5 Langkah untuk Mencegah Anak Berbuat Curang
Karena juara sejati tidak pernah curang
7 September 2023

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama pasti mau si Kecil aktif dan percaya diri untuk mengikuti berbagai lomba, tentunya dengan menjalankan kompetisi yang sehat dan bebas curang.
Mama tentu tidak mau anak Mama dicurangi temannya, tetapi bagaimana kalau yang curang adalah anak Mama sendiri?
Melansir Parents, biasanya anak usia 5 tahun sudah mulai bisa berbuat curang.
Anak di bawah 5 tahun juga bisa berbuat curang, namun bisa mereka hanya berusaha bermain, belum bermaksud melakukan tindakan buruk.
Sedangkan anak usia 5 sampai 7 tahun, sudah menganggap curang sebagai cara pintas untuk mengalahkan lawan.
Curang yang dimaksud bisa berarti banyak, bisa curang saat bermain, bisa juga curang dalam mengerjakan soal di sekolah (mensontek).
Lawrence Balter, PhD, psikolog anak dari New York, mengatakan pada Parents bahwa anak usia 5 sampai 7 tahun biasanya sudah tahu kalau mereka melakukan hal yang salah, tetapi mereka tidak peduli.
Sedangkan anak usia 8 tahun sudah sangat mengerti kalau curang adalah tindakan yang salah.
Jika mereka tetap curang, maka artinya ia memang sangat ingin menang dan tidak mau kalah.
Akibatnya fatal, karena anak lain bisa melabeli mereka dengan “tukang nyontek” atau sebutan buruk lainnya. Kalau sudah begini, anak bisa minder dan sulit bergaul ya, Ma.
Nah, sebelum semua itu terjadi, sebaiknya Mama menerapkan beberapa cara mudah untuk mencegah anak berbuat curang di kemudian hari.
Apa saja cara tersebut? Ikuti langkah-langkah dari Popmama.com di bawah ini yuk, Ma.
1. Beri contoh yang baik
Lihat pada diri Mama sendiri, apakah Mama atau Papa selama ini sering curang? Apakah jika kasir memberi kembalian lebih banyak, Mama akan mengembalikannya? Apakah Mama sering curang agar penghasilan Mama berlipat ganda? Jika tidak, maka Mama sudah memberikan beberapa contoh yang baik untuk si Kecil agar tidak tumbuh menjadi anak yang curang.
Ingat, anak adalah peniru ulung. Baik sikap baik maupun buruk, anak bisa menirunya.
Maka jadilah contoh yang baik, dan beritahukan si Kecil kalau berbuat curang tidak akan menjadikannya seorang pemenang.
Editors' Pick
2. Tekankan kalau menang bukanlah segalanya
Biasanya anak berbuat curang karena ia ingin menang, atau tidak mau kalah. Bilang pada si Kecil, “Apa hebatnya jadi pemenang, kalau ternyata menangnya karena berbuat curang?”
Anak harus tahu kalau menang bukanlah segalanya, dan Mama tidak bangga kalau anaknya menang karena curang. Mama sudah cukup bangga jika si Kecil berani berkompetisi, berani mengikuti aneka lomba. Menang kalah itu biasa, dan anak akan selalu jadi pemenang di hati Mama. “Ingat, menang bukan segalanya, Nak.”