Yuk, Mengenal Conscious Parenting dan Cara Menerapkannya
Conscious parenting ini berbeda dengan gaya pengasuhan lainnya, Ma
21 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah Mama mendengar conscious parenting? Belakangan ini pola asuh conscious parenting memang kerap kali diterapkan, terutama di Indonesia. Sebab, metode pola asuh tersebut dipercaya memiliki beragam manfaat positif.
Menjadi orangtua nyatanya susah-susah gampang. Terkadang, ada kalanya kita menghadapi masalah terkait bagaimana bereaksi terhadap sikap anak.
Alih-alih menyikapinya dengan kemarahan, akan lebih baik jika Mama menggunakan pola asuh conscious parenting guna menyelaraskan diri dengan anak. Misalnya, mencoba mendengarkan secara menyeluruh dan memahami alasan mengapa mereka melakukan sesuatu.
Nah lantas, apa sih sebenarnya pola asuh conscious parenting ini? Apa saja manfaatnya dan bagaimana menerapkannya?
Biar tidak bingung, Mama bisa simak informasi tentang mengenalconscious parenting dan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yang telah Popmama.com rangkumkan. Simak sampai akhir ya!
Editors' Pick
1. Mengenal apa itu conscious parenting
Sebagai orangtua, ada kalanya kita bingung bagaimana mengasuh anak dan menghadapi tingkah laku anak yang terkadang membuat kesal dan berakhir memarahinya. Padahal, memarahi anak dapat membuat merasa takut dan membuat mereka merasa tidak aman.
Memarahi anak bisa membawa efek buruk bagi sel otak anak, memperburuk emosi, psikologi, dan sikap anak, yang tentu berkaitan erat dengan tumbuh kembangnya. Jika sudah demikian, conscious parenting menjadi metode pola asuh yang tepat untuk Mama.
Conscious parenting sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan gaya pengasuhan yang berfokus pada kesadaran, hubungan, dan perhatian penuh. Singkatnya, conscious parenting adalah cara untuk membesarkan anak dengan sadar dan berfokus pada perhatian dan komunikasi.
"Conscious parenting adalah pola asuh berbasis koneksi di mana orang tua menggunakan kesadaran diri untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan anak," kata, Erin Morrison, MA, EdM, CPMCP dari The Conscious Mom.
Setiap orangtua pasti memiliki tujuan, kebijaksanaan, dan cerdas secara emosional, sehingga akan secara sadar melihat pengasuhan anak harus menjadi hubungan dua arah yang dapat membantu setiap orang untuk bertumbuh.
Orangtua yang sadar tidak akan menghukum anak-anaknya, setidaknya tidak dalam pengertian konvensional. Sebaliknya, orangtua justru menentukan harapan dan mengendalikan diri.
2. Manfaat pola asuh conscious parenting
Orangtua harus menjadi role model yang baik bagi sang anak. Karena itu, mengelola emosi dan mendengarkan pendapat sangat diperlukan dalam pola asuh conscious parenting. Apalagi pola asuh ini berakar pada kesadaran dan pendekatan.
Adapun manfaat yang akan diperoleh baik bagi pengasuh maupun anak adalah sebagai berikut.
1. Tidak berpura-pura
Salah satu manfaat terbesar dari conscious parenting, baik bagi orang tua maupun anak, adalah orangtua tidak dipaksa untuk memainkan peran atau berpura-pura menjadi orang lain. Karena, anak-anak akan menjadi diri mereka sendiri dan tidak dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan apa yang orangtua mereka inginkan, melainkan menjadi apa yang mereka inginkan.
2. Hubungan yang lebih kuat
Ketika anak merasa orangtua selalu ada untuknya, rasa percayanya pun bisa lebih mudah didapat. Oleh sebab itu, Mama perlu menyediakan waktu setiap harinya agar tetap saling terhubung dan membuang rasa bersalah sebagai orangtua. Mama hanya perlu menikmati momen-momen itu karena mengasuh anak mungkin tidak dapat terulang kembali.
3. Komunikasi yang baik
Conscious parenting bersifat tenang dan fokus, sehingga dapat meningkatkan peluang komunikasi yang lebih baik antara orangtua dan anak. Sebab, pengasuhan anak didasarkan pada kasih sayang dan rasa hormat, bukan didominasi dan dikontrol dengan cara yang berlebihan hingga membuat anak menjadi ketakutan.
4. Mengurangi stres
Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa conscious parenting memberi manfaat pada kesehatan, tingkat stres dan kecemasan yang lebih rendah, serta tekanan darah yang terkendali.
5. Rasa hormat tanpa paksaan
Ketika orangtua melakukan sesuatu, anak akan cenderung mengikutinya. Sebab, anak-anak belajar dengan meniru apa yang mereka lihat.
Hal ini menandakan bahwa jika orangtua berbicara dengan suara pelan, menggunakan bahasa dengan bijaksana, dan penuh rasa hormat, anak pun akan meniru perilaku tersebut. Mereka akan menciptakan ruang dan hubungan yang dilandasi rasa hormat.
3. Cara menerapkan conscious parenting pada anak
Conscious parenting sangat mengutamakan kesadaran orangtua guna dapat menentukan pilihan untuk bersikap. Pola asuh ini berbeda dengan pengasuhan lainnya karena bukan bertujuan untuk membenahi anak, tetapi fokus pada kesadaran orangtua untuk lebih memperhatikan sikap apa saja yang bisa ditunjukkan dan berpengaruh pada perkembangan anak.
Hal pertama yang harus Mama lakukan apabila sudah siap untuk menerapkan pola conscious parenting dalam kehidupan sehari-hari pada anak adalah mengenali diri sendiri, sadari apa tujuan membesarkan anak, dan ingin menjadi seperti apa anak kita nanti? Lalu, lakukan secara sadar hal-hal yang mendukung tujuan itu.
Morrison menjelaskan bahwa belas kasih adalah perasaan gerbang untuk mengasuh secara sadar. Orangtua membutuhkan kasih sayang untuk diri sendiri karena mengasuh anak itu sulit.
“Apakah Mama pernah merasakan perasaan mereka sebelumnya? Rasa sakit, kesedihan, kemarahan, kekecewaan, dan frustrasi? Jika pernah, biarkan belas kasih menyelimuti diri Mama sendiri. Hal tersebut dapat memberi sinyal pada anak Mama bahwa ia juga bisa mengalami emosi manusia yang sama seperti Mama,” jelas Morrison.
Mama mungkin cenderung tidak bereaksi dalam kemarahan. Hal tersebut tidak boleh dilakukan oleh orangtua dengan pola asuh conscious parenting.
"Pertama, kenali perasaan dasar, seperti marah, frustrasi, dan rasa tersinggung. Kemudian, jelaskan apa yang dimaksud dengan marah atau frustrasi. Misalnya, 'Aku sangat lelah dan merasa tidak ada yang mendengarkan di rumah ini,’ atau ‘tidak ada yang menghargai apa pun yang telah aku lakukan.'"
Menganalisa sebuah perasaan akan membantu mengatur perasaan Mama dan mencegah Mama untuk melampiaskan emosi tersebut.
Penerapan selanjutnya adalah fokus pada apa yang terjadi saat ini. Hal tersebut guna menghindari terjadinya kekhawatiran yang membuat emosi mudah tersulut.
Misal, anak sedang mewarnai dengan cat air. Mulanya, anak Mama menggambar di kertas, tetapi kemudian si Kecil mulai menggambar di lantai. Mama hanya perlu fokus pada apa yang sedang anak Mama lakukan. Pahami mengapa si Kecil melakukannya.
Mungkin saja hal tersebut dapat membantunya mengeksplorasi. Jika Mama ingin melarangnya, laranglah dengan baik. Ajari si Kecil untuk mewarnai di kertas dengan cara yang lembut dan ajak untuk membersihkan lantai bersama-sama.
Kemudian, cobalah untuk selalu mengkomunikasikan emosi. Mama tidak perlu takut dan ragu menjelaskan pada anak apa itu marah atau sedih. Ajari pula si Kecil untuk mengenali emosinya dan buat mereka mengkomunikasikannya juga. Dengan begitu, kita sebagai orangtua bisa meresponsnya dengan tepat.
Memang, selalu mendengarkan dan menanggapi anak cukup melelahkan, bahkan anak yang terlalu banyak bicara seringkali dianggap menyebalkan. Namun, percayalah hanya kita yang bisa menjadi teman bicara.
Jangan ragu mengajarkan anak untuk mengakui kesalahan. Kalau salah, akui salah. Mama pun tidak perlu marah padanya. Ajari pula untuk meminta maaf dan meminta bantuan karena Mama juga manusia yang memiliki rasa sayang dan empati.
Terakhir, Mama harus menetapkan batasan yang sesuai dengan usia anak. Sebab, hal ini dapat membantu membimbing si Kecil dan menjaga mereka tetap aman. Pada dasarnya, semua anak membutuhkan bimbingan dan pengawasan.
"Jelaskan secara ringkas dan penuh kasih sayang mengapa Mama menetapkan batasan tertentu. Ucapkan dengan rasa cinta, meskipun tensi sedang tinggi.
Itu dia informasi mengenai conscious parenting dan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari kepada anak. Si Kecil bisa saja tidak melakukan atau bertindak seperti yang Mama lakukan, tetapi tidak apa-apa. Mereka adalah manusia unik yang belajar dari dunia di sekelilingnya, terutama dari orangtuanya.
Baca juga:
- Cara Orangtua Membangun Resiliensi Anak dari Permainan, Perlu Tahu!
- Tidak Sama, Ini Perbedaan Anak Introvert dan Pemalu
- 7 Kesalahan Orangtua ketika Mencoba Bersikap Tegas pada Anak