Kunci Pelestarian Kain Tenun, Provokasi hingga Kolaborasi
Kain tenun perlu dilestarikan agar tetap relevan di kehidupan modern
31 Januari 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan budaya dan tradisi. Salah satu warisan tak benda milik Indonesia adalah kain tenun, sebuah karya seni yang penuh makna dengan kearifan lokal.
Di balik keindahan kain tenun, ada kisah panjang yang penuh dengan perjuangan. Dengan demikian, masyarakat Indonesia mempunyai peran dalam menjaga dan melestarikan warisan ini untuk generasi mendatang.
Pendopo dan Toraja Melo hadir memberikan inovasi dan kolaborasi untuk memastikan kain tenun diminati masyarakat, terutama untuk generasi muda saat ini.
Dalam sebuah talkshow bertema "The Role of Youth & Community in Culture and Sustainable Fashion" yang dilakukan di Pendopo Living World Alam Sutra pada Jumat, (17/1/25), mereka membagikan sebuah cara untuk membudidayakan kain tenun agar tetap relevan dalam kehidupan modern, terutama untuk generasi muda.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum ulasan selengkapnya mengenai kunci pelestarian kain tenun, provokasi hingga kolaborasi. Disimak yuk.
1. Melestarikan tradisi melalui perempuan adat
Pada 2008, Dinny Jusuf selaku pendiri Toraja Melo menyadari permasalahan sosial di kampung suaminya, di mana banyak perempuan menjadi pekerja migran dengan konsekuensi yang cukup berat.
Dari situ ia terinspirasi untuk menciptakan solusi berkelanjutan melalui kain tenun, yang saat itu kurang dihargai. Dinny memberikan alternatif ekonomi bagi perempuan adat, memungkinkan mereka untuk tetap di negaranya dengan penghasilan yang layak.
Editors' Pick
2. Kolaborasi yang menghubungkan kain tenun dengan dunia modern
Laura selaku Head of Pendopo memainkan peran penting sebagai jembatan kain tenun ke pasar yang lebih luas. Tak hanya memasarkan, saat ini ia juga melakukan pembinaan kepada pengrajin tenun di daerah seperti Sikka dan Buleleng.
Ia memastikan kualitas kain tenun tetap terjaga sambil memberikan pelatihan berkelanjutan kepada penenun lokal.
Untuk menarik perhatian generasi muda atau masyarakat masa kini, ia menyesuaikan desain, warna, dan motif sesuai tren. Dengan demikian, Laura berhasil menjangkau segmen pasar yang lebih luas.
Salah satunya adalah kebaya tanpa kancing hingga koleksi kain tenun untuk keluarga. Pihaknya terus mendengar dan memenuhi kebutuhan konsumen masa kini.