Ma, apakah anak mama suka membeli jajan di luar? Bagi anak-anak, jajanan bukan sekadar makanan, melainkan juga hiburan yang menyenangkan bagi mereka. Apalagi saat ini produsen jajanan berlomba-lomba menawarkan kemasan dan hadiah-hadiah agar produknya menarik pembeli.
Namun, sebagai orangtua, sebaiknya kita memperhatikan jajanan yang dibeli oleh anak kita secara teliti.
Dikhawatirkan, bagian dari jajanan yang dibeli oleh anak kita ternyata berisiko bahaya. Seperti yang ditemukan oleh pemilik akun TikTok @putrimunira05 ini.
Dalam video yang diunggah di akun TikTok-nya, @putrimunira05 menceritakan pengalaman anaknya membeli jajanan kemasan.
"Tolong diperhatikan jajanan anaknya. Aku baru dapetin anak makan jajanan ini, kayaknya beli di kios ya. Terus dia dapat hadiah ini. Tadi dia suruh aku buka, aku buka lah (hadiahnya)," ujar @putrimunira05.
Di antara jajanan berupa makanan ekstrudat berwarna coklat itu, terdapat sebuah wadah plastik menyerupai telur berwarna oranye. Di dalam wadah itu berisi mainan yang merupakan bonus dari jajanan tersebut.
Editors' Pick
2. Hadiah berupa water beads
Setelah sang Anak memintanya untuk membuka wadah plastik yang berisi mainan bonus, alangkah terkejutnya @putrimunira05 saat melihat isi hadiahnya, yaitu water beads.
"Setelah dibuka itu, isinya ini. Ini yang kalo dimasukin ke air, membesar," kata @putrimunira05 sembari menunjukkan mangkok berisi air yang di dalamnya sudah berisi water beads. "Masalahnya kalo anak nggak tau ini dimasukin air membesar, bisa jadi ia akan mengira ini permen. Kalo dia makan itu, otomatis dia akan membesar di usus. Udah ada kejadian makin besar di perutnya, harus dioperasi baru bisa (dikeluarkan). Bahaya ini. Apalagi ini ditaruh di makanan."
"Tolong yang punya perusahaan, tolong jangan memberikan hadiah ini di dalam makanan."
3. Apa itu water beads?
Flickr.com/Paul Gorbould
Water beads, atau manik-manik air, sering dijual sebagai mainan, perlengkapan kerajinan tangan, alat bantu latihan sensorik anak, hingga keperluan untuk bercocoktanam.
Water beads terbuat dari bahan polimer super yang dapat menyerap air. Benda ini bisa mengembang hingga 100 kali dari ukuran aslinya jika sudah menyerap air sepenuhnya.
4. Bahaya water beads bagi anak
Flickr.com/Paul Gorbould
Water beads wujudnya menyerupai seperti permen warna-warni ketika belum mengembang. Sekilas memang tampak tidak berbahaya, tetapi ternyata benda ini dapat mematikan bagi bayi dan anak kecil jika tertelan.
Jika water beads tertelan, maka bisa mengembang di dalam pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan anak tersedak, cedera dalam, bahkan kematian apabila tidak terdeteksi segera.
United States Consumer Product Safety Commision (CPSC) memberikan peringatan kepada orangtua dan pengasuh untuk menjauhkan benda ini dari lingkungan mana pun yang memiliki anak kecil, terutama yang berusia balita. CPSC juga mendesak sekolah dan pusat penitipan anak untuk menghindari benda ini sepenuhnya.
Apabila mama mencurigai si Kecil menelan water beads atau memasukkan butiran ini ke telinga atau hidungnya, segera periksakan anak ke rumah sakit terdekat agar mendapatkan penanganan yang tepat.
5. Tips memilih jajanan untuk anak
Freepik
Jajanan yang terbaik adalah yang dibuat sendiri di rumah oleh orangtua. Namun, terkadang orangtua ingin memberikan reward untuk anak dengan memperbolehkannya membeli jajanan sendiri di luar rumah. Hal ini wajar kok, Ma. Tetapi, jangan sampai lengah mengawasi jajanan apa yang dikonsumsi anak ya.
Berikut ini kami merangkum tips memilih jajanan anak yang tepat, antara lain:
Memilih pangan yang aman, bersih dan telah dimasak dengan matang.
Hindari makanan dan minuman yang memiliki warna yang mencolok.
Membatasi konsumsi makanan cepat saji dan makanan ringan.
Memperbanyak makanan yang tinggi serat dan tinggi protein.
Cukupi kebutuhan air dengan minum air putih.
Selain itu, pastikan jajanan yang dibeli anak aman dari risiko tersembunyi yang membahayakan kesehatan, seperti mainan yang dimasukkan ke dalam makanan.
Segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila terdapat gejala penyakit pada anak, agar bisa mendapatkan diagnosa dan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan.