17 Contoh Dongeng Singkat yang Mendidik, Kaya Pesan Moral untuk Anak

Langsung ceritakan dongeng ini ke anak yuk, Ma!

2 September 2024

17 Contoh Dongeng Singkat Mendidik, Kaya Pesan Moral Anak
Unsplash/gpointstudio

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama yang berasal dari masa lampau dengan kisah-kisah yang cenderung fantastis atau luar biasa.

Dengan membacakan dongeng, Mama tidak hanya melatih kemampuan mendengar anak, tetapi juga membantu mereka memperkaya kosa kata.

Ditambah lagi, dongeng ini sering kali memiliki cerita yang menarik dan sarat dengan pesan moral serta nilai-nilai positif yang dapat Mama sampaikan kepada anak.

Mama bisa mulai dengan dongeng-dongeng singkat agar anak lebih mudah paham dan tidak merasa bosan.

Berikut ini, Popmama.com telah merangkum beberapa contoh dongeng singkat yang mendidik dan kaya pesan moral untuk anak. Yuk, simak bareng-bareng, Ma!

1. Cerita Bangau dan Kepiting Merah

1. Cerita Bangau Kepiting Merah
Youtube.com/Indonesian Fairy Tales

Di sebuah hutan yang tenang, hiduplah seekor bangau tua. Setiap hari, ia datang ke kolam untuk menangkap ikan, yang menjadi makanannya.

Seiring waktu, bangau menjadi semakin tua dan lambat, hingga ia tidak lagi mampu menangkap ikan seperti dulu. "Aduh, kenapa semakin sulit saja menangkap ikan? Perutku semakin lapar," keluh bangau.

Bangau merasa kelaparan dan memutar otak untuk mencari cara agar bisa makan tanpa perlu menangkap ikan. "Aku harus menemukan cara lain. Ah, aku tahu apa yang harus kulakukan!" pikir bangau dengan licik.

Ia kemudian berpura-pura sedih dan memberitahu para ikan, "Aku mendengar kabar buruk bahwa kolam kita akan segera diisi lumut, dan kalian semua akan mati. Tapi jangan khawatir, aku tahu kolam baru yang aman."

Para ikan panik dan mencari cara untuk menyelamatkan diri. Bangau dengan senyum di wajahnya menawarkan bantuan untuk membawa mereka ke kolam baru yang aman. "Aku akan membawamu satu per satu ke kolam baru itu. Jangan khawatir, kalian akan aman bersamaku," kata bangau.

Hari demi hari, bangau membawa ikan-ikan ke sebuah bukit, tetapi bukan untuk dipindahkan ke kolam baru, melainkan untuk dimakan.

Namun, suatu hari, seekor kepiting meminta bangau untuk membawanya juga. "Bangau, bisakah kau membawaku ke kolam baru? Aku tidak ingin tertinggal di sini," pinta kepiting.

Bangau berpikir ini kesempatan untuk mencoba makanan baru, dan setuju. "Tentu saja, Kepiting. Naiklah ke punggungku, aku akan membawamu ke sana," kata bangau dengan nada manis.

Dalam perjalanan, kepiting yang curiga mulai bertanya-tanya. "Bangau, sudah berapa lama kita terbang? Mengapa belum sampai juga?" tanya kepiting.

Saat bangau mengungkapkan niat jahatnya, "Kau bodoh, tidak ada kolam lain di sekitar sini. Aku hanya ingin memakanmu seperti aku memakan ikan-ikan itu," kepiting marah dan dengan cepat mencekik leher bangau dengan capitnya yang kuat.

Bangau menjerit kesakitan, "Sakit! Ampun, lepaskan aku!" sebelum akhirnya jatuh dan kehilangan nyawanya. Kepiting kembali ke kolam dan menceritakan kejadian tersebut kepada semua penghuni kolam yang tersisa.

Mereka bersyukur atas kecerdikan kepiting yang telah menyelamatkan mereka dari bahaya. Sejak saat itu, kolam menjadi tempat yang damai tanpa gangguan bangau yang serakah.

Pesan moral dari kisah ini adalah untuk tidak serakah dan jahat kepada sesama makhluk hidup, karena keserakahan dan kebohongan akan berakhir buruk bagi pelakunya.

2. Asal Muasal Danau Toba

2. Asal Muasal Danau Toba
Youtube.com/Dongeng kita

Di sebuah desa, hiduplah seorang petani rajin. Suatu pagi, ia pergi memancing, namun tidak berhasil mendapatkan ikan. Saat ia mulai putus asa, tiba-tiba kailnya bergoyang, dan ia menangkap seekor ikan besar.

Ikan itu berbicara, memohon untuk tidak dimakan, dan berubah menjadi gadis cantik bernama Putri. Putri berjanji akan menjadi istri petani jika ia diselamatkan, dan petani setuju.

Mereka menikah dan memiliki seorang anak laki-laki bernama Putra. Suatu hari, saat mengantarkan makanan untuk ayahnya, Putra merasa lapar dan memakan bekal tersebut.

Ayahnya, marah karena keterlambatan Putra, memaki anaknya dengan sebutan "anak ikan", tanpa menyadari itu adalah kata pantangan.

Akibatnya, Putra dan ibunya lenyap, dan air menyembur dari bekas injakan kaki mereka, membanjiri desa dan sekitarnya, membentuk Danau Toba dan Pulau Samosir.

Pesan moral dari cerita ini adalah setiap sumpah atau janji harus ditepati agar kita dapat menjaga amanah dan dapat dipercaya oleh orang lain.

3. Cerita Dongeng Rumah Kura-Kura

3. Cerita Dongeng Rumah Kura-Kura
Popmama.com/Aristika Medinasari

Kura-kura sering merasa sedih karena rumahnya yang terletak di pinggir sungai selalu rusak setiap musim hujan. Setiap kali hujan deras, rumah Kura-kura hancur dan ia harus mencari tempat tinggal baru.

Monyet yang bijaksana melihat kesulitan Kura-kura dan memberikan saran agar Kura-kura membuat rumah yang bisa dibawa-bawa. Dengan bantuan Monyet, Kura-kura membuat rumah kecil yang menempel di punggungnya.

Sejak saat itu, Kura-kura merasa aman dan nyaman karena rumahnya selalu bisa dibawa kemanapun ia pergi, tanpa takut rusak saat hujan. Kura-kura merasa bersyukur atas solusi yang ditemukan bersama Monyet.

Pesan moral dari cerita ini adalah pantang menyerah dan terus berusaha akan membawa hasil yang diinginkan. Ide kreatif dan kerja keras dapat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

4. Timun Mas dan Raksasa

4. Timun Mas Raksasa
Youtube.com/Kejarcita

Di sebuah desa, Mbok Srini, seorang janda, menemukan raksasa besar di hutan. Raksasa itu meminta anak manusia untuk dimakan.

Mbok Srini menerima biji mentimun ajaib dari raksasa, menanamnya, dan mendapatkan anak perempuan bernama Timun Mas.

Timun Mas tumbuh besar dan raksasa datang lagi untuk menagih janji. Mbok Srini takut dan meminta Timun Mas menemui seorang petapa. Petapa memberi Timun Mas empat bungkusan: biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.

Saat raksasa mengejar, Timun Mas melemparkan isi bungkusan. Biji mentimun berubah jadi ladang timun, jarum jadi bambu tajam, garam jadi lautan, dan terasi jadi danau lumpur. Raksasa jatuh ke danau lumpur dan mati.

Timun Mas dan Mbok Srini hidup bahagia setelah itu. Pesannya adalah orang yang berniat jahat akan mendapat balasan buruk, dan dengan usaha serta doa, kita bisa mengatasi masalah.

5. Cerita Dongeng Dua Katak

5. Cerita Dongeng Dua Katak
Youtube.com/Athar kids Family

Ketika musim kemarau mulai tiba, sekelompok katak memutuskan untuk bermigrasi mencari tempat yang lebih aman dan lembap.

Namun, dua katak merasa yakin bahwa mereka tidak perlu ikut pergi karena mereka bisa bersembunyi di sumur yang airnya tidak pernah kering. Mereka berpikir bahwa sumur tersebut adalah tempat yang aman dan nyaman untuk berlindung dari kemarau.

Saat semua katak lainnya pergi untuk mencari tempat baru, kedua katak tersebut tetap tinggal di sumur. Namun, seiring berjalannya waktu, air di sumur mulai mengering.

Kedua katak itu akhirnya terjebak tanpa bisa keluar karena sumur yang semakin kering. Mereka menyesali keputusan mereka yang tidak mengikuti migrasi dan tidak mendengarkan nasihat dari katak-katak lain.

Pesan moral dari cerita ini adalah jangan terlalu yakin dengan pendapat sendiri tanpa mempertimbangkan nasihat dari orang lain yang mungkin lebih berpengalaman. Kadang-kadang, keputusan yang tampaknya benar belum tentu yang terbaik.

6. Legenda Roro Jonggrang

6. Legenda Roro Jonggrang
Youtube.com/Riri Cerita Anak Interaktif

Pada zaman dahulu, ada kerajaan bernama Prambanan. Kerajaan ini damai sampai suatu hari diserang oleh kerajaan Pengging.

Raja Pengging, Bandung Bondowoso, sangat kuat dan memiliki pasukan jin. Setelah mengalahkan Prambanan, Bandung Bondowoso jatuh cinta pada Roro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik.

"Roro Jonggrang, maukah kau jadi istriku?" tanya Bandung Bondowoso.

Roro Jonggrang bingung. Dia tidak ingin menikah, tapi tidak bisa menolak. Dia berkata, "Aku mau, tapi kau harus membangun seribu candi dalam semalam."

Bandung Bondowoso menerima tantangan itu. Dia memanggil para jin untuk membangun candi. Dalam waktu singkat, candi-candi hampir selesai.

Roro Jonggrang takut Bandung Bondowoso berhasil. Dia meminta dayang-dayangnya membakar jerami dan membuat suara keras seperti fajar.

Para jin mengira sudah pagi dan berhenti bekerja. Ketika Bandung Bondowoso melihat candi yang hanya 999, dia sangat marah.

Roro Jonggrang berubah menjadi patung batu sebagai hukuman. Candi-candi itu masih ada di Prambanan, dan patung Roro Jonggrang masih berdiri di sana.

Pesannya adalah kita harus jujur dan tidak boleh ingkar janji, karena perbuatan berbohong dan ingkar janji itu akan berakhir buruk.

7. Cerita Dongeng Ulat dan Kupu-kupu

7. Cerita Dongeng Ulat Kupu-kupu
Youtube.com/Papa’s Stories

Seekor ulat merasa sedih karena tubuhnya yang jelek dan ia tidak bisa terbang seperti burung. Ulat merasa iri melihat kupu-kupu yang terbang indah dan berwarna-warni.

Kancil, sahabatnya, melihat kesedihan ulat dan membawanya ke tepi sungai, di mana ulat diperkenalkan dengan segerombolan kupu-kupu yang indah.

Kancil memberi tahu ulat bahwa suatu hari nanti ia juga akan berubah menjadi kupu-kupu yang cantik.

Ulat merasa lebih baik setelah mendengar perkataan Kancil dan mulai menunggu hari ketika ia bisa berubah menjadi makhluk yang indah seperti kupu-kupu.

Pesan moral dari cerita ini adalah jangan pernah meremehkan dirimu sendiri. Setiap makhluk memiliki keindahan dan keistimewaannya masing-masing yang akan muncul pada waktunya, dan kita semua memiliki potensi untuk berkembang menjadi lebih baik.

Editors' Pick

8. Cerita Dongeng Kambing Sayang Ibu

8. Cerita Dongeng Kambing Sayang Ibu
Youtube.com/Kids Planet Indonesian

Kambing kecil merasa sedih dan khawatir karena ibunya belum pulang sejak pagi. Kancil yang bijak melihat kesedihan Kambing dan menghiburnya dengan ajakan bermain.

Kambing merasa sedikit terhibur saat bermain bersama Kancil, meskipun rasa khawatirnya tetap ada. Ketika ibunya akhirnya pulang dari perjalanan jauh mencari air di danau, Kambing merasa lega dan bahagia.

Kambing menyadari betapa besar kasih sayang ibunya yang telah berusaha keras untuk mencari air demi kebutuhannya. Ia berjanji untuk menjadi anak yang rajin dan tidak malas lagi, menghargai usaha ibunya yang telah berjuang untuknya.

Pesan moral dari cerita ini adalah jadilah anak yang rajin dan jangan malas. Rasa malas hanya akan membawa kerugian dan kesulitan bagi diri sendiri, sementara usaha dan ketulusan akan mendatangkan kebaikan.

9. Dongeng Panen Pisang

9. Dongeng Panen Pisang
Youtube.com/Riri Cerita Anak Interaktif

Suatu hari, Kura-kura dan Monyet memutuskan untuk menanam pisang. Kura-kura membawa anak pohon pisang, sedangkan Monyet membawa jantung pisang, dengan keyakinan bahwa jantung pisang akan lebih cepat berbuah.

Namun, berbeda dengan harapan Monyet, anak pohon pisang yang dibawa Kura-kura tumbuh subur, sementara jantung pisang milik Monyet tidak tumbuh sama sekali.

Ketika waktu panen tiba, Monyet yang serakah berusaha mencuri semua pisang milik Kura-kura. Namun, Kura-kura sudah siap dengan karung yang telah berlubang, sehingga Monyet tidak mendapatkan pisang sama sekali. Monyet menyesali tindakannya yang serakah dan tidak sabar.

Pesan moral dari cerita ini adalah serakah tidak akan membawa kebahagiaan. Ketulusan dan kesabaran dalam bertindak akan memberikan hasil yang lebih baik daripada sifat serakah.

10. Dongeng Cucing Pindah Rumah

10. Dongeng Cucing Pindah Rumah
Youtube.com/cerita kita

Ada seekor kucing bernama Cucing yang sedang menggigit tengkuk anaknya satu-satu. Ia pindah dari tempat tinggal sebelumnya.

Selang beberapa hari, Cucing memindahkan anaknya lagi ke tempat lainnya. Burung Pipit pun turut tersenyum melihat kelakuan Cucing. ”Ngapain sih kucing kurang kerjaan itu, sering banget memindahkan anak-anaknya,” ejek Burung Pipit.

”Selamat pagi, binatang kurang kerjaan,” kata Burung Pipit. Cucing pun menjawab, ”Siapa yang kau maksud wahai Burung Pipit?”

”Kamu,” ucap Burung Pipit tersenyum mengejeknya.

"Kenapa bilang aku nggak ada kerjaan?"

"Karena kamu terus-terusan memindahkan anak-anakmu. Bukankah itu sia-sia?"

"Kalau kamu tidak paham, lebih baik jangan berbicara," sahut Cucing dengan tenang.

Suatu hari, Burung Pipit mengalami musibah. Anak-anaknya hilang dimangsa ular karena sarangnya mudah ditemukan.

Ketika Cucing mengetahui hal ini, ia berkata kepada Burung Pipit, "Inilah alasan aku selalu memindahkan anak-anakku, agar mereka aman dari bahaya."

Dari kisah ini, kita bisa belajar bahwa sebelum menilai tindakan orang lain, ada baiknya memahami alasan di baliknya. Setiap tindakan bisa jadi memiliki tujuan yang tidak kita ketahui.

11. Cerita Dongeng Buaya Sakit Gigi

11. Cerita Dongeng Buaya Sakit Gigi
Youtube.com/Les' Copaque Production

Di tepi sungai yang tenang, seekor buaya besar merintih kesakitan sambil menggeliat-geliat. Suara rintihan buaya tersebut didengar oleh Kancil yang sedang bermain dengan Kelinci di sekitarnya.

Kelinci merasa takut dan khawatir karena buaya terkenal suka memangsa hewan-hewan lain.

"Buaya itu jahat. Ia suka memangsa hewan lain, Kancil," ucap Kelinci dengan nada khawatir.

"Namun, ia terlihat kesakitan. Aku merasa kasihan dan ingin menolongnya," kata Kancil dengan penuh tekad.

Kelinci merasa ragu tetapi akhirnya mengikuti Kancil dari jauh. Kancil mendekati Buaya dan bertanya, "Hai, Buaya. Kenapa kamu merintih terus? Apakah kamu sakit?"

Buaya menjawab dengan suara lemah, "Ya, Kancil, aku mengalami sakit gigi. Rasanya sangat tidak nyaman dan aku tidak bisa mengunyah makanan."

Kancil merasa iba. "Sejak kapan kamu merasakan sakit gigi ini?"

"Dari tadi malam. Aku sangat lapar karena tidak bisa makan," jawab Buaya.

"Apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu?" tanya Kancil.

Kelinci yang masih berdiri jauh merasa khawatir dan berbisik kepada Kancil, "Siapa tahu Buaya sedang berusaha menjebak kita."

"Tenang saja, Kelinci. Aku akan berhati-hati," jawab Kancil.

Kancil mendekati Buaya dengan cermat dan berkata, "Aku akan menolongmu, tetapi aku harus mencari obat untuk gigimu di dekat pohon sana."

Kancil kemudian mengambil dahan kayu kecil yang kuat. "Bukalah mulutmu, Buaya," perintah Kancil.

Buaya membuka mulutnya dengan lebar, dan Kancil cepat-cepat meletakkan dahan kayu di mulut Buaya sehingga Buaya tidak bisa menutupnya.

Dengan dahan kayu itu, Buaya kesulitan untuk menutup mulut dan Kancil segera melarikan diri.

Buaya sangat marah karena tidak bisa menerkam Kancil. Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa tindakan culas dan kebohongan akan membawa akibat yang merugikan bagi pelakunya.

12. Hewan Nokturnal

12. Hewan Nokturnal
Youtube.com/JunyTony - Songs and Stories

Malam hari di hutan, Kancil tidak bisa tidur dan memutuskan untuk berjalan-jalan. Di sepanjang perjalanan, ia bertemu dengan Gagak yang juga tidak bisa tidur. Mereka berdua memutuskan untuk menjelajahi hutan di malam hari.

Saat mereka berjalan, mereka bertemu dengan Kelelawar yang sedang mengunyah buah apel. "Kalian mau ke mana? Kenapa tidak tidur?" tanya Kelelawar.

"Kami berdua tidak bisa tidur dan ingin melihat suasana malam di hutan," jawab Kancil.

Kelelawar menyambut mereka dan berkata, "Di sini, kalian akan melihat banyak hewan nokturnal. Ayo, bergabunglah dengan kami. Nanti akan muncul Burung Hantu, Tarsius, Musang, dan hewan malam lainnya."

Kancil dan Gagak mengikuti Kelelawar dan melihat berbagai hewan malam yang aktif di malam hari. Mereka bermain dan bernyanyi bersama hewan-hewan nokturnal tersebut.

Namun, setelah beberapa saat, Kancil dan Gagak merasa mengantuk dan tidak bisa mengikuti aktivitas malam. Mereka pun pamit dan kembali ke rumah untuk beristirahat.

Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa setiap makhluk hidup memiliki kebiasaan dan kekuatan masing-masing, dan penting untuk menghargai rutinitas kita sendiri.

13. Mencari Sarang Semut

13. Mencari Sarang Semut
Youtube.com/Studycle Kids

Pagi itu, Semut tampak sangat bingung dan cemas. Sarangnya dan telur-telurnya telah hilang. Ia berjalan ke sana kemari, bertanya-tanya siapa yang mungkin telah mengambilnya.

Kancil yang kebetulan lewat mendekati Semut dan bertanya, "Ada apa, Semut? Apa yang kamu cari?"

Semut menjawab dengan sedih, "Telur-telurku dan sarangnya hilang. Aku tidak tahu siapa yang mengambilnya. Mungkin manusia yang melakukannya."

Kancil merasa bingung dan berpikir, "Tidak mungkin manusia yang mengambilnya. Lagipula, tidak ada manusia di hutan ini."

"Sejak pagi tadi aku mencari makan dan tidak melihat manusia seorang pun," kata Kancil.

Semut merasa putus asa. "Jadi, siapa yang mengambil sarang dan telur-telurku?"

Kancil kemudian berkata, "Tunggulah di sini. Aku akan membantumu mencarinya."

Saat Kancil mencari, ia menyanyikan lagu, "Hai, di mana sarang Semut? Semut sedih mencari sarangnya. Dia kehilangan telur-telurnya." Tiba-tiba, Beruang muncul dengan sarang semut di tangannya.

"Apa yang kamu pegang itu, Beruang?" tanya Kancil.

"Ini sarang semut. Aku kira ini sarang lebah dan mau mengambil madunya. Tapi ternyata ini sarang semut. Aku berniat mengembalikannya, tetapi aku takut Semut akan marah," jawab Beruang.

Kancil menjelaskan kepada Beruang, "Semut pasti akan senang jika kamu mengembalikan sarangnya. Dia hanya khawatir dan bingung. Yang penting adalah niat baikmu untuk mengembalikan apa yang telah kamu ambil."

Beruang pun mengembalikan sarang semut beserta telur-telurnya. Semut sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Beruang dan Kancil.

Pesan moral dari cerita ini adalah selalu ada jalan untuk memperbaiki kesalahan dan menunjukkan niat baik. Mengembalikan sesuatu yang telah hilang dan meminta maaf atas kesalahan kita adalah tindakan yang bijaksana dan akan dihargai oleh orang lain.

14. Cerita Dongeng Keong Mas

14. Cerita Dongeng Keong Mas
Youtube.com/Riri Cerita Anak Interaktif

Pada zaman dahulu, Raja Kertamarta memiliki dua putri, Galuh Ajeng dan Candra Kirana, yang sangat cantik. Candra Kirana bertunangan dengan Raden Inu Kertapati, tetapi Galuh Ajeng yang iri, menyihir Candra Kirana menjadi keong mas dan membuangnya ke laut.

Sihir itu hanya bisa dihilangkan jika Candra Kirana bertemu dengan tunangannya. Keong Mas terdampar di pantai dan ditemukan oleh seorang nenek, yang kemudian mengetahui bahwa Keong Mas adalah gadis cantik yang memasak makanan untuknya.

Sementara itu, Raden Inu Kertapati, menyamar untuk mencari Candra Kirana, ditipu oleh burung gagak yang ternyata adalah si nenek sihir. Untungnya, ia dibantu oleh kakek sakti yang memberi petunjuk yang benar.

Setelah menemukan Candra Kirana dan kutukan hilang, mereka menikah, dan Galuh Ajeng dihukum. Dari cerita ini kita belajar bahwa jangan merasa iri atau dengki terhadap orang lain, karena tindakan tersebut dapat mendatangkan balasan yang tidak diinginkan.

15. Dongeng Putri Malu

15. Dongeng Putri Malu
Youtube.com/Les' Copaque Production

Di sebuah hutan yang indah, seekor Kancil sedang asyik bermain dengan daun-daun hijau yang menari-nari di udara.

Setiap kali Kancil menyentuh daun-daun tersebut, daun-daun itu langsung mengatup dengan sendirinya. Kancil merasa sangat senang dengan keajaiban ini.

"Seru sekali," ucap Kancil sambil terus bermain.

Tiba-tiba, daun yang sedang dimainkan oleh Kancil berbicara. "Kenapa kau suka bermain-main denganku?" tanya daun tersebut dengan suara lembut.

Kancil kaget. "Daun ini bisa berbicara!" serunya dalam hati, lalu berkata, "Haloo, perkenalkan, namaku Kancil. Kamu siapa?"

"Orang-orang sering menyebutku Putri Malu. Panggil saja begitu," jawab daun dengan lembut.

"Baiklah, mulai sekarang, aku memanggilmu Putri Malu," kata Kancil sambil tersenyum. "Tapi, aku belum menjawab pertanyaanmu. Aku senang melihat daunmu mengatup sendiri. Sangat unik. Aku tidak pernah melihat daun sepertimu sebelumnya."

Putri Malu menghela napas. "Sebenarnya, aku merasa takut setiap kali ada yang menyentuhku. Aku takut kamu akan memakanku."

Kancil merasa terkejut dan cepat-cepat menjelaskan, "Maafkan aku, Putri Malu. Aku sama sekali tidak berniat memakanmu."

Putri Malu menjelaskan, "Aku mengatupkan daunku untuk melindungi diriku dari hewan-hewan pemangsa. Dengan mengatupkan daun, aku terlihat layu dan tidak menarik bagi mereka."

Kancil mengangguk paham. "Oh, jadi begitu. Sekarang aku mengerti mengapa kamu sering mengatupkan daunmu saat disentuh."

Dari percakapan tersebut, Kancil belajar bahwa setiap makhluk memiliki keunikan dan cara sendiri untuk bertahan hidup.

Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa setiap makhluk ciptaan Tuhan memiliki keunggulan dan keunikannya masing-masing, yang merupakan suatu kelebihan tersendiri.

16. Dongeng Kelinci dan Kura-Kura

16. Dongeng Kelinci Kura-Kura
Youtube.com/Cerita Kartun Anak Anak Bahasa Indonesia

Di suatu pagi cerah, Kelinci dan Kura-Kura bertemu di tepi hutan. Kelinci yang cepat dan ceria merasa sombong dengan kemampuannya berlari cepat. Dia sering mengejek Kura-Kura yang lambat.

"Hey, Kura-Kura! Kamu tahu tidak? Aku pasti bisa berlari lebih cepat darimu!" ujar Kelinci dengan penuh percaya diri.

Kura-Kura yang bijaksana hanya tersenyum dan berkata, "Bagaimana kalau kita adakan perlombaan? Aku akan buktikan bahwa ketekunan bisa mengalahkan kecepatan."

Kelinci merasa yakin menang dan setuju. Perlombaan dimulai, dan Kelinci segera meninggalkan Kura-Kura jauh di belakang. Merasa terlalu percaya diri, Kelinci berhenti sejenak untuk tidur siang.

Sementara itu, Kura-Kura terus berjalan dengan tekun dan tidak pernah berhenti. Ketika Kelinci terbangun, ia kaget melihat Kura-Kura sudah hampir mencapai garis finish.

Kelinci mencoba mengejar, tetapi sudah terlambat. Kura-Kura berhasil memenangkan perlombaan.

Pesan moral dari cerita ini adalah jangan pernah meremehkan orang lain. Ketekunan dan kerja keras sering kali membawa hasil yang lebih baik daripada kecepatan dan kepercayaan diri yang berlebihan.

17. Cerita Dongeng Sapi dan Kambing

17. Cerita Dongeng Sapi Kambing
Youtube.com/Aabir Family

Di sebuah desa, terdapat seekor Sapi dan Kambing yang sangat bersahabat. Suatu hari, Sapi menyarankan kepada Kambing agar mereka menanam sayuran di kebun bersama. Kambing setuju, dan mereka mulai bekerja keras menyiapkan tanah dan menanam bibit sayur.

Beberapa minggu kemudian, tanaman sayur mulai tumbuh dan memberikan hasil yang melimpah. Sapi sangat senang dan sering memuji hasil kerja mereka. Namun, Kambing merasa tidak puas dan iri dengan hasil panen Sapi yang lebih banyak.

"Sapi, kenapa tanamanmu lebih banyak hasilnya daripada milikku?" tanya Kambing.

Sapi dengan sabar menjelaskan, "Karena aku rajin merawat tanaman setiap hari. Jika kamu juga rajin dan tidak hanya menunggu hasil, kamu pasti akan mendapatkan hasil yang lebih baik."

Kambing akhirnya menyadari kesalahannya dan mulai bekerja lebih keras. Dengan ketekunan dan kerja keras, Kambing akhirnya mendapatkan hasil panen yang lebih baik juga.

Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa hasil yang baik diperoleh melalui usaha dan ketekunan. Tidak ada hasil yang instan; setiap usaha dan kerja keras akan terbayar pada waktunya.

Nah, itu dia beberapa contoh dongeng singkat yang mendidik dan kaya pesan moral untuk anak. Semoga Mama dan anak bisa terhibur, ya!

Baca juga:

The Latest