Valproate
- Valproic acid
- Ethosuximide
- Topiramate
- Gabapentin
- Oxcarbazepine
- Zonisamide
- Lamotrigine
- Felbamate
Obat-obatan tersebut memiliki efek samping berupa pusing, mual, pening, penglihatan ganda, ruam, dan gangguan koordinasi tubuh.
Sementara efek samping yang jarang terjadi, antara lain hiperaktif, depresi, dan mudah tersinggung. Masing-masing jenis dan tipe epilepsi akan memerlukan obat-obatan yang berbeda.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengenali gejala epilepsi dan segera bawa anak untuk berkonsultasi ke dokter, guna mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat.
Jika anak telah memasuki bangku sekolah, pastikan dia mengetahui tata cara pemakaian obat tersebut, seperti dosis dan waktu meminumnya saat di sekolah. Jelaskan pula kondisi anak pada guru dan pembimbing di sekolahnya.
4. Cara mengatasi anak kejang akibat epilepsi
Saat anak kejang-kejang, Mama tidak boleh panik. Tenangkan diri agar Mama bisa menolongnya.
Selain itu, lakukanlah beberapa cara berikut ini:
- Pastikan dia dalam keadaan yang aman
- Jauhkan dia dari benda-benda yang tajam, benda yang keras, tangga, dan perabot rumah
- Setelah itu, baringkan tubuhnya ke arah kanan atau kiri agar cairan dalam mulutnya bisa keluar dan tidak masuk ke jalan napasnya. Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut anak selama kejang berlangsung, kondisi ini dapat menghambat jalan napas
- Saat dan setelah kejang, pantau kondisi anak apakah ia bernapas. Jika setelah kejang, anak tidak bernapas, maka segeralah bawa anak ke IGD rumah sakit terdekat
- Selama dan setelah kejang berakhir, anak mungkin ketakutan dan bingung dengan kondisi yang dialami. Tenangkanlah dia dengan berkata bahwa semua baik-baik saja dan bahwa Mama selalu ada di sisinya
- Biarkanlah dia beristirahat. Hindari memberikan obat tambahan, kecuali bila diresepkan oleh dokter
- Kejang-kejang adalah kondisi yang perlu mendapat pemeriksaan dan penanganan dokter. Terlebih jika hal itu berlangsung lebih dari lima menit dan disertai sesak napas
Nah, itulah beberapa informasi penting terkait epilepsi pada anak. Epilepsi pada anak memang terdengar seperti sesuatu yang mengerikan.
Tapi dengan penanganan yang tepat, seperti memberikan obat-obatan dan berkonsultasi ke dokter secara rutin, serta mengawasi aktivitasnya, dapat mengurangi risiko anak terkena bahaya.
Jika kondisinya semakin memburuk setelah mengonsumsi obat-obatan, Mama bisa kembali berkonsultasi ke dokter agar mendapat pengobatan baru atau menjalani terapi untuk mengontrol gejala epilepsi pada anak.
Baca juga:
- Seorang Anak Kejang Keracunan, Usai Memakan Tanaman Hias Sang Mama
- Anti Panik, Begini Gejala dan Cara Mengobati Kejang Demam pada Anak
- Emosi dengan Istri, Seorang Suami Tega Banting Anaknya Hingga Kejang!