15 Ide Pakaian Adat yang Simpel untuk 17 Agustusan
Siap untuk perayaan 17an? Pastikan, kamu pakai kostum adat terbaikmu!
13 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tanggal 17 Agustus sudah di depan mata, apakah kamu sudah siap merayakannya? Salah satu cara untuk merayakan kemerdekaan Indonesia adalah dengan ikut serta memeriahkan hari 17an, misalnya dengan berpakaian menggunakan kostum adat Indonesia.
Mengenakan kostum adat adalah bentuk penghormatan terhadap warisan budaya dan sejarah bangsa. Ini adalah salah satu cara untuk mengenang perjuangan para pahlawan dan pejuang kemerdekaan Indonesia serta menunjukkan rasa cinta dan bangga terhadap identitas budaya lokal.
Selain itu, tujuan lain mengenakan kostum adat adalah untuk mempertahankan dan melestarikan tradisi budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan melibatkan generasi muda dalam memahami dan memakai kostum adat, tradisi ini dapat terus hidup dan dilestarikan. Berikut, Popmama.com berikan pakaian adat yang simpel untuk 17an, nih!
1. Kebaya Encim
Pakaian adat Betawi yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi Mama adalah kebaya Kerancang. Pakaian yang juga dikenal sebagai kebaya encim merupakan salah satu bentuk busana tradisional Betawi yang masih diminati oleh perempuan hingga saat ini.
Umumnya, kebaya encim dikenakan oleh berbagai kelompok usia perempuan, termasuk perempuan dewasa, muda, gadis remaja, dan remaja belia. Sejarah mencatat, kebaya ini dirancang menggunakan campuran kain lace atau brokat dari Eropa yang kemudian dihiasi dengan detail bordir. Hasil dari kombinasi tersebut menciptakan tampilan seperti hasil bordiran yang halus pada kainnya.
Bentuk bordiran dan pola berlubang yang kerap disebut "kerancang" memiliki beragam variasi yang menarik. Tidak hanya itu, di masa lalu, kebaya encim juga menjadi pilihan busana bagi komunitas Tionghoa di Indonesia. Pada masa tersebut, pakaian ini terbatas pada kalangan ekonomi menengah ke atas.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kebaya encim semakin populer di kalangan masyarakat pribumi, dan akhirnya menjadi simbol busana adat khas Betawi. Perpaduan kultural dari tiga budaya, yakni Tionghoa, Jawa, dan Arab, membentuk kebaya encim ini menjadi sebuah hasil akulturasi yang menarik.
2. Sadariah
Jika para perempuan Betawi umumnya menggunakan kebaya encim, maka untuk laki-lakinya bisa menggunakan pakaian adat Sadariah. Pakaian adat Betawi ini biasanya dipadukan dengan celana panjang batik yang modelnya agak longgar.
Busana ini umumnya terbuat dari campuran bahan katun dan sutra dengan desain berkerah tinggi. Bagian lehernya memiliki kancing-kancing yang membentang sekitar 3 atau 4 cm sampai ke bagian bawah, serta memiliki dua kantong di bagian bawah sebelah kiri dan kanan. Adapun, detail berupa belahan di bagian sisi kanan dan kiri bawah untuk memberikan sedikit kelonggaran atau ketidakketatan. Belahan ini biasanya memiliki panjang sekitar 15 cm.
Saat ini, Sadariah memiliki variasi yang beragam, termasuk bordiran di bagian kerah, di tengah-tengah, atau di kedua sisi kanan dan kiri. Bahan yang digunakan pun beraneka ragam, seperti linen, katun, sutra alam, dan sejenisnya. Agar lengkap, pakaian Sadaria dipadukan dengan kain sarung yang dilipat dan diletakkan di bahu (dikenal sebagai cukin), serta memakai peci (kopiah) hitam polos dan alas kaki selop terompah.
Tidak lupa, aksesoris seperti cincin batu-batuan dan gelang bahar menjadi ciri khas Betawi yang bisa melengkapi tampilan pakaian ini. Baju Sadaria sebenarnya dipakai sebagai busana sehari-hari, terutama pada acara keagamaan. Namun, sekarang, Baju Sadaria digunakan dalam berbagai acara. Pakaian ini mencerminkan identitas laki-laki yang rendah hati, sopan, berdinamika, dan memiliki kewibawaan.
3. Selendang dan Sorban
Aksesoris ini merupakan pelengkap pakaian adat untuk perempuan. Selendang atau sorban berupa sarung yang kemudian dilipat dan diselempangkan di leher atau hanya diletakkan di pundak.
Untuk perempuan, selendang tersedia dalam berbagai warna yang menonjol, sehingga membuat pakaian adat Betawi tampak lebih unik. Biasanya, selendang akan dikaitkan di kepala wanita dan digunakan dengan kebaya dan bawahan kain.
4. Kopiah dan ikat pinggang
Nah, kalau untuk laki-laki, biasanya aksesoris yang juga menjadi penambah nilai dan sebuah keistimewaan untuk busananya adalah kopiah dan sabuk. Kedua aksesoris tersebut memberikan ciri khas "Betawi" yang lebih kuat.
Dalam kehidupan sehari-hari, pria Betawi kerap mengenakan peci atau kopiah. Peci tersebut biasanya terbuat dari beludru dengan pilihan warna merah atau hitam.
Ada juga, ikat pinggang, yang umumnya dalam budaya Betawi cenderung berwarna hijau, dihiasi dengan bordir atau sulaman yang rumit. Sabuk Betawi juga menggunakan benang emas atau warna-warna cerah yang mencolok.
5. Ulos
Salah satu pakaian adat yang terkenal dari Sumatera Utara adalah ulos. Kain satu ini sangat dekat dengan masyarakat bersuku Batak. Ulos memiliki kombinasi warna yang menawan dan sarat dengan makna filosofis.
Warna yang mendominasi adalah merah, hitam, dan putih. Ketiga warna ini mengandung arti simbolis yang ingin diungkapkan melalui pesan yang tidak secara langsung disampaikan. Merah artinya keberanian, hitam artinya kepemimpinan dan putih artinya kesucian. Sementara, warna yang beragam di luar ketiga warna tersebut disebut dengan nama sekka-sekka.
6. Teluk Belanga - Riau
Pakaian adat yang satu ini berasal dari kepulauan Riau ini. Pakaian ini dikhususkan bagi laki-laki. Pakaian ini memiliki beberapa ciri khas, misalnya leher baju yang mengusung gaya kerah berkancing. Biasanya terdapat lima kancing yang mencerminkan prinsip-prinsip Islam. Corak ini serupa dengan desain baju cekak musang.
Umumnya, pakaian ini menggunakan kain songket sebagai materialnya. Cara penataan pakaian ini bervariasi, ada yang menggulung sirih di bagian depan dengan sisi kanan atas tertutup. Ada juga yang ditempatkan di samping dengan penataan tergantung pada individu yang mengenakannya.
Pilihan penutup kepala juga bervariasi, bisa berupa songkok, ikat kepala, atau tanjak. Tanjak atau ikat kepala dibuat menggunakan kain dengan jenis yang serupa dengan bahan baju dan celana. Pakaian Teluk Belanga hadir dalam warna-warna polos seperti hitam, abu-abu, atau variasi warna netral lainnya.
Editors' Pick
7. Kebaya Labuh
Kalau laki-laki menggunakan Teluk Belanga, para perempuan memiliki opsi kebaya Lubuh. Kebaya Labuh merupakan pakaian adat wanita yang biasa dikenakan pada saat upacara adat. Selain itu pakaian ini juga digunakan pada banyak kesempatan acara-acara resmi.
Kebaya Labuh secara umum dikenal sebagai kebaya panjang. Panjang lengan pada Kebaya Labuh sekitar dua jari dari pergelangan tangan, sehingga memungkinkan gelang yang dikenakan bisa terlihat. Lebar lengan kira-kira tiga jari dari permukaan lengan. Kedalaman baju bervariasi, beberapa mencapai hingga betis atau sedikit di atasnya.
Pakaian ini memiliki potongan yang agak longgar dan menghindari keketatan di area pinggang atau pinggul yang bisa menunjukkan bentuk tubuh. Kebaya Labuh sering kali dipadukan dengan kain batik seperti kain cual.
8. Lambung - Suku Sasak
Pakaian adat suku sasak yang dikenakan perempuan disebut dengan Lambung. Pakaian adat ini terdiri dari gaun hitam tanpa lengan yang memiliki kerah berbentuk "V" serta sedikit ornamen hiasan pada bagian leher.
Pakaian ini menggunakan kain pelung sebagai bahan utamanya. Tambahan selendang yang menjuntai dari bahu kanan memiliki motif ragi yang khas dari kain songket sasak. Selendang ini dipasangkan dengan ikat pinggang yang disebut anteng, yang dilingkarkan dan memiliki ujung berumbai yang jatuh di sebelah pinggang kiri.
Bagian bawah pakaian melibatkan penggunaan kain panjang yang mencapai lutut atau mata kaki, dengan pinggiran kain dihiasi bordiran berpola kotak-kotak atau segitiga. Pakaian adat Lambung dipakai oleh gadis-gadis Sasak dalam rangka menyambut tamu dan mengantar pembawa buah-buahan saat upacara.
Para perempuan Sasak juga akan memakai berbagai aksesoris untuk mempercantik tampilan saat mengenakan pakaian lambung ini. Sebagai aksesori khas Lombok, sepasang gelang perak sering ditambahkan. Sementara itu, anting-anting yang disebut sowang, berbentuk bulat dibuat dari daun lontar, menjadi pelengkap pakaian adat satu ini
9. Baju Bodo - Bugis
Merupakan pakaian tradisional suku Bugis untuk para perempuan. Baju Bodo memiliki bentuk segi empat dan lengan yang lebih pendek. Baju ini dirancang tanpa menggunakan jahitan seperti baju kurung. Suku Bugis membagi jenis baju Bodo berdasarkan warnanya, yang juga mencerminkan status sosial dan usia pemakainya.
Baju Bodo adalah salah satu busana adat tertua di wilayah Sulawesi. Pada zaman dahulu, baju ini dikenakan tanpa melibatkan penutup pada bagian payudara. Namun, setelah agama Islam masuk ke daerah ini, baju ini mengalami perubahan dengan menambahkan lapisan dalam berwarna lebih cerah.
Sebelumnya, perempuan Bugis menggunakan sepotong sarung yang melingkupi pinggang dan kaki, serta memadukannya dengan baju tipis yang terbuat dari kain muslin (kasa). Saat ini, baju Bodo umumnya dikenakan ketika menyambut tamu penting dan dalam kompetisi menari.
10. Baju Cele - Maluku
Baju Cele merupakan pakaian adat dari Maluku yang biasanya berwarna merah atau hitam dengan motif garis-garis putih. Desainnya yang simpel dan tidak banyak aksesoris membuatnya praktis untuk dikenakan di acara 17 Agustus.
11. Baju Paksian - Bangka Belitung
Baju Paksian adalah pakaian adat dari Bangka Belitung yang simpel namun elegan. Pakaian ini terdiri dari kain penutup tubuh yang disampirkan dengan anggun, biasanya disertai dengan aksesoris minimalis, cocok untuk perayaan sederhana.
12. Baju Ndebu - Nusa Tenggara Timur
Baju Ndebu adalah pakaian adat dari suku Sumba di Nusa Tenggara Timur. Pakaian ini terdiri dari kain tenun ikat yang digunakan sebagai selimut yang dililitkan di tubuh. Kain ini biasanya memiliki motif-motif geometris atau motif binatang yang khas dari daerah Sumba. Cara memakai Baju Ndebu sangat sederhana, hanya perlu dililitkan di tubuh tanpa perlu banyak aksesoris tambahan.
Baju Ndebu juga mencerminkan kesederhanaan dalam budaya Sumba, di mana kain tenun tersebut tidak hanya digunakan untuk upacara adat tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan Baju Ndebu pada perayaan 17 Agustus memberikan kesan unik sekaligus menunjukkan apresiasi terhadap kekayaan budaya lokal yang masih lestari hingga kini.
13. Aesan Gede - Sumatera Selatan
Aesan Gede adalah pakaian adat dari Palembang, Sumatera Selatan, yang dikenal dengan tampilannya yang mewah dan berwarna cerah. Meski biasanya dipakai dalam upacara adat atau pernikahan, versi simpel dari Aesan Gede juga bisa dikenakan untuk acara 17 Agustusan. Pakaian ini terdiri dari kain songket yang dipadukan dengan baju kurung sederhana, dilengkapi dengan selendang yang disampirkan di bahu.
Warna-warna yang digunakan dalam Aesan Gede, seperti merah, emas, dan hijau, mencerminkan kemegahan budaya Palembang. Meski tampak berkilau, versi sederhana dari pakaian ini tetap memberikan kenyamanan bagi pemakainya dan dapat dikenakan dengan mudah untuk merayakan hari kemerdekaan dengan nuansa tradisional.
14. Baju Takwo
Baju Takwo merupakan pakaian adat dari Aceh yang biasanya dikenakan oleh kaum pria. Pakaian ini terdiri dari baju lengan panjang dengan potongan yang longgar dan celana panjang yang serasi, dipadukan dengan sarung yang dililitkan di pinggang. Desainnya yang sederhana dan longgar membuat Baju Takwo sangat nyaman dan mudah dikenakan.
Pakaian ini mencerminkan nilai-nilai Islami yang kuat di Aceh, dengan potongan yang sopan dan sederhana. Baju Takwo juga sering dihiasi dengan bordiran yang halus, menambah kesan elegan tanpa mengorbankan kesederhanaan. Pakaian ini cocok untuk acara 17 Agustusan yang mengedepankan kesederhanaan namun tetap menjaga nuansa budaya.
15. Baju Inong
Baju Inong adalah pakaian adat Aceh untuk wanita yang sangat sederhana namun tetap menawan. Terdiri dari baju kurung yang longgar dengan lengan panjang dan celana panjang, pakaian ini dilengkapi dengan selendang atau kain yang disampirkan di bahu. Baju Inong sering dihiasi dengan bordiran atau renda di bagian ujung lengan dan leher, menambah keanggunan tanpa mengurangi kesederhanaannya.
Pakaian ini sangat praktis dan nyaman, sesuai dengan iklim tropis Indonesia, sekaligus mencerminkan nilai-nilai Islami yang kuat dalam budaya Aceh. Baju Inong sangat cocok untuk dikenakan saat perayaan 17 Agustus, baik di lingkungan formal maupun non-formal, dengan tetap mempertahankan kesan tradisional dan elegan.
Itulah, ide pakaian adat yang bisa kamu kenakan untuk acara memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Jadi sudah siap untuk tampil maksimal?
Baca juga:
- Semarak Kemerdekaan, Ajak Anak Main 7 Games 17an Ini di Rumah Yuk!
- 6 Kostum Jokowi saat Upacara HUT Kemerdekaan RI dari Tahun ke Tahun
- 60 Lomba 17 Agustusan yang Unik dan Lucu, Idenya Kreatif!