17 Cerita Fabel Seru untuk Dongeng Anak, Kaya Pesan Moral!

Cerita-cerita ini mengajarkan anak tentang kebaikan, keberanian, dan kecerdikan

3 September 2024

17 Cerita Fabel Seru Dongeng Anak, Kaya Pesan Moral
healthymomsmagazine.net

Mendongeng adalah salah satu cara yang menyenangkan untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada anak.

Dengan menggunakan cerita fabel, anak-anak tidak hanya terhibur oleh alur cerita yang menarik, tetapi juga dapat belajar banyak dari pesan moral yang terkandung di dalamnya.

Fabel adalah cerita pendek yang tokoh utamanya biasanya adalah hewan-hewan yang berperilaku seperti manusia. Dari tingkah laku para tokoh tersebut, anak-anak bisa memahami berbagai nilai kehidupan yang penting.

Berikut ini, Popmama.com akan merangkum tentang beberapa cerita fabel untuk dongeng anak yang kaya pesan moral.

Kumpulan Cerita Fabel Seru

1. Kisah Bebek Buruk Rupa

1. Kisah Bebek Buruk Rupa
Youtube.com/Studycle Kids

Di sebuah peternakan yang damai, induk bebek dengan bangga merawat telur-telurnya yang akan segera menetas. Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya telur-telur itu menetas, dan keluar lah anak-anak bebek yang lucu dan menggemaskan.

Namun, dari sepuluh anak bebek yang menetas, satu di antaranya terlihat berbeda. Anak bebek ini lebih besar, bulunya berwarna abu-abu, dan bentuk tubuhnya tidak sama dengan saudara-saudaranya yang lain.

Karena penampilannya yang berbeda, anak bebek ini sering diejek oleh saudara-saudaranya dan bahkan oleh hewan lain di peternakan. “Kamu jelek sekali! Lihat bulu abu-abu yang tidak menarik itu,” kata salah satu anak bebek.

Anak bebek yang buruk rupa ini merasa sangat sedih dan kesepian. Dia tidak merasa diterima di mana pun, jadi dia memutuskan untuk meninggalkan peternakan dan mencari tempat di mana dia bisa diterima.

Setelah berjalan jauh dan melewati musim dingin yang berat, anak bebek yang malang akhirnya menemukan sebuah danau yang indah. Di sana, dia melihat sekumpulan angsa cantik berenang dengan anggun.

Anak bebek itu sangat kagum dengan keindahan angsa-angsa tersebut dan ingin sekali menjadi seperti mereka. Ketika dia mendekati air dan melihat bayangannya sendiri, anak bebek itu terkejut.

Dia bukan lagi anak bebek jelek dengan bulu abu-abu, tetapi telah tumbuh menjadi angsa yang indah. Anak bebek itu akhirnya menyadari bahwa dia bukanlah bebek, tetapi angsa yang selama ini hanya belum dewasa.

Dengan penuh kegembiraan, angsa muda itu bergabung dengan kelompok angsa di danau, dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasa diterima dan bahagia.

Dari cerita ini, kita belajar bahwa penampilan bukanlah segalanya. Setiap orang memiliki keunikannya sendiri, dan kita tidak boleh menilai atau mengejek orang lain hanya karena mereka berbeda.

2. Kisah Beruang dan Lebah

2. Kisah Beruang Lebah
Youtube.com/Punya Cerita

Suatu hari, seekor beruang sedang berjalan-jalan di hutan untuk mencari makanan. Ia menemukan sebuah pohon tumbang yang di dalamnya terdapat sarang lebah penuh madu. Beruang ini sangat senang dan mulai mengendus-endus sarang itu dengan hati-hati, ingin tahu apakah ada lebah di dalamnya.

Saat beruang sedang mengendus sarang, beberapa lebah kecil datang membawa madu mereka. Melihat beruang mengusik sarang mereka, lebah-lebah itu langsung menyengat beruang dan bersembunyi kembali di sarang. Beruang menjadi sangat marah dan dengan cakarnya ia menghancurkan sarang lebah tersebut.

Namun, hal itu justru membuat seluruh kawanan lebah keluar dan menyerang beruang. Beruang pun panik dan berlari sekuat tenaga untuk menyelamatkan diri. Akhirnya, ia terjun ke sungai untuk menghindari sengatan lebah-lebah itu.

Dari cerita ini, kita bisa belajar bahwa saat sedang menghadapi masalah, lebih baik kita bersabar dan tidak langsung marah. Jika kita bertindak dengan emosi, masalah bisa menjadi lebih besar.

3. Dongeng Monyet dan Buaya

3. Dongeng Monyet Buaya
Youtube.com/Indonesian Fairy Tales

Di sebuah hutan, hiduplah seekor monyet yang bersahabat dengan seekor buaya. Setiap hari, monyet ini selalu memberi buaya apel dari pohon tempat tinggalnya. Istri buaya yang serakah akhirnya menginginkan jantung monyet untuk dimakan.

Suatu hari, buaya menawarkan monyet untuk menemaninya berenang. Monyet setuju dan naik ke punggung buaya. Saat di tengah perjalanan, buaya memberi tahu bahwa ia ingin membawa monyet kepada istrinya untuk diambil jantungnya.

Monyet yang cerdik segera berkata, "Oh, jantungku tertinggal di pohon! Kita harus kembali untuk mengambilnya."

Buaya percaya, dan mereka kembali ke pohon. Begitu sampai, monyet langsung memanjat pohon dan berkata, "Kamu pikir aku akan menyerahkan jantungku? Aku lebih pintar dari itu!"

Dari kisah ini kita belajar bahwa saat menghadapi situasi sulit, tetap tenang dan berpikir cerdas bisa membantu kita menemukan jalan keluar.

4. Kisah Dua Kambing

4. Kisah Dua Kambing
Youtube.com/kakovie bercerita

Pada suatu hari, di sebuah hutan yang indah, ada dua ekor kambing yang tinggal di sisi yang berbeda dari sebuah sungai.

Sungai itu hanya memiliki satu jembatan kecil dan sempit yang terbuat dari kayu tua. Suatu pagi, kedua kambing itu secara kebetulan tiba di jembatan yang sama, tetapi dari arah yang berlawanan.

Jembatan itu begitu sempit sehingga hanya cukup untuk dilewati satu ekor kambing pada satu waktu. Namun, kedua kambing itu tidak ada yang mau mengalah. Mereka bertemu di tengah jembatan dan mulai bertengkar.

“Kamu harus mundur dan memberiku jalan,” kata kambing pertama.

“Tidak! Kamulah yang harus mundur dan memberiku jalan,” jawab kambing kedua.

Mereka terus bertengkar dan saling dorong di tengah jembatan. Karena keras kepala dan tidak mau mengalah, jembatan itu mulai goyah.

Tiba-tiba, jembatan rapuh itu patah, dan kedua kambing itu jatuh ke sungai yang deras. Mereka berusaha berenang, tetapi arus sungai sangat kuat dan keduanya pun terseret jauh.

Cerita ini mengajarkan kita bahwa lebih baik mengalah dan bekerja sama daripada keras kepala dan bertengkar.

Jika kita selalu ingin menang sendiri, kita bisa berakhir dalam kesulitan. Kadang-kadang, mengalah bukan berarti kalah, tetapi justru bisa menyelamatkan kita dari masalah.

5. Kisah Gajah dan Semut

5. Kisah Gajah Semut
Youtube.com/Riri Cerita Anak Interaktif

Pada suatu hari yang cerah di sebuah hutan lebat, sekelompok gajah besar datang untuk mencari makan. Gajah-gajah itu sangat kuat dan besar, sehingga ketika mereka berjalan, tanah pun berguncang.

Namun, tanpa mereka sadari, langkah kaki mereka yang berat merusak rumah-rumah kecil milik para semut yang berada di tanah. Rumah-rumah semut itu hancur, dan banyak semut yang terluka.

Salah satu semut yang paling tua dan bijaksana, meski tubuhnya kecil, memberanikan diri untuk mendekati gajah yang paling besar. Dia berkata, “Tolong, Tuan Gajah, kami mohon jangan rusak rumah kami. Ini adalah tempat tinggal kami dan kami juga memiliki keluarga yang harus dilindungi.”

Namun, gajah besar itu hanya tertawa keras. “Kalian, semut-semut kecil, tidak berarti apa-apa bagiku! Aku bisa saja menginjak kalian kapan saja tanpa sadar,” kata gajah dengan angkuh.

Merasa marah dan tidak dihargai, para semut memutuskan untuk bersatu dan memberikan pelajaran kepada gajah. Mereka bekerja sama dan menyusun rencana. Ketika gajah-gajah itu tertidur di malam hari, semut-semut kecil itu mulai naik ke tubuh gajah dan menggigit mereka dengan kuat. Beberapa semut bahkan masuk ke dalam telinga gajah, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.

Gajah-gajah itu terbangun dengan panik, berusaha menyingkirkan semut-semut yang membuat mereka kesakitan. Akhirnya, mereka tidak tahan lagi dan melarikan diri dari hutan, meninggalkan rumah semut-semut dalam keadaan aman.

Dari kisah ini, kita belajar bahwa tidak boleh meremehkan orang lain hanya karena mereka terlihat kecil atau lemah. Kerja sama dan keberanian dapat mengalahkan kekuatan besar, dan setiap makhluk, sekecil apa pun, memiliki nilai dan hak untuk dihormati.

6. Kisah Kancil Cerdik dan Buaya

6. Kisah Kancil Cerdik Buaya
Youtube.com/Kisah Kancil

Suatu hari di tepi sungai yang jernih, seekor kancil yang cerdik sedang mencari makanan. Namun, untuk mencapai padang rumput yang subur di seberang sungai, dia harus menyeberangi sungai yang penuh dengan buaya yang lapar. Kancil tahu bahwa jika dia mencoba menyeberangi sungai begitu saja, dia pasti akan dimakan oleh buaya.

Tiba-tiba, kancil mendapatkan ide cerdik. Dia berjalan ke tepi sungai dan dengan suara keras memanggil para buaya. “Hai, para buaya! Aku datang membawa pesan dari raja hutan. Raja ingin memberikan hadiah kepada kalian semua, tapi aku harus menghitung jumlah kalian terlebih dahulu.”

Mendengar kabar tentang hadiah dari raja hutan, buaya-buaya itu pun merasa senang dan bersemangat. Salah satu buaya, yang merupakan pemimpin mereka, berkata, “Baiklah, Kancil.

Kami akan membantu menghitung jumlah kami. Apa yang harus kami lakukan?”

Kancil dengan tenang berkata, “Kalian semua harus berbaris dari sini hingga ke seberang sungai, dan aku akan melompati kalian satu per satu sambil menghitung.”

Buaya-buaya itu dengan cepat berbaris di sungai, membentuk jembatan hidup bagi kancil. Dengan lompatan cepat dan ringan, kancil melompati buaya satu per satu, sambil berpura-pura menghitung mereka.

Ketika dia sampai di seberang sungai, kancil segera berlari menjauh sambil tertawa, “Terima kasih, buaya-buaya bodoh! Sekarang aku bisa makan rumput yang segar tanpa khawatir dimakan oleh kalian!”

Dari cerita ini, kita belajar bahwa menggunakan kepintaran untuk menipu orang lain tidaklah benar. Meskipun kancil berhasil lolos, menipu dan memanfaatkan kepercayaan orang lain adalah tindakan yang tidak baik. Kepintaran harus digunakan untuk kebaikan, bukan untuk merugikan orang lain.

7. Kisah Kelinci Sombong dan Kura-Kura

7. Kisah Kelinci Sombong Kura-Kura
Youtube.com/Cerita Kartun Anak Anak Bahasa Indonesia

Suatu hari di hutan, ada seekor kelinci yang sangat cepat dan sombong. Dia selalu membanggakan kemampuannya berlari di hadapan hewan-hewan lain. “Tidak ada yang bisa mengalahkanku dalam lomba lari,” katanya dengan percaya diri.

Suatu hari, kelinci bertemu dengan kura-kura, hewan yang berjalan sangat lambat. Kelinci tertawa melihat kura-kura dan berkata, “Kura-kura, kamu begitu lambat! Bagaimana kamu bisa pergi ke mana-mana? Pasti butuh waktu yang lama!”

Kura-kura, yang meskipun lambat tapi bijaksana, menjawab dengan tenang, “Setiap hewan memiliki cara bergeraknya sendiri. Meskipun lambat, aku bisa mencapai tujuanku dengan sabar.”

Kelinci yang sombong merasa terganggu dengan kata-kata kura-kura dan berkata, “Kalau begitu, mari kita lomba lari! Aku yakin aku bisa mengalahkanmu dengan mudah.”

Kura-kura menerima tantangan kelinci, dan mereka sepakat untuk mengadakan lomba lari keesokan harinya. Ketika lomba dimulai, kelinci langsung berlari dengan cepat, meninggalkan kura-kura jauh di belakang.

Karena merasa sangat unggul, kelinci memutuskan untuk beristirahat sejenak di bawah pohon. “Aku pasti menang. Kura-kura itu terlalu lambat untuk mengejarku,” pikirnya sambil tertidur.

Namun, sementara kelinci tidur, kura-kura terus berjalan pelan tapi pasti. Dia tidak berhenti atau menyerah, meskipun jalannya sangat lambat. Ketika kelinci akhirnya terbangun, dia sangat terkejut melihat kura-kura sudah mendekati garis finish.

Kelinci segera berlari secepat mungkin, tetapi sudah terlambat. Kura-kura berhasil mencapai garis finish terlebih dahulu dan memenangkan lomba.

Dari cerita ini, kita belajar bahwa kesombongan dan meremehkan orang lain bisa membuat kita kalah.

Kura-kura yang sabar dan konsisten akhirnya berhasil memenangkan lomba, mengajarkan kita pentingnya rendah hati dan tidak sombong.

Editors' Pick

8. Kisah Persahabatan Singa dan Tikus

8. Kisah Persahabatan Singa Tikus
Youtube.com/Cerita Kartun Anak Anak Bahasa Indonesia

Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah seekor singa yang dikenal sebagai raja hutan. Singa ini sangat kuat dan menakutkan, sehingga tidak ada hewan lain yang berani mendekatinya. Semua hewan di hutan sangat takut pada singa.

Suatu hari, seekor tikus kecil yang penasaran memutuskan untuk mengunjungi sarang singa. Tikus ingin melihat tempat tinggal raja hutan yang megah itu. Namun, ketika tikus sedang mengendap-endap di dalam sarang, singa tiba-tiba terbangun dan menangkapnya.

Tikus yang ketakutan memohon pada singa, “Tolong lepaskan aku, Tuan Singa! Aku berjanji akan membalas kebaikanmu suatu hari nanti.”

Singa tertawa mendengar permintaan tikus yang kecil dan lemah, tetapi karena merasa kasihan, dia pun melepaskan tikus dan membiarkannya pergi. Tikus sangat berterima kasih dan berjanji akan selalu ingat kebaikan singa.

Beberapa hari kemudian, singa tertangkap dalam jebakan yang dipasang oleh pemburu. Jaring kuat itu membuat singa tidak bisa bergerak.

Singa meraung-raung meminta tolong, tapi tidak ada yang datang untuk membantunya. Namun, tikus kecil yang mendengar raungan singa segera datang.

Tanpa ragu, tikus mulai menggigit tali jaring yang mengikat singa. Meski tubuhnya kecil, tikus bekerja keras sampai akhirnya tali-tali itu putus, dan singa bisa bebas.

Singa sangat terkejut dan bersyukur atas bantuan tikus. Sejak saat itu, singa dan tikus menjadi sahabat baik, dan singa tidak pernah lagi meremehkan hewan lain hanya karena ukurannya kecil.

Cerita ini mengajarkan kita bahwa kebaikan yang kita lakukan akan kembali kepada kita suatu hari nanti. Meskipun seseorang terlihat lemah, mereka juga bisa memberikan bantuan besar saat kita membutuhkan.

9. Semut dan Belalang

9. Semut Belalang
Youtube.com/Studycle Kids

Pada suatu hari yang cerah, belalang sedang duduk-duduk santai di bawah pohon, menikmati sinar matahari yang hangat. Sementara itu, di dekatnya, sekumpulan semut tampak sibuk mengangkut biji-biji jagung ke dalam sarangnya.

Semut-semut itu bekerja keras sepanjang hari untuk mengumpulkan makanan, karena mereka tahu bahwa musim dingin akan segera tiba.

Belalang melihat semut-semut yang bekerja keras dan berkata, “Hai semut! Kenapa kalian tidak bersantai seperti aku? Nikmati saja hari yang indah ini.”

Salah satu semut berhenti sejenak dan menjawab, “Belalang, kami sedang mengumpulkan makanan untuk musim dingin. Saat musim dingin tiba, makanan akan sulit ditemukan, jadi kami harus bersiap-siap sekarang.”

Belalang hanya tertawa, “Musim dingin masih jauh! Aku ingin bersenang-senang sekarang. Kalian terlalu khawatir!”

Waktu pun berlalu, dan musim dingin akhirnya tiba. Salju turun, udara menjadi sangat dingin, dan makanan di hutan menjadi sangat langka. Belalang yang dulu bersantai kini kesulitan mencari makanan. Dia kelaparan dan kedinginan, tidak tahu harus bagaimana untuk bertahan hidup.

Di sisi lain, semut-semut yang rajin bekerja kini berada di dalam sarangnya yang hangat, menikmati persediaan makanan yang mereka kumpulkan selama musim panas.

Mereka bisa makan dengan kenyang dan bertahan di musim dingin dengan nyaman.

Dari kisah ini, kita bisa belajar bahwa bekerja keras dan mempersiapkan diri dengan baik akan membawa hasil yang baik. Sebaliknya, malas dan mengabaikan nasihat bijak bisa membuat kita kesulitan di kemudian hari.

10. Si Kancil Mencuri Ketimun

10. Si Kancil Mencuri Ketimun
Youtube.com/Riri Cerita Anak Interaktif

Pada suatu hari yang panas, musim kemarau melanda hutan. Semua makanan di hutan habis, dan Kancil mulai merasa lapar. Ia berjalan keluar dari hutan untuk mencari makanan, karena tidak ingin kelaparan.

Saat sedang mencari-cari, tiba-tiba Kancil melihat ladang timun yang sangat besar dan penuh dengan timun yang segar.

Si Kancil yang lapar merasa senang sekali dan berpikir untuk mencuri timun-timun itu. Tanpa pikir panjang, ia mulai memakan timun-timun tersebut. Hari demi hari, Kancil semakin sering datang ke ladang itu dan mencuri timun milik Pak Petani.

Namun, Pak Petani akhirnya menyadari bahwa timun-timunnya sering hilang. Ia menjadi marah dan berusaha mencari cara untuk menghentikan Kancil.

Pak Petani pun membuat orang-orangan sawah dari kayu dan batok kelapa, lalu menaruhnya di ladang untuk menakut-nakuti Kancil.

Keesokan harinya, Kancil kembali ke ladang timun. Namun, kali ini ia melihat ada sosok yang berdiri di ladang.

Si Kancil merasa takut dan berpikir bahwa ada orang yang menjaga ladang itu. Ia bersembunyi dan menunggu hingga orang itu pergi, tapi orang tersebut tidak bergerak sama sekali.

Akhirnya, Kancil menyerah dan pulang dengan perut kosong, karena ia tidak bisa mencuri timun lagi.

Dari cerita ini, kita bisa belajar bahwa mencuri adalah perbuatan yang salah. Perbuatan buruk seperti mencuri tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga bisa membuat kita kesulitan di kemudian hari.

11. Kisah Kura-Kura dan Sepasang Itik

11. Kisah Kura-Kura Sepasang Itik
agoz.lk

Di sebuah hutan, hiduplah seekor kura-kura yang sering malas dan lebih suka tinggal di rumahnya.

Suatu hari, dewa Jupiter mengadakan pesta pernikahan besar dan mengundang semua binatang, termasuk kura-kura. Namun, karena malas, kura-kura tidak datang. Akibatnya, ia dihukum oleh dewa Jupiter.

Setelah bertahun-tahun, kura-kura mulai merasa ingin melihat dunia luar dan menghadiri pesta-pesta. Namun, karena ia berjalan sangat lambat dan selalu membawa rumahnya di punggung, ia tidak bisa pergi jauh.

Suatu hari, kura-kura bertemu dengan sepasang itik. Ia bercerita kepada mereka tentang keinginannya melihat dunia.

Itik kemudian berkata, "Kami bisa membantumu terbang tinggi ke langit agar kamu bisa melihat seluruh daratan. Tapi, kamu harus berpegangan erat pada kayu ini dengan gigimu dan jangan bicara."

Kura-kura setuju, dan ia menggigit kayu itu dengan kuat. Itik-itik itu kemudian terbang tinggi, membawa kura-kura bersama mereka. Kura-kura sangat kagum melihat pemandangan indah dari atas.

Namun, saat sedang terbang, seekor burung gagak lewat dan memuji kura-kura, "Kamu pasti Raja dari semua kura-kura!"

Kura-kura merasa bangga dan ingin menjawab, "Tentu saja!" Tetapi begitu ia membuka mulut untuk berbicara, ia kehilangan pegangan pada kayu dan jatuh dari langit.

Dari cerita ini, kita belajar bahwa malas dan sombong adalah sifat yang buruk. Karena kesombongannya, kura-kura lupa dengan pesan itik dan akhirnya celaka. Kita harus tetap rendah hati dan tidak mudah terpengaruh oleh pujian yang berlebihan.

12. Kisah Tupai yang Sombong

12. Kisah Tupai Sombong
Popmama.com/Aristika Medinasari

Di hutan yang damai, hiduplah seekor tupai yang sangat sombong. Ia sering mengejek binatang lain karena merasa dirinya paling hebat. Suatu hari, kancil dan kura-kura sedang bermain bola. Namun, bola mereka tersangkut di atas pohon.

Tupai melihat kejadian itu dan berkata dengan sombong, "Hahaha, kasihan sekali kalian, tidak bisa mengambil bola!" Dengan cepat, tupai memanjat pohon dan mengambil bola itu.

Tapi, ketika kura-kura meminta bola tersebut, tupai malah mengejeknya dan tidak mau mengembalikan bola itu.

Kancil dan kura-kura pun memutuskan untuk pulang, membiarkan tupai bermain sendiri. Mereka berteriak kepada tupai bahwa bola itu boleh diambil olehnya.

Mendengar hal itu, tupai terkejut dan kehilangan konsentrasi, sehingga ia tergelincir dari pohon dan jatuh ke dalam kubangan lumpur.

Melihat tupai yang basah dan kotor, kancil dan kura-kura tertawa. Sementara itu, tupai merasa malu dan menyesali kesombongannya.

Dari cerita ini, kita belajar bahwa kesombongan hanya akan membuat kita dijauhi oleh teman-teman. Tidak ada yang suka dengan orang yang sombong. Kita harus bersikap ramah dan rendah hati kepada semua orang.

13. Kisah Rubah dan Gagak

13. Kisah Rubah Gagak
Youtube.com/El Beads Craft

Pada suatu hari, ada seekor rubah yang sedang lapar dan mencari makanan. Saat berjalan di hutan, ia melihat seekor gagak terbang dengan sepotong daging di paruhnya. Gagak kemudian hinggap di dahan pohon.

Rubah yang licik berpikir untuk mendapatkan daging itu. Ia pun menghampiri pohon dan mulai memuji gagak. "Wah, kamu terlihat sangat cantik hari ini, Gagak! Suaramu pasti lebih merdu daripada burung lain di hutan ini. Bisakah aku mendengar satu lagu darimu?"

Gagak yang merasa tersanjung oleh pujian rubah, langsung membuka paruhnya untuk bernyanyi. Tapi, begitu ia membuka paruh, daging yang dibawanya jatuh ke tanah. Rubah dengan cepat mengambil daging itu dan berlari pergi.

Gagak hanya bisa menyesali kebodohannya karena tertipu oleh pujian rubah. Dari cerita ini, kita belajar bahwa kita harus selalu berhati-hati dan tidak mudah terpengaruh oleh pujian yang tidak tulus. Pujian yang berlebihan sering kali bisa menjadi jebakan.

Cerita-cerita ini mengajarkan nilai-nilai penting kepada anak-anak, seperti kejujuran, rendah hati, dan kewaspadaan, yang sangat penting untuk dipahami sejak dini.

14. Kisah Gajah dan Teman-Temannya

14. Kisah Gajah Teman-Temannya
Youtube.com/Maudy Putri Alamanda

Di dalam hutan, ada seekor gajah yang merasa kesepian karena hewan-hewan lain tidak mau bermain dengannya.

Mereka merasa gajah terlalu besar untuk bermain bersama mereka. Suatu hari, seekor harimau besar datang dan menakuti semua hewan di hutan.

Gajah yang pemberani segera menghadapi harimau itu dan menendangnya hingga pergi. Semua hewan di hutan sangat bersyukur dan mulai berteman dengan gajah.

Dari kisah ini kita bisa belajar bahwa keberanian dan ketulusan bisa membuat kita mendapatkan banyak teman dan membawa kebahagiaan. Jangan menilai seseorang dari penampilannya, tapi dari hatinya.

15. Kisah Tiga Babi Kecil

15. Kisah Tiga Babi Kecil
Youtube.com/Buddy Son Storytime

Di sebuah hutan yang damai, tinggal sebuah keluarga babi yang bahagia. Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, dan tiga babi kecil: Babi Kecil Pertama, Babi Kecil Kedua, dan Babi Kecil Ketiga.

Suatu hari, ibu babi memanggil ketiga anaknya. Ia memberi tahu mereka bahwa saatnya untuk mulai hidup mandiri. "Kalian harus membangun rumah sendiri," kata ibu babi. "Dan ingat, hati-hati dengan Serigala yang bisa datang kapan saja."

Ketiga babi kecil pun mulai mencari bahan untuk membangun rumah. Babi Kecil Pertama memilih jerami karena jerami mudah ditemukan dan cepat dibangun. Babi Kecil Kedua memilih ranting pohon karena juga mudah didapat dan cepat dibangun.

Sementara itu, Babi Kecil Ketiga memilih batu bata. Ia tahu bahwa membangun rumah dari batu bata memerlukan waktu dan usaha, tetapi ia yakin rumahnya akan sangat kuat.

Babi Kecil Pertama dan Babi Kecil Kedua menertawakan Babi Kecil Ketiga. Mereka menganggap Babi Kecil Ketiga terlalu berlebihan dan menganggap rumah dari batu bata terlalu rumit.

Beberapa waktu kemudian, hutan dikejutkan oleh kedatangan Serigala yang lapar. Serigala itu mulai mencari mangsa, dan sayangnya, ia pertama kali menuju rumah Babi Kecil Pertama.

Serigala meniup rumah jerami Babi Kecil Pertama dan rumah itu hancur. Babi Kecil Pertama segera lari menuju rumah Babi Kecil Kedua.

Serigala lalu tiba di rumah Babi Kecil Kedua dan juga meniup rumah kayu itu. Rumah kayu itu pun hancur. Kedua babi kecil ketakutan dan berlari ke rumah Babi Kecil Ketiga.

Ketika Serigala sampai di rumah batu bata Babi Kecil Ketiga, ia mencoba meniup rumah itu, tetapi rumah batu bata sangat kuat dan tidak bisa hancur. Serigala kelelahan dan akhirnya pergi karena tidak bisa menembus rumah batu bata yang kuat.

Setelah Serigala pergi, Babi Kecil Pertama dan Babi Kecil Kedua merasa sangat menyesal. Mereka menyadari betapa pentingnya kerja keras dan ketelitian dalam membangun rumah. Mereka meminta maaf kepada Babi Kecil Ketiga dan berjanji untuk bekerja lebih keras di masa depan.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa kalau bekerja keras dan melakukan sesuatu dengan baik, kita akan lebih siap menghadapi masalah dan bahaya. Mengabaikan pentingnya usaha dan hanya memilih cara yang mudah dapat menyebabkan kesulitan di kemudian hari.

16. Lumba-Lumba dan Monyet

16. Lumba-Lumba Monyet
Youtube.com/Ksatriaputri Clan

Pada suatu hari, seekor monyet terjebak dalam badai di lautan. Untungnya, seekor lumba-lumba datang dan menyelamatkannya.

Lumba-lumba membawa monyet ke sebuah pulau untuk berlindung. Di pulau itu, lumba-lumba bertanya, "Apakah kamu tahu tempat ini?"

Monyet yang sombong berkata, "Tentu saja! Aku adalah pangeran dari pulau ini!" Lumba-lumba tahu bahwa monyet itu berbohong, jadi ia meninggalkan monyet sendirian di pulau itu dan berenang pergi.

Cerita ini memberikan kita pelajaran bahwa berbohong adalah hal yang tidak baik. Selalu bersikap jujur atau mengatakan yang sebenarnya, karena kebohongan bisa membuat kita dalam masalah.

17. Kisah Singa dan Kelinci

17. Kisah Singa Kelinci
Youtube.com/Indonesian Fairy Tales

Di sebuah hutan, hiduplah seekor singa yang sangat menakutkan. Singa ini sangat rakus dan suka memakan binatang-binatang di hutan.

Para hewan pun berkumpul dan membuat keputusan untuk menawarkan satu hewan setiap hari untuk dimakan oleh singa, agar yang lainnya selamat.

Ketika tiba giliran kelinci, keluarga kelinci memutuskan untuk mengirim kelinci tua yang bijaksana. Kelinci tua itu pergi menemui singa dengan penuh ketenangan.

Singa marah dan ingin memakan kelinci, tapi kelinci bijaksana menjelaskan bahwa dia tidak datang sendirian.

Kelinci bercerita bahwa ada singa lain yang datang dan memakan semua kelinci, termasuk kelinci-kelinci yang lain.

Singa yang marah dan penasaran meminta kelinci bijaksana untuk menunjukkan di mana singa jahat itu berada. Kelinci membawa singa ke sebuah sumur yang penuh air dan menunjukkan bayangan singa di dalam air.

Singa melihat bayangannya sendiri dan berpikir itu adalah singa jahat. Singa marah dan melompat ke dalam sumur untuk menyerang bayangannya, tetapi akhirnya dia malah jatuh dan tenggelam di dalam air.

Dengan cara ini, kelinci bijaksana berhasil menyelamatkan diri dan seluruh hewan di hutan dari singa yang serakah.

Fabel ini mengajarkan kita bahwa dengan berpikir cerdas dan bijaksana, kita bisa mengatasi masalah yang tampaknya tidak bisa dipecahkan, bahkan jika kita menghadapi musuh yang lebih kuat.

Nah, itu tadi beberapa cerita fabel untuk dongeng anak yang kaya akan pesan moral. Semoga melalui cerita-cerita di atas, anak-anak bisa mengambil nilai-nilai yang baik untuk kehidupannya nanti.

Baca juga:

The Latest