5 Fakta Anak Disleksia yang Perlu Diketahui Orangtua dan Pendidik
Orangtua dan tenaga pendidik berperan penting terhadap perkembangan anak disleksia
11 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama pandemi banyak hal berubah dan tentu memiliki dampak pada kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu sektor yang terdampak cukup besar.
Anak-anak, orangtua, tenaga pendidik, mereka semua harus beradaptasi dengan kondisi belajar di tengah pandemi Covid-19. Menjalani sekolah daring tentu tidak mudah di era new normal ini.
Terutama bagi anak dengan kondisi tertentu, salah satunya seperti disleksia.
Bagi Mama yang belum tahu apa itu disleksia, ini penting untuk dikenali dan dipahami.
Disleksia adalah kesulitan dalam membaca, menulis, atau mengeja. Anak-anak disleksia seringkali mengalami hambatan dalam proses belajar.
Khususnya ketika anak mempelakari memori, tata bahasa, dan mengurutkan suatu rangkaian termasuk membedakan huruf yang bentuknya ada kemiripan.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum fakta tentang disleksia menurut berita terkini dari rilis resmi Dyslexia Association of Singapore (DAS), Kamis (4/1/2021).
1. Data orang yang mengalami disleksia di dunia
Data Dyslexia Association of Singapore (DAS), organisasi layanan sosial yang menyediakan layanan untuk individu disleksia di Singapura menyatakan sekitar 10 persen dari total populasi dunia menderita disleksia.
Meski demikian, Mama perlu memahami kalau kondisi anak yang mengalami disleksia itu tidak ada pengaruhnya pada kecerdasan anak tersebut. Mereka bisa memiliki kecerdasan seperti anak lainnya.
Kondisi disleksia tidak memengerahuhi kecerdasan anak.
Namun anak disleksia juga memiliki kelemahan dan kekuatan yang unik, mereka mungkin sulit untuk membaca dan mengeja, namun mereka tetap memiliki bakat dan kelebihan di bidang lainnya.
Editors' Pick
2. Bakat dan keunggulan anak disleksia bisa diasah agar lebih baik
Edmen Leong, Director of Specialised Educational Services of DAS mengatakan, "Dengan lingkungan inklusif dan campur tangan ahli pendidikan yang tepat maka anak-anak tersebut dapat meraih keberhasilan dalam akademik dan berkontribusi di masyarakat dengan bakat mereka."
Edmen percaya bahwa setiap anak memiliki potensi diri sekalipun anak tersebut mengalami disleksia. Hal yang terpenting adalah orangtua dan pendidik mesti mengenali apa bakat unik dari anak tersebut.
Jika sudah menemukan bakatnya maka berikanlah dukungan yang dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai.