5 Tips Coparenting untuk Balita, Berikan Kasih Sayang Terbaik
Coparenting untuk balita membutuhkan curahan kasih sayang dan perhatian lebih
11 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di masa emas perkembangannya, selayaknya anak mendapatkan pengasuhan yang kuat dan saling menghormati agar anak merasa aman terlindungi. Terutama di usia balita. Tetapi ini bukanlah hal yang mudah untuk orangtua yang bercerai.
Namun, meskipun telah berpisah dan memiliki kehidupan masing-masing, orangtua dapat menerapkan coparenting. Seperti apakah coparenting untuk balita?
Berikut ini Popmama.com merangkum informasinya, dilansir dari Zero to Three:
1. Sadari peran baru
Mama dan pasangan selama ini mungkin telah membuat keputusan bersama-sama dalam hubungan sebelumnya. Tetapi, sekarang setelah bercerai peran masing-masing telah berbeda. Belajar menjalankan coparenting bisa jadi sebuah hal yang menantang karena melibatkan hal-hal baru dengan hak dan kewajiban baru pula. Misalnya masing-masing tidak lagi boleh mencampuri masalah finansial, tetapi punya kewajiban dalam mengatur jadwal pertemuan dan pola pengasuhan.
Editors' Pick
2. Jadikan anak sebagai pusat perhatian
Bagaimana pun juga, si Kecil adalah anak dari kedua orangtuanya. Ketika mama dan pasangan tidak lagi menjalin hubungan romantis, tidak demikian halnya dengan coparent. Komunikasi dan kerja sama harus selalu terjalin secara teratur. Karenanya, jadikan anak sebagai pusat perhatian sehingga mama dan pasangan bisa fokus pada kebutuhan, jadwal, dan aktivitas mereka.
3. Terapkan buku catatan
Untuk anak berusia di bawah tiga tahun, menuliskan buku catatan atau aplikasi buku harian online yang dikelola bersama coparent dapat menjadi alat bantu yang efektif. Buku catatan ini merekam jadwal makan dan aktivitas anak sehari-hari, serta seperti apa aturan waktu tidur, waktu makan, dan screen time.
Buku catatan ini akan membantu kedua orangtua dalam menerapkan kedisiplinan dan konsistensi, baik itu di rumah mama maupun di rumah papa.
4. Ekspresikan cinta dan dukungan pada anak
Balita memerlukan lebih banyak kenyamanan dan dukungan di masa-masa sulit ini. Sering-seringlah memeluk anak, luangkan waktu untuk menidurkan mereka di malam hari, dan beritahu anak bahwa betapa kedua orangtuanya sangat menyayanginya. Pastikan anak tahu bahwa mereka tetap dilindungi, dirawat, dan dicintai kedua orangtuanya sekalipun kedua orangtuanya kini telah berpisah.
5. Beri pengertian pada si Kecil
Meski balita mulai memahami apa yang terjadi di sekitar mereka, mereka mungkin tidak segera mengenali apa yang terjadi selama perpisahan atau perceraian kedua orangtua mereka. Mereka segera menyadari jika segala sesuatunya berbeda, misalnya perubahan rutinitas di mana orangtua mereka tidak lagi menghabiskan waktu bersama-sama. Karena itulah, balita harus diberitahu untuk membantu mereka memahami apa yang terjadi.
Jelaskan dengan singkat, menggunakan dengan kata-kata yang mereka mengerti, tentang apa itu perceraian. Pastikan anak tahu bahwa perpisahan bukanlah kesalahan mereka. Mama bisa membacakan buku cerita yang sesuai dengan usia anak untuk membantu anak memahami apa yang sedang terjadi.
Coparenting membutuhkan kerjasama di mana kedua orangtua melakukan yang terbaik untuk membesarkan anak-anak yang sehat. Jauhkan diri dari perkataan yang kejam tentang coparent di depan anak. Bahkan, jika mama berpikir anak belum mengerti apa yang mama katakan, anak dapat merasakan stres dari nada suara negatif. Hal ini akan berdampak pada emosi anak.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat ya, Ma.
Baca juga:
- 9 Artis yang Jalani Co-Parenting setelah Bercerai, Kompak Demi Anak
- 5 Tips Mendidik Anak ketika Orangtua Sudah Bercerai
- 6 Cara Jaga Kestabilan Emosional Anak saat Hadapi Perceraian Orangtua