Kalimat Terlarang yang Tidak Boleh Ditanyakan pada Anak korban KDRT

Hindari pertanyaan yang menyudutkan anak dan membuatnya merasa tak nyaman

27 November 2024

Kalimat Terlarang Tidak Boleh Ditanyakan Anak korban KDRT
Freepik

Anak korban kekerasan sering kali mengalami ketakutan yang besar ketika diajak berkomunikasi. Ketakutan ini bisa muncul dari berbagai faktor, termasuk trauma yang mereka alami, rasa tidak percaya terhadap orang dewasa, dan takut akan konsekuensi dari berbicara tentang pengalaman mereka.

Rasa ketakutan ini terus menerus membayangi anak, terutama pasca kejadian. Ada cara yang bisa mengambil perhatian mereka, yaitu dengan cara komunikasi yang lembut dan tidak menanyakan hal-hal yang membuatnya merasa tidak aman.

Berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa kalimat terlarang yang tidak boleh ditanyakan pada anak korban kekerasan rumah tangga.

Editors' Pick

Pertanyaan yang Sebaiknya Tidak Ditanyakan ke Anak Korban Kekerasan

Pertanyaan Sebaik Tidak Ditanyakan ke Anak Korban Kekerasan
Freepik/8photo

Berikut beberapa kalimat yang sebaiknya tidak ditanyakan pada anak dari korban kekerasan rumah tangga:

"Kenapa kamu tidak menceritakannya kepada orang lain?"

Ini membuat anak merasa bersalah karena tidak melaporkan kekerasan. Anak-anak mungkin takut, malu, atau tidak tahu bagaimana menceritakannya.

"Apa yang kamu lakukan hingga ayahmu marah?"

Menyalahkan anak atas tindakan orangtua yang melakukan kekerasan adalah hal yang sangat salah. Anak tidak bertanggung jawab atas perilaku orangtuanya.

"Apakah kamu senang tinggal bersama ibumu?"

Ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan membuat anak merasa tertekan untuk memilih antara orang tua.

"Apakah kamu ingin tinggal bersama ayahmu?"

Pertanyaan ini bisa memicu rasa takut dan tidak aman pada anak, mengingat kekerasan yang dialaminya.

"Apakah kamu melihat apa yang terjadi?"

Meskipun pertanyaan ini mungkin dilontarkan dengan niat baik, tetapi dapat memicu trauma dan membuat anak mengingat kembali kejadian traumatis.

"Apakah kamu masih ingat kejadian itu?"

Pertanyaan ini bisa memicu rasa trauma dan membuat anak mengingat kembali kejadian traumatis.

Lebih baik fokus pada memberikan rasa aman dan dukungan kepada anak.

Tanyakan Pertanyaan Terbuka

Tanyakan Pertanyaan Terbuka
Freepik

 

"Bagaimana perasaanmu sekarang?"

"Apa yang membuatmu merasa nyaman?"

"Apakah ada yang bisa kubantu?"

Dapat diingat, bahwa anak-anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga membutuhkan dukungan dan pemahaman, bukan pertanyaan yang membuatnya merasa bersalah atau tidak aman.

Pentingnya Mencari Bantuan

Penting Mencari Bantuan
Freepik

Jika kamu melihat tanda-tanda gangguan komunikasi atau gangguan mental pada anak, penting untuk mencari bantuan profesional.

Terapis atau konselor yang terlatih dapat membantu anak untuk mengatasi trauma mereka dan membangun kembali kepercayaan diri mereka. 

Anak korban kekerasan yang mengalami ketakutan yang besar dapat menunjukkan berbagai tanda fisik dan psikologis. Ingatlah bahwa tindakan pencegahan dan dukungan yang tepat dapat membantu anak korban kekerasan untuk pulih dari trauma mereka dan menjalani kehidupan yang lebih sehat.

Perlu diingat juga mengenai kalimat terlarang yang jangan ditanyakan pada anak korban kekerasan. Semoga bermanfaat!

Baca juga:

 

The Latest