Apa Itu ARFID? Anak Makan Menjadi Sangat Sedikit
Apabila tidak segera ditangani, ARFID bisa berdampak besar pada tumbuh-kembang anak
6 Desember 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di masa pertumbuhannya, penting untuk anak senantiasa mendapatkan asupan gizi yang lengkap dan seimbang. Namun, para orangtua dihadapkan dengan berbagai problem seputar makan pada anak.
Mulai dari GTM (gerakan tutup mulut atau mogok makan) hingga gangguan makan serius seperti avoidant/restrictive food intake disorder yang juga kerap disebut dengan ARFID.
Apabila problem atau gangguan makan ini tidak segera diatasi, dapat mengganggu tumbuh-kembang anak karena anak tidak mendapatkan gizi yang dibutuhkan tubuhnya untuk bekerja secara optimal.
Oleh karena itu, orangtua perlu mengetahui seperti apa penyebab, akibat, dan bagaimana penanganan untuk anak yang mengalami ARFID.
Berikut ini Popmama.com merangkum informasi seputar apa itu ARFID dan gejala pada anak yang penting mama ketahui, dilansir dari Healthline.
1. Apa itu ARFID?
ARFID atau avoidant/restrictive food intake disorder adalah gangguan asupan makanan yang ditandai dengan anak makan sangat sedikit atau menghindari konsumsi makanan tertentu. ARFID adalah diagnosis yang relatif baru, yang memperluas kategori diagnostik sebelumnya tentang gangguan makan pada masa kanak-kanak.
Anak dengan ARFID mengembangkan beberapa jenis masalah dengan makan yang menyebabkan mereka menghindari makanan tentu atau tidak mau mengkonsumsi makanan sama sekali.
Akibatnya, anak tidak mendapatkan cukup kalori atau nutrisi melalui makanan.
Editors' Pick
2. Penyebab ARFID pada anak
Penyebab pasti ARFID tidak diketahui, tetapi para peneliti mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang memicu ARFID pada anak, antara lain:
- Anak laki-laki, berusia di bawah 13 tahun
- Memiliki masalah gastrointestinal, seperti mulas dan sembelit
- Memiliki alergi makanan
Selain penyebab di atas, ada kemungkinan penyebab nonmedis di balik ARFID pada anak, misalnya:
- Anak takut atau stres terhadap sesuatu
- Anak takut makan karena mengalami kejadian traumatis di masa lalu, seperti tersedak atau muntah yang parah
- Anak tidak mendapat respons atau perawatan emosional yang memadai dari pengasuh utamanya, misalnya anak takut dengan kemarahan orangtua atau orangtua yang mengalami depresi
- Anak tidak menyukai makanan dengan tekstur, rasa, dan bau tertentu
3. Gejala ARFID pada anak
Mama perlu menghubungi dokter jika mama memperhatikan anak mengalami beberapa gejala berikut ini:
- Tampak kurus
- Tidak makan sesering atau sebanyak yang seharusnya
- Sering rewel dan menangis
- Tampak tertekan dan menarik diri
- Kesulitan atau tampak kesakitan untuk buang air besar
- Sering tampak lelah dan lamban
- Sering muntah
- Tidak memiliki keterampilan sosial yang sesuai dengan usianya
- Cenderung menghindari orang lain
Terkadang ARFID yang dialami anak bisa jadi ringan. Anak mungkin tidak menunjukkan banyak tanda-tanda kekurangan gizi dan mungkin tampak seperti picky eater pada umumnya. Namun, penting untuk memberi tahu dokter anak tentang kebiasaan makan anak mama pada pemeriksaan berikutnya agar dokter dapat melakukan screening, diagnosis, dan penanganan yang tepat.
4. Dampak ARFID terhadap tumbuh-kembang anak
Gangguan makan yang tidak segera diatasi dapat berdampak serius terhadap kesehatan anak. Tak terkecuali berpengaruh pada tumbuh-kembangnya.
Anak yang mengalami ARFID yang tidak ditangani dapat mengalami kekurangan nutrisi, pertumbuhan tertunda, dan masalah dengan penambahan berat badan. Bahkan tidak menutup kemungkinan anak mengalami stunting.
Selain komplikasi kesehatan, ARFID menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar karena kondisinya. Anak kemungkinan mengalami kesulitan berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti saat harus makan dengan orang lain.
5. Penanganan dan perawatan ARFID pada anak
Dalam situasi darurat, anak kemungkinan memerlukan rawat inap. Selama menjalani rawat inap, anak mungkin memerlukan selang makanan agar dapat menerima cukup nutrisi.
Dalam kebanyakan kasus, jenis gangguan makan ini ditangani sebelum rawat inap dilakukan. Konseling gizi dan pertemuan rutin dengan terapi bisa sangat efektif dalam membantu anak mengatasi gangguannya.
Anak mungkin perlu menjalani diet tertentu dan mengonsumsi suplemen nutrisi yang diresepkan. Ini akan membantu mereka mengejar pertambahan berat badan yang dianjurkan saat menjalani perawatan.
Diskusikan dengan dokter apabila mama mengkhawatirkan kebiasaan makan anak dan mencurigai anak mengalami ARFID. Semoga informasi apa itu ARFID ini bermanfaat.
Baca juga:
- Tidak Sulit, 6 Cara Melatih Anak Memiliki Kebiasaan Makan yang Baik
- Yuk Biasakan Anak Makan di Meja Makan, Ternyata Tidak Sulit Lho!
- 5 Tips Mencegah Bayi Menjadi Picky Eater di Masa Depan