Waspada, Cakaran dan Gigitan Kucing Bisa Sebabkan Cat Scratch Disease
Cat scratch disease jangan disepelekan karena bisa sebabkan komplikasi serius
19 Februari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang menjadi favorit keluarga. Bukan hanya orang dewasa, bahkan anak-anak pun akrab dengannya karena tingkahnya yang lucu menggemaskan.
Namun, bagi keluarga yang memelihara kucing perlu waspada terhadap penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh kucing.
Seorang user TikTok dengan username @phieviet11 membagikan pengalamannya saat sang Anak sering batuk, pilek, demam, dan pusing hingga muncul benjolan sebesar telur ayam di ketiaknya. Saat didiagnosis diketahui sang Anak menderita cat scratch disease (CSD).
Berikut ini Popmama.com merangkum informasi tentang cat scratch disease (CSD), penyebab, dan cara mengobatinya, dilansir dari CDC.
1. Apa itu cat scratch disease (CSD)?
Cat scratch disease (CSD) adalah infeksi bakteri yang disebarkan oleh kucing. Penyakit ini menyebar ketika kucing yang terinfeksi menggigit atau mencakar seseorang dengan cukup keras hingga terbentuk luka.
2. Apa penyebab CSD?
CSD disebabkan oleh bakteri bernama Bartonella henselae. Sekitar 40% kucing membawa B. henselae pada suatu saat dalam hidup mereka, meskipun sebagian besar kucing yang terinfeksi ini tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit.
Anak kucing yang berusia kurang dari 1 tahun lebih mungkin terkena infeksi B. henselae dan menyebarkan kuman tersebut ke manusia. Anak kucing juga lebih cenderung mencakar dan menggigit saat bermain dan belajar cara menyerang mangsanya.
Editors' Pick
3. Bagaimana kucing dan manusia terinfeksi?
Kucing dapat terinfeksi B. henselae dari gigitan kutu dan kotoran (kotoran) kutu yang masuk ke lukanya. Dengan menggaruk dan menggigit kutu, kucing mengambil kotoran kutu yang terinfeksi di bawah kuku dan di antara giginya.
Kucing juga dapat terinfeksi dengan berkelahi dengan kucing lain yang terinfeksi. Kuman menyebar ke manusia ketika kucing yang terinfeksi menggigit atau mencakar seseorang cukup keras hingga kulitnya terluka.
Kuman juga bisa menyebar saat kucing yang terinfeksi menjilati luka atau koreng manusia.
4. Gejala CSD
Sekitar tiga hingga 14 hari setelah terluka akibat cakaran atau gigitan kucing, seseorang akan mengalami infeksi ringan di tempat terjadinya cakaran atau gigitan.
Area yang terinfeksi mungkin tampak bengkak dan merah dengan lesi bulat dan menonjol serta dapat berisi nanah
Seseorang yang menderita CSD mungkin juga mengalami demam, sakit kepala, kurang nafsu makan, dan kelelahan. Belakangan, kelenjar getah bening seseorang di dekat goresan atau gigitan asli bisa menjadi bengkak, lunak, atau nyeri. Biasanya muncul pembesaran kelenjar getah bening di daerah ketiak.
5. Cara mengobati CSD
Untuk anak yang memiliki sistem imun tubuh yang kuat, gejala CSD bisa sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Namun, kemungkinan anak tetap memerlukan obat-obatan seperti ibuprofen atau naproxen sodium untuk meredakan rasa sakit dan bengkak yang timbul. Kebanyakan kasus tidak memerlukan antibiotik.
Tetapi apabila CSD sudah menyebar ke organ tubuh lain dan menimbulkan komplikasi, antibiotik akan diberikan dan kortikosteroid juga diresepkan apabila diperlukan.
6. Apa yang harus dilakukan apabila anak dicakar atau digigit kucing?
Cuci bersih gigitan dan cakaran kucing dengan sabun dan air mengalir. Jangan biarkan kucing menjilat-jilat luka terbuka.
Apabila anak menderita gejala-gejala di atas, segera bawa ke dokter agar mendapatkan penanganan karena CSD dapat menimbulkan komplikasi, mulai dari ensefalopati, neuroretinitis, atau pun osteomielitis.
Itulah beberapa hal penting seputar cat scratch disease. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Sering Jadi Teman Main Anak, 9 Hewan Peliharaan Terbaik untuk Balita
- Tips Memilih Hewan Peliharaan untuk Anak Menurut ASPIN
- 5 Tips Mengajarkan Anak Sayang pada Hewan Peliharaan