Memiliki anak yang aktif dan pandai bersosialisai mungkin merupakan dambaan dari semua orangtua.
Namun, tidak semua anak dapat dengan mudah bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya Ma.
Tipe anak yang cenderung pendiam, lebih suka mengamati daripada berbicara adalah tipe anak introvert.
Jangan remehkan mereka ya Ma, karena sebenarnya anak introvert memiliki hidden power yang tidak Mama sangka!
Namun, karena kesulitan mereka dalam mengungkapkan apa yang mereka rasakan, Mama jadi lebih sulit untuk mengetahui dan mengembangkan bakat yang ia miliki.
Lalu, bagaimana cara mengembangkan potensi mereka ya, Ma? Nah, kali ini Popmama.comakan memberikan 7 tips untuk mengembangkan potensi anak introvert kesayangan Mama.
Simak yuk!
1. Hargai kepribadiannya
Unsplash/chinh le duc
Ketika Mama mengetahui kepribadiannya sebagai anak introvert, maka hargailah mereka.
Jangan paksa mereka untuk keluar dari zona nyamannya ketika ia belum siap atau ketika ia masih terlalu dini.
Dengan memaksanya, Mama akan semakin membuatnya trauma dan semakin kesulitan mencari jati dirinya sendiri.
Untuk mengatasinya, Mama bisa mulai perlahan mengajaknya keluar dari zona nyamannya secara tidak ia sadari.
2. Kembangkan antusiasmenya
Unsplash/yousef espanioly
Keterlibatan yang intens dalam suatu kegiatan adalah suatu hal yang terbukti dapat menimbulkan kepercayaan diri yang besar, kebahagiaan, serta dapat mengembangkan bakat mereka dengan baik.
Salain itu, dengan kegiatan yang mereka lakukan, mereka juga akan menjumpai banyak teman sehingga mereka dapat lebih mudah bersosialisasi diluar di sekolah.
Dengan melakukan kegiatan tersebut secara konsisten, maka bukan tidak mungkin jika ia dapat berkembang menjadi anak yang berbakat.
Melalui bakat yang mereka miliki, kepercayaan diri mereka juga akan meningkat secara tidak mereka sadari.
Jadi, dukung sepenuhnya apa yang menjadi ambisinya ya, Ma!
Editors' Pick
3. Lakukan secara perlahan
Pixabay.com
Jika anak Mama enggan untuk mencoba hal-hal baru atau bertemu dengan orang baru, bawalah dia ke pengalaman baru secara bertahap.
Ketika Mama melihat bahwa ia mulai mencoba bersosialisasi, maka biarkan ia tahu bahwa Mama mengagumi usahanya.
Nah, ketika akhirnya ia menikmati hal-hal yang awalnya ia takuti, Mama bisa jelaskan padanya bahwa mereka akan baik-baik saja.
Dengan begitu, ia akan belajar mengatur perasaan waspada yang terlalu berlebihan pada dirinya.
4. Jangan berikan label padanya!
Unsplash/sean gorman
Jika anak Mama pemalu, jangan biarkan ia mendengar Mama memanggilnya dengan label “pemalu” ya Ma!
Dengan memberikannya label pemalu, anak mama akan semakin mengalami rasa gugup yang tinggi ketika bertemu dengan orang asing.
Hal tersebut juga membuatnya tidak dapat belajar untuk mengendalikannya karena alam bawah sadarnya merasa bahwa ia memang anak yang pemalu.
5. Ajak mereka ke acara lebih awal
Unsplash/wu yi
Dengan membawanya ke suatu acara lebih awal, Mama dapat membiarkan anak Mama merasa seolah-olah orang lain bergabung dengannya dalam ruang yang ia "miliki," daripada harus masuk ke kelompok yang sudah ada sebelumnya.
Demikian pula, jika dia gugup sebelum sekolah dimulai, bawa dia untuk melihat ruang kelasnya, temui gurunya, cari tahu di mana kamar mandi berada, dan sebagainya.
6. Siram “anggrek” Mama
Unsplash/berlin khatulistiwa
Jika anak Mama “sangat sensitif”, baik terhadap cahaya, suara, pengalaman emosional, atau situasi baru maka ia dikenal sebagai “anak anggrek.”
Anak dengan tipe seperti ini serupa dengan anggrek, mereka mudah layu namun ketika diberi lingkungan pengasuhan yang baik, mereka benar-benar dapat melakukan hal yang lebih baik daripada anak-anak dengan tipe dandelion atau ekstrovert.
Tipe introvert atau anggrek dapat cenderung lebih sehat, memiliki nilai lebih dan menikmati hubungan yang lebih kuat.
7. Jangan memproyeksikan diri Mama
Unsplash/alex ronsdorf
Jika Mama seorang introvert, cobalah untuk tidak memproyeksikan diri Mama sendiri ke anak.
Introversi Mama mungkin telah menyebabkan Mama kesulitan untuk bersosialisasi ketika Mama muda.
Jangan berasumsi bahwa hal ini juga akan terjadi kepada anak mama, atau berasumsi bahwa ia tidak akan dapat menangani kehidupan sosial yang nanti ia jalani seperti yang Mama alami dulu.
Mama harus percaya bahwa ia bisa mengatasinya, dan ia bisa berkembang. Jika Mama merasa kesulitan karena karakter Mama yang juga introvert, Mama bisa meminta bantuan dari Papa yang sudah seharusnya turut membantu perkembangan anak.
Sekarang Mama tidak perlu bingung lagi ya untuk mengembangkan potensi anak introvert Mama. Ada banyak cara yang dapat Mama lakukan selama hal tersebut tidak membuat anak tertekan.
Peran dari Papa juga sebenarnya dapat sangat penting bagi anak lho Ma, apalagi jika Mama sedang mengalami kesulitan dalam mengatasinya.
Kerja sama antara suami istri sangatlah penting untuk membangun karakter serta potensi anak.