Makanan dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda terhadap anak berdasarkan reaksi kimia tubuhnya. Beberapa anak mungkin tidak masalah makan apapun, sementara yang lain harus sangat ketat terhadap apa yang dikonsumsinya karena tubuh mereka bereaksi negatif terhadapnya.
Reaksi fisik menyebabkan beberapa anak menjadi hiperaktif setelah makan makanan tertentu yang mungkin tidak terduga sebagai penyebabnya.
Berikut ini Popmama.com merangkum daftar makanan yang dapat menyebabkan anak hiperaktif, dilansir dari laman Moms.
1. Makanan dengan pewarna buatan
Freepik/prostooleh
Tidak semua makanan dengan pewarna makanan buatan menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Namun, sebuah penelitian di tahun 2007 menemukan enam jenis pewarna makanan yang terbukti secara klinis menyebabkan anak menjadi hiperaktif setelah mengonsumsinya.
Menurut FSA, pewarna tersebut meliputi:
Sunset yellow FCF (E110)
Quinoline yellow (E104)
Carmoisine (E122)
Allura red (E129)
Tartrazine (E102)
Ponceau 4R (E124)
Pewarna makanan buatan ini banyak ditemukan dalam jus buah, es krim, minuman soda, dan lain-lain.
2. Susu sapi
Freepik/freepik
Susu sapi mengandung kalsium dan protein yang tinggi. Di satu sisi, kandungan protein dalam susu sapi baik untuk kesehatan tubuh anak. Tetapi pada anak tertentu protein yang terkandung di dalam susu sapi menyebabkan anak menjadi hiperaktif.
Sebuah penelitian menemukan bahwa anak yang alergi terhadap susu sapi, khususnya protein kasein, cenderung menjadi hiperaktif setelah minum susu. Bahkan anak tidak bisa tidur dengan tenang setelah minum susu.
Perlu dicatat bahwa beberapa peserta dalam penelitian ini ditemukan menderita ADHD. Namun, setelah mengubah pola makan dengan tidak lagi mengonsumsi susu, hiperaktif pada semua anak menurun. Mereka yang sebelumnya tidak bisa tidur akhirnya bisa mendapatkan istirahat yang sangat dibutuhkan.
Editors' Pick
3. Telur
Freepik/timolina
Telur adalah salah satu sumber protein yang disukai anak-anak. Tetapi bagi anak yang menderita alergi telur yang tidak diketahui sebelumnya, mengonsumsi telur dapat mengubah perilakunya.
Perubahan perilaku akibat mengonsumsi telur ini bisa sedemikian rupa sehingga perilaku yang ditunjukkan adalah kemarahan yang berlebihan. Namun karena tidak banyak yang mengaitkan perilaku hiperaktif ini dengan alergi telur, banyak anak yang menghadapi perilaku hiperaktif ini selama bertahun-tahun.
4. Keju
Pexels/NastyaSensei
Sama halnya dengan anak yang alergi terhadap susu sapi, konsumsi keju yang terbuat dari susu sapi dapat menyebabkan reaksi hiperaktif pada anak.
Menurut NutritionCare.net, ketika anak mengonsumsi makanan yang mengandung terlalu banyak kasein, dan mereka memiliki alergi susu, tubuh mereka tidak dapat memproses kasein. Ketika hal ini terjadi, kimia tubuh berubah sehingga mempengaruhi otak. Hasilnya adalah perilaku anak hiperaktif.
5. Saus tomat
Freepik/dashu83
Makan kentang goreng atau ayam goreng dengan saus tomat, hmmm, enak rasanya. Apakah anak mama termasuk yang menyukainya? Jika ya, saus tomat patut dicurigai sebagai salah satu penyebab anak hiperaktif.
Menurut Guardian, bahan kimia alami yang ditemukan di beberapa tanaman yang disebut salisilat dapat menyebabkan otak anak menjadi kecanduan makan makanan tertentu. Akibatnya jika makanan tersebut diberikan dalam jumlah yang banyak, dapat menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Saus tomat adalah salah satunya.
6. Jeruk
Freepik/azerbaijan_stockers
Jeruk yang mengandung vitamin C dan berbagai nutrisi lainnya ternyata tinggi salisilat. Demikian halnya dengan kecap, jeruk dapat menyebabkan anak menjadi hiperkatif, terutama setelah mengonsumsinya secara rutin.
Meskipun begitu, jeruk masih dianggap sebagai makanan yang sehat untuk anak dengan kecenderungan hiperaktif. Tetapi jika mama melihat adanya perubahan perilaku anak setelah mengonsumsi buah ini, mama dapat mempertimbangkan untuk memberikan jeruk pada anak secara berkala untuk mengurangi potensi hiperaktif.
Konsultasikan dengan dokter anak apabila mama mendapati perubahan perilaku anak setelah mengonsumsi makanan tertentu.