Tips Memilih Obat Batuk yang Ampuh untuk Anak
Jangan salah, ketahui pula dosis yang tepat untuk anak ya, Ma!
21 September 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Batuk merupakan penyakit yang paling sering dialami oleh anak-anak. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) merupakan salah satu dari penyebab batuk.
Jika sudah begini, maka obat batuk yang akan diberikan oleh dokter biasanya terdiri dari beberapa jenis, antara lain gliseril guaikolat, dekstrometorfan, ambroksol, dan bromheksin.
Batuk sendiri merupakan refleks tubuh yang bertujuan untuk mengeluarkan benda asing atau yang biasa disebut dengan lendir dari saluran pernapasan.
Meskipun batuk menjadi salah satu proses penyembuhan, namun hal tersebut pastinya akan menyiksa dan mengganggu aktivitas si Kecil.
Nah, agar mempercepat proses penyembuhan, maka dibutuhkanlah obat batuk dengan kandungan yang tepat untuk anak.
Namun, bagaimana cara memilih obat batuk anak yang ampuh dan aman untuk dikonsumsi?
Berapa dosis yang tepat untuk si Kecil? Dan apakah ada efek samping yang akan ia alami?
Untuk menjawab itu semua, berikut Popmama.com telah merangkum penjelasannya!
1. Gliseril Guaikolat
Jenis obat yang pertama yakni gliseril guaikolat yang merupakan obat batuk ekspektoran.
Obat yang satu ini bekerja dengan cara membantu mengeluarkan dahak dari saluran pernapasan, oleh karena itu obat ini diindikasikan untuk batuk berdahak.
Agar tidak salah memberikan takaran obat untuk anak, berikut dosis yang tepat sesuai usia:
- Dosis gliseril guaikolat untuk anak 2-6 tahun, yaitu 50 -100 mg per 4 jam
- Untuk anak 6-12 tahun: 100-200 mg per 4 jam
- Untuk anak 12 tahun ke atas: 200-400 mg per 4 jam
Meskipun ampuh menyembuhkan batuk si Kecil, gliseril guaikolat juga memiliki beberapa efek samping pada anak.
Efek samping gliseril guaikolat antara lain:
- Pening
- Mengantuk
- Sakit kepala
- Kulit kemerahan
- Level asam urat menurun
- Mual
- Muntah
- Nyeri perut
Editors' Pick
2. Dekstrometorfan
Jenis obat selanjutnya adalah dekstrometorfan. Sedikit berbeda dengan jenis pertama, dekstrometorfan bekerja dengan cara meningkatkan ambang rangsang refleks batuk di otak, sehingga batuk menjadi lebih jarang atau berhenti.
Obat yang satu ini digunakan untuk meredakan batuk kering yang muncul akibat infeksi tertentu, seperti flu atau sinusitis.
Tidak seperti gliseril guaikolat yang dosisnya ditakar menurut usia, dosis dekstrometorfan dihitung berdasarkan berat badan, yaitu 1 mg per kg berat badan dibagi dalam 3-4 kali pemberian dalam sehari.
Jadi, sebelum mengonsumsinya, pastikanlah berat badan si Kecil dengan benar agar Mama dapat menentukan dosis yang tepat.
Sama seperti obat lainnya, dekstrometorfan juga memiliki efek samping, yakni:
- Pusing
- Mengantuk
- Mual
- Sulit buang air besar.
- Pada dosis yang sangat besar, dekstrometorfan dapat mengganggu pernapasan