Tanpa alasan yang jelas, apakah anak Mama sering bersin atau pilek di pagi hari? Jika ya, maka mungkin Mama harus mencurigai si Kecil mengalami rhinitis alergi.
Masalah kesehatan yang satu ini memang kurang populer di telinga para orangtua ya, Ma, tidak seperti alergi susu atau alergi seafood yang lebih umum terjadi.
Walau terbilang jarang terdengar, namun bukan berarti Mama bisa menyepelekannya, lho! Karena angka kejadian rhinitis alergi ini cukup besar.
Mau tahu informasi lengkap mengenai masalah kesehatan anak yang satu ini? Berikut Popmama.com telah merangkum cara mendeteksi dan mengatasi rhinitis alergi.
1. Definisi rhinitis alergi
Freepik
Sebelum membahas rhinitis alergi lebih lanjut, sebaiknya Mama memahami defiinisi dari rhinitis alergi terlebih dahulu.
Mengutip tulisan dr. Dina Muktiarti, SpA(K) untuk Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), “rhinitis alergi adalah salah satu penyakit alergi yang umumnya diderita pada usia anak sekolah dan dapat terus berlangsung sampai dewasa apabila tidak ditangani dengan baik.”
2. Cukup sering terjadi
Freepik
Menurut IDAI, angka kejadian rhinitis alergi di dunia cukup bervariasi, dan dapat mencapai 40 persen populasi pada anak, dan sekitar 10-30 persen pada orang dewasa.
Apa sih yang sebenarnya terjadi saat anak mengalami rhinitis alergi? Perlu Mama ketahui, rhinitis alergi adalah reaksi alergi yang menyebabkan peradangan pada daerah hidung yang dapat menyebabkan keluarnya sekret atau lendir.
Editors' Pick
3. Gejala rhinitis alergi
Freepik
IDAI menyebutkan kalau gejala-gejala rhinitis alergi cukup beragam, dari ringan-sedang, sampai berat. Pada kasus ringan-sedang, beberapa gejalanya adalah:
-Hidung gatal,
-Bersin,
-Hidung buntu,
-Mata merah,
-Mata gatal,
-Mata berair,
-Mimisan,
-Tidur mengorok,
-Gangguan pada telinga,
-Sakit kepala.
4. Bisa mengganggu konsentrasi anak di sekolah
Freepik
Seperti yang disebutkan di atas, gejala rhinitis alergi dan penyakit penyertanya cukup beragam. Pada kasus yang lebih berat, hidung yang tersumbat di malam hari bisa mengganggu tidurnya, dan tentu saja bisa mengganggu aktivitasnya di pagi hari.
Kala sudah begitu, konsentrasi anak di sekolah jadi terganggu karena anak mengantuk. Wah, waspada prestasi belajarnya menurun ya, Ma.
Hal lain yang perlu diwaspadai adalah penyakit penyerta lain. Beberapa penyakit alergi lain, seperti asma atau dermatitis atopik (eksim) dapat menyertai rhinitis alergi. Jika rhinitis alergi tidak ditangani dengan baik, serang asma bisa semakin sulit dikontrol lho, Ma.
5. Faktor risiko terkena
Freepik
Beberapa anak yang lebih berisiko terkena rhinitis alergi dibanding anak lainnya, adalah:
-Memiliki keluarga yang juga menderita rhinitis alergi,
-Orangtua atau saudara kandung memiliki riwayat alergi lain atau sama,
-Anak memiliki alergi lain,
-Anak terpapar asap rokok.
6. Cara mengobati rhinitis alergi
Freepik
Untuk mengobati rhinitis alergi, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan. Diantaranya:
Menghindari alergen,
Mengonsumsi obat-obatan untuk mengurangi gejala dan mencegah kekambuhan,
Pada alergi ringan, anak biasanya akan diberikan antihistamin,
Pada alergi berat dan sering kambuh, anak akan diminta menggunakan obat semprot hidung yang berisi steroid dosis rendah, untuk mengurangi reaksi peradangan pada hidung.
Pastikan anak membersihkan hidungnya secara berkala, agar tidak banyak menumpuk sekret di dalam hidung.
Jika alergi disertai penyakit lain (seperti asma dan sinusitis), maka diperlukan obat-obatan lain.
Rhinitis alergi tidak membutuhkan antibiotik! Itu hanya digunakan jika anak mengalami sinusitis akut, yang ditandai demam, nyeri kepala, atau nyeri tekan sinus.
Untuk rhinitis alergi yang sangat berat, biasanya dokter akan menyarankan pemberian imunoterapi, agar tubuh anak perlahan bisa beradaptasi dengan alergen penyebab alergi.
Ma, itulah beberapa informasi terkait dengan rhinitis alergi. Jika Mama menemukan si Kecil mengidap rhinitis alergi, lakukan pemeriksaan lebih lanjut pada dokter agar Mama dapat tahu apa yang perlu Mama lakukan dalam menghadapi rhinitis alergi ya.