6 Cara Mengatasi Rambut yang Rusak karena Penggunaan Alat Panas
Sering pakai catokan atau curling iron, hati-hati ya bikin rambut rusak!
28 Mei 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi kebanyakan perempuan, menggunakan alat untuk menata rambut adalah bagian dari rutinitas harian yang tidak boleh terlewatkan.
Meskipun terdapat banyak manfaat estetika untuk membuat rambut menjadi lebih cantik, terlalu sering menggunakannya juga akan membuat rambut rusak.
Alat untuk menata rambut seperti catokan atau plat ceramic dan curling iron bersifat panas, yang mana dapat mengeringkan kutikula rambut dan dapat mengubah struktur protein pada rambut. Hal ini dapat membuat rambut menjadi lebih kering, mudah patah, dan juga bercabang.
Namun, Mama tidak perlu khawatir lagi karena Popmama.comtelah merangkum 6 cara yang dapat Mama lakukan untuk merawat rambut rusak akibat peralatan penata rambut yang panas. Yuk, disimak!
1. Menggunakan heat protection sebelum menata rambut
Sebelum rambut terkena panas dari peralatan rambut yang Mama miliki, gunakan terlebih dahulu produk yang dapat melindungi rambut dari suhu panas.
Biasanya produk heat protection ini berupa spray atau oil yang bisa dengan mudahnya di aplikasikan ke rambut dan dapat langsung bekerja.
Selain itu melindungi rambut dari suhu panas, menggunakan heat protection juga dapat menjaga kelembapan alami pada rambut sehingga rambut tidak akan mengalami kekeringan dengan mudah.
2. Menggunakan sampo dan kondisioner dengan kandungan tertentu
Kandungan yang ada di dalam sampo dan kondisioner yang dipakai juga menjadi penentu rambut yang sehat dan kuat. Peralatan menata rambut seperti catokan dapat merusak kesehatan dan juga kelembapan pada rambut.
Sampo dan kondisioner memiliki peran yang penting sebagai salah satu hal yang dapat mengatasi kerusakan rambut.
Sebagai pengganti keratin alami pada rambut yang kering, Mama bisa menggunakan sampo dan kondisioner yang memiliki kandungan keratin di dalamnya untuk menggantikan produksi keratin yang kurang maksimal.