Kadar Gula Darah Drop, Kenali Apa Itu Hipoglikemia pada Anak
Karena kondisi ini, anak perlu dibangunkan di malam hari untuk makan makanan manis.
25 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baru-baru ini di media sosial ramai diperbincangkan sebuah video yang menunjukkan seorang anak dibangunkan oleh sang Mama untuk makan permen.
Video dari akun TikTok @michellavirta ini tentu membuat banyak orang terheran-heran. Tetapi, tak sedikit yang memberi dukungan dan semangat, seperti @mamakgabutbener, "Panjang umur ya, Nak. Sehat dan semangat terus untuk maminya," atau @keishaap_12 yang berkomentar, "Semangat Mama. Ga ada apa-apanya lelahku dibandingkan lelahmu."
Apa yang sedang terjadi pada sang Anak, Miguel, hingga ia harus dibangunkan untuk makan permen?
Ternyata, Miguel mengalami hipoglikemia. Apa itu hipoglikemia pada anak dan apa bahayanya?
Berikut ini Popmama.com merangkum informasi tentang hipoglikemia yang penting diketahui orangtua.
1. Apa itu hipoglikemia?
Hipoglikemia adalah keadaan di mana kadar glukosa darah terlalu rendah untuk mengisi sel-sel tubuh secara efektif.
Glukosa, yang berasal dari karbohidrat yang terdapat dari makanan, adalah sumber energi utama untuk semua sel-sel tubuh, terutama otak. Agar dapat mengekstrak glukosa dari makanan yang kita makan, tubuh memerlukan hormon yang disebut dengan insulin supaya glukosa dapat didistribusikan dengan baik ke sel-sel organ, seperti hati, lemak, dan otot.
Hipoglikemia sering terjadi pada bayi yang baru lahir. Pada anak yang lebih besar, kondisi ini bisa terjadi karena komplikasi terapi insulin untuk diabetes. Namun, tidak menutup kemungkinan pula disebabkan karena penyebab lainnya.
Anak yang menderita diabetes tipe 1 lebih berisiko mengalami hipoglikemia.
Editors' Pick
2. Gejala hipoglikemia
Setiap anak mungkin akan mengalami gejala hipoglikemia yang berbeda-beda. Tetapi gejala yang umum terlihat, antara lain:
- Pusing
- Berkeringat
- Kelaparan
- Sakit kepala
- Warna kulit pucat
- Perubahan perilaku, seperti tiba-tibat menangis tanpa alasan yang jelas
- Gerakan kikuk atau tersentak-sentak
- Kesulitan memperhatikan atau kebingungan
3. Penyebab hipoglikemia
Sebagian besar hipoglikemia pada anak dan remaja terjadi ketika seorang anak yang menderita diabetes makan terlalu sedikit atau beraktivitas fisik berat dalam jangka waktu lama sehingga tubuhnya mengonsumsi terlalu banyak insulin.
Untuk anak yang tidak menderita diabetes, hipoglikemia dapat dilihat dalam dua jenis episode, yaitu:
Episode tunggal, disebabkan karena:
- Flu perut atau penyakit lain yang dapat menyebabkan anak tidak cukup makan
- Berpuasa dalam waktu yang lama
- Olahraga berat yang berkepanjangan dan kekurangan makanan
Episode berulang, disebabkan karena:
- "Hipoglikemia ketotik", yaitu kecenderungan anak-anak tanpa diabetes, atau penyebab hipoglikemia lain yang diketahui, untuk mengalami episode hipoglikemik berulang
- Obat-obatan yang diminum anak
- Kelainan bawaan lahir sehubungan dengan metabolisme atau kelainan yang tidak biasa, seperti hipopituitarisme atau hiperinsulinisme
4. Cara mengetahui apakah anak mengalami hipoglikemia
Selama mengalami hipoglikemia, tubuh anak tidak memiliki cukup glukosa dalam darah. Hal ini bisa diketahui dari tes gula darah yang menunjukkan angka di bawaha 70. Normalnya, kadar gula darah dalam tubuh adalah sekitar 70 hingga 150 mg/dl.
Kadar gula darah harus dicek setiap 15-20 menit hingga mencapai angka di atas 100 mg/dl.
Jika anak tidak menderita diabetes tetapi memiliki gejala-gejala hipoglikemia di atas, segera periksakan anak ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan Whipple Triad, yaitu:
- Mencari tahu apa yang menyebabkan hipoglikemia dan gejala yang diketahui
- Glukosa plasma rendah diukur pada saat gejala untuk mengatasi gejala ketika glukosa dinaikkan menjadi normal
- Melakukan tes laboratorium untuk mengukur produksi insulin anak
5. Perawatan dan pengobatan hipoglikemia
Anak-anak yang mengalami hipoglikemia memiliki gejala yang berbeda-beda. Gejala ini bervariasi dari satu anak ke anak yang lainnya. Tetapi, apapun gejalanya, tujuan utama tindakan pertolongan adalah untuk mengembalikan gula darah ke normal secepat mungkin demi mengembalikan kesehatan anak.
Biasanya, memberikan makanan yang mengandung gula dapat menormalkan kembali kadar gula darah anak, misalnya permen, jus buah, atau sirup. Namun, sekalipun dapat dengan cepat menormalkan kembali kadar gula darah anak, sebaiknya orangtua tidak bergantung hanya pada cara ini untuk mengelola kadar gula darah anak. Dorong anak untuk makan teratur dan sering makan cemilan agar kadar gula darahnya terkontrol sepanjang hari.
Untuk anak penderita diabetes, jaga kadar gula darah anak agar senantiasa berada dalam batasan yang sehat. Mama bisa melakukan tes gula darah secara berkala sepanjang hari, belajar mengenali gejala awal gula darah rendah, dan bagaimana caranya mengatas kondisi tersebut agar normal kembali.
Demikianlan informasi seputar hipoglikemia pada anak yang penting diketahui orangtua. Segera periksakan anak ke dokter apabila ditemukan gejala-gejala hipoglikemia di atas. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Darurat Diabetes Mellitus Tipe 1 pada Anak, IPA: Anak Bisa Meninggal
- Cara Optimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan Diabetes Melitus Tipe 1
- Diabetes Tipe 1: Penyebab, Gejala dan Pengobatan yang Bisa Dilakukan