Cara Mudah Ajarkan Anak untuk Ambil Keputusannya Sendiri

Lakukan langkah ini sebelum terlambat!

16 April 2020

Cara Mudah Ajarkan Anak Ambil Keputusan Sendiri
Unsplash/rawpixel

Menjadi pribadi yang tegas dan berprinsip tidaklah terjadi begitu saja. Orangtua turut berperan penting dalam perkembangan anak.

Salah satunya dengan mengajarkannya untuk berani mengambil keputusan.

Kebanyakan anak sulit untuk memutuskan sesuatu yang benar-benar ia inginkan, terkadang hal kecil seperti memilih mainan mana yang paling ia sukai saja sangat sulit.

Meskipun terdengar sepele, namun hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Mama dan Papa sebagai orangtua perlu mendidiknya sejak dini untuk dapat mengambil keputusan terbaik bagi dirinya.

Tidak sulit kok Ma, 7 langkah ala Popmama.comdibawah ini dapat Mama coba untuk mendidik si Kecil agar berani mengambil keputusan.

Well, here are the steps!

1. Identifikasi keputusan yang akan dibuat

1. Identifikasi keputusan akan dibuat
Unsplash/hans peter gauster

Biasakan anak untuk mengidentifikasi dulu keputusan apa yang harus ia buat.

Pertanyaan-pertanyaan untuk memancing pengambilan keputusan yang biasa didengar adalah, mau makan apa, ataupun mengenakan baju apa.

Dengan memberikan pertanyaan seperti itu, Mama dapat mengidentifikasi kekuatan anak dalam mengambil keputusan.

Apakah ia sudah cukup tegas ataukah masih perlu diarahkan oleh orangtua.

2. Kumpulkan informasi

2. Kumpulkan informasi
Unsplash/frank vex

Bantu anak mencari informasi mengenai masalah yang ada, agar ia tahu pilihan apa yang ia miliki.

Berikan penjelasan untuk setiap pilihan yang sulit untuk ia putuskan.

Berikan informasi sejelas mungkin mengenai apapun yang ia tanyakan.

Mama juga dapat memberikan beberapa pilihan padanya sehingga ia bisa mendapatkan lebih banyak informasi

Editors' Pick

3. Identifikasi pilihan

3. Identifikasi pilihan
Unsplash/pablo garcia saldana

Bila anak belum berusia 4 tahun, maka ia belum bisa lancar memberi alternatif pilihan. Bantulah anak dengan memberikan beberapa alternatif untuk ia pilih.

Misalnya ketika ia dihadapkan akan dua pilihan makanan, sup dan nasi goreng. Jelaskan pada mereka kalau sup hanya terdiri dari beberapa jenis sayuran dan potongan ayam.

Sedangkan nasi goreng akan membuatnya lebih kenyang karena nasi mengandung karbohidrat.

Hal-hal simple seperti itu ternyata dapat membuatnya lebih berpikir, sehingga ia juga dapat memutuskan hal apa yang paling ia butuhkan.

4. Pertimbangkan pilihannya

4. Pertimbangkan pilihannya
Unsplash/victor garcia

Berdasarkan informasi yang sudah ditemukan, hitunglah risiko dari tiap pilihannya.

Misalnya, saat anak memilih memakai celana pendek di mal saat malam hari, paparkan kemungkinan ia akan kedinginan.

Ingat ya Ma, yang perlu Mama lakukan hanyalah menjelaskan alasan dari pertanyaannya. Bukan menentukan keputusannya.

Jadi, usahakan alasan Mama merupakan sebuah neutral opinion bukan malah megarahkannya untuk memilih apa yang Mama pilih.

5. Tentukan pilihan

5. Tentukan pilihan
Unsplash/artem bali

Mintalah anak untuk menetapkan pilihan beserta alasannya.

Tentu saja kita tidak bisa berharap ia akan memberikan alasan yang benar-benar masuk akal. Sesuaikan saja dengan usianya.

Jika anak Mama sudah lancar berbicara, maka tidak ada salahnya jika Mama menanyaka alasannya untuk menentukan pilihan tersebut.

Dengan mengetahuinya, Mama jadi bisa mengerti sejauh mana ia dapat menentukan mana yang terbaik bagi dirinya.

6. Ambil tindakan

6. Ambil tindakan
Unsplash/g crescoli

Bertindaklah dan lihat risiko dari pilihan tersebut.

Pada tahap ini, anak merasakan menerima pilihan yang sudah ia putuskan sebelumnya.

Biarkan ia merasakan dampaknya terlebih dahulu, agar ia dapat belajar dari kesalahan yang ia lakukan.

7. Tinjaulah keputusannya

7. Tinjaulah keputusannya
Unsplash/london scout

Apakah keputusan tadi sudah tepat? Bila belum, apa yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya?

Misalnya ternyata mengatur buku di pagi hari itu membuat banyak barang tertinggal dan akhirnya ia di hukum oleh guru di sekolah.

Nah, dengan kasus tersebut Mama dapat menanyakan padanya, apa yang seharusnya ia lakukan sehari sebelum berangkat sekolah? Lalu, kapan sebaiknya ia mengatur buku?

Biarkan ia berpikir terlebih dahulu sehingga ia dapat mengetahui prioritas yang harus ia lakukan selanjutnya.

Itulah tujuh langkah mudah untuk mengajarkan anak mengambil keputusan.

Apakah salah satunya sudah pernah Mama terapkan padanya?

Jika belum, jangan tunda-tunda lagi ya, Ma!

Baca juga:

The Latest