Pernahkah si Kecil mengalami rasa gatal-gatal yang amat sangat pada suatu area kulit tertentu, dan mendapati semacam terowongan di area tersebut?
Hati-hati!
Bisa jadi, terowongan tersebut adalah jalur tungau yang tengah berkembang biak di kulit anak.
Namun, bagaimana hal ini bisa terjadi?
Apa penyebabnya?
Untuk mengetahui hal-hal tersebut, berikut Popmama.com telah merangkum 6 informasi pentingnya.
1. Apa itu scabies?
momjunction.com
Scabies juga dikenal dengan nama kudis atau gudik. Scabies adalah kondisi kulit gatal karena tungau bernama sarcoptes scabiei.
Nama scabies sebenarnya berasal dari bahasa Latin ‘scabere’ yang memiliki arti menggaruk. Setelah bereproduksi di atas permukaan kulit, tungau penyebab scabies masuk ke dalam kulit untuk bertelur dan hal ini menyebabkan kulit terasa sangat gatal di area tersebut sebagai reaksi alergi.
Di malam hari, rasa gatal akan meningkat. Tungau yang sangat kecil itu bisa berada di dalam kulit sampai dua bulan.
Scabies atau kudis dianggap sebagai penyakit menular yang dapat menyebar dengan cepat melalui kontak fisik yang dekat dalam keluarga, play group anak, kelas sekolah, panti jompo, atau penjara.
2. Penyebab scabies pada anak
terminix.com
Tungau berkaki delapan adalah penyebab kudis pada anak, yang berukuran sangat kecil. Tungau betina menggali di bawah kulit dan membuat saluran bagi mereka untuk bertelur.
Setelah telur menetas, larva tungau bergerak ke permukaan kulit untuk tumbuh, lalu mereka dapat menyebar ke area kulit anak lainnya atau ke kulit orang lain.
Tungau, telur, dan kotoran mereka membuat anak merasa gatal sebagai reaksi alergi tubuh.
Bila si Kecil pernah langsung kontak fisik dan berbagi pakaian atau sprei dengan orang yang terinfeksi, maka tungau dapat menyebar ke anak sehingga ia akan mengalami penyakit ini.
Anak juga bisa mengalami reaksi kulit sementara dari kontak dengan tungau scabies pada hewan.
Bahkan, setiap spesies tungau menempel pada inang yang lebih cocok, sehingga tungau akan langsung mati jika mereka tidak hidup dengan inang yang pantas.
Editors' Pick
3. Gejala scabies pada anak
tech2.org
Ketika seorang anak menderita scabies untuk pertama kalinya, dibutuhkan waktu sekitar 4-6 minggu hingga muncul reaksi pada kulit. Gejala yang paling umum adalah:
Rasa gatal hebat terutama di malam hari
Ruam seperti jerawat
Bersisik
Kulit lecet seperti melepuh
Luka karena goresan akibat terlalu banyak digaruk
Pada tahap awal, scabies mungkin sulit dibedakan dari penyakit kulit lainnya karena kondisi ruam yang hampir mirip. Perbedaannya adalah scabies pada anak menyebabkan rasa gatal tanpa henti.
Ciri khas lain dari scabies adalah munculnya liang seperti sebuah lintasan pada kulit. Garis yang timbul biasanya berwarna putih keabu-abuan atau justru sewarna kulit.
Liang ini muncul ketika tungau betina membuat terowongan di bawah permukaan kulit. Setelah membuat liang, sang tungau betina akan meletakkan sekitar 15-20 telur di dalamnya.
4. Cara mencegah terjadinya scabies pada anak
beingtheparent.com
Cara paling ampuh untuk mencegah scabies adalah dengan menjaga diri agar tidak terpapar tungau sarcoptes scabiei, baik melalui kontak langsung dengan penderita atau secara tidak langsung.
Sedangkan bagi penderita, lakukanlah hal-hal berikut ini untuk mencegah kudis menulari orang lain:
Bersihkan semua pakaian atau barang pribadi menggunakan sabun dan air hangat. Lalu, keringkan di udara yang panas.
Bungkus dengan plastik barang yang berpotensi terkontaminasi tungau, namun tidak bisa dicuci. Lalu, letakkan di tempat yang jauh dari jangkauan. Tungau yang terdapat di barang tersebut akan mati dalam beberapa hari.
5. Pengobatan scabies oleh dokter dan perawatan di rumah
Pixabay/stux
Untuk mengobati kudis, Mama harus menghilangkannya dengan obat-obatan. Beberapa krim dan lotion berlaku dengan resep dokter.
Anak biasanya diminta untuk mengoleskan obat di sekujur tubuh, dari leher ke bawah, dan membiarkannya selama setidaknya 8 jam.
Dokter mungkin juga menyuruh semua anggota keluarga dan orang terdekat pasien lainnya untuk memakai obat, walaupun mereka tidak menunjukkan tanda tertular scabies, agar mencegah penyebaran scabies.
Si Kecil mungkin menerima krim untuk mengobati scabies dengan kombinasi:
5 persen krim permethrin, yakni krim topikal yang mengandung zat kimia untuk membunuh scabies dan telurnya. Orang dewasa, ibu hamil, dan anak berumur 2 bulan dan lebih boleh memakainya.
25 persen lotion benzyl benzoate.
10 persen salep sulfur.
Selain obat yang diresepkan oleh dokter, Mama juga harus mengubah gaya hidup di rumah agar lebih sehat lagi.
Pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat membantu si Kecil mengatasi kudisnya:
Menggunakan obat. Hal ini mungkin membantu anak mengurangi gatal.
Mendinginkan dan membasahi kulit. Mencelupkan kulit ke dalam air dingin atau kompres kulit dengan handuk basah yang dingin ke area kulit yang teriritasi mungkin mengurangi gatal.
Mengoleskan lotion penenang. Lotion calamine adalah cara baik untuk membantu anak meredakan rasa sakit dan gatal dari iritasi kulit ringan.
Minum antihistamin. Hal ini membantu meredakan gejala alergi karena kudis.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah anak.
6. Komplikasi scabies pada anak
healthline.com
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat kudis, terutama yang tidak mendapatkan penanganan secara tepat, adalah:
Infeksi bakteri
Infeksi bakteri merupakan dampak dari kudis yang terus menerus digaruk, sehingga menyebabkan luka dan memudahkan bakteri berbahaya masuk dan menyerang tubuh.
Norwegian scabies atau kudis berkrusta
Orang yang menderita kudis hanya memiliki 10-15 tungau di tubuhnya. Sedangkan pada kudis berkrusta, tungau yang ada di tubuh dapat mencapai jutaan.
Kondisi ini membuat kulit menjadi keras, bersisik, dan kudis pun menyebar ke banyak bagian tubuh lain.
Seseorang yang memiki sistem kekebalan tubuh lemah, menderita suatu penyakit parah, atau tengah dirawat di rumah sakit memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi ini.
Nah, itulah beberapa fakta mengenai scabies pada anak.
Sebelum terjadi, cegahlah penyebaran tungau penyebab scabies di rumah dengan rutin membersihkannya ya, Ma!