Memiliki Peluang, Penting Meningkatkan Minat Mode pada Generasi Muda
Indonesia harus menjadi negara berkualitas, termasuk dalam industri fashion
28 Maret 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini jurusan sekolah atau kuliah yang paling banyak diminati antara lain ilmu komunikasi, ilmu hukum, DKV, ilmu komputer, dan psikologi. Mode atau fashion bukanlah bidang yang masuk dalam 10 besar paling diminati di Indonesia.
Jurusan tata busana yang bisa melahirkan seorang fashion designer tidak sepopuler jurusan lainnya. Padahal sebelumnya tata busana pernah menjadi salah satu mata pelajaran wajib bagi pelajar tingkat SMP.
Di masa mendatang, penting untuk membuat generasi muda merasa familiar dengan perkembangan fashion di tanah air.
Dalam JF3 Talk yang dihadiri sejumlah desainer muda Indonesia bertempat di Teras Lakon Summarecon Serpong, Rabu (20/3/2024), bertema Generasi Baru dalam Industri Fashion Indonesia, Thresia Mareta, Founder of LAKON Indonesia menyampaikan pandangannya tentang warisan apa yang akan ditinggalkan dunia mode untuk generasi selanjutnya.
Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa alasan bahwa penting meningkatkan minat mode pada generasi muda Indonesia.
Editors' Pick
1. Mengerti kualitas produk fashion
Agar generasi muda mengerti mana produk fashion yang berkualitas atau tidak, maka sejak dini perlu mencari tahu dan mau saling mengedukasi.
Thresia mengatakan bahwa dunia mode Indonesia selama 20 tahun seperti jalan di tempat. Ia pernah coba menginisiasi agar teman-teman terkoneksi dengan ekosistem fashion di Paris untuk melihat secara langsung bagaimana mereka bekerja dengan standar internasional. Jika dibandingkan, Indonesia masih tertinggal jauh.
Banyak hal yang perlu dieksplorasi kembali. Pada dasarnya bukan tidak bisa, hanya perlu pengembangan dan bergerak bersama-sama untuk memajukan industri fashion dalam negeri.
Jakarta Food Fashion Fastival (JF3) sendiri digelar rutin sejak 2004 lalu. Ajang ini telah menjadi festival mode yang berevolusi dalam mendukung industri fashion Indonesia.
“Selama perjalanan 20 tahun, JF3 mengalami perkembangan yang signifikan dan memiliki ekosistem yang menunjang sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar mode internasional. JF3 memiliki mal sebagai display penjualan karya desainer Indonesia, juga Lakon Indonesia dan Pintu Incubator,” ungkap Thresia.
2. Diharapkan dunia mode bisa terus berkembang
Industri mode global semakin mengalami perkembangan yang pesat, begitu pula yang diharapkan bisa terjadi di Indonesia.
“Untuk itulah JF3 mengundang kreatif muda, pelaku dan pemerhati yang peduli untuk mengeksplorasi berbagai potensi dan peluang untuk membangun industri mode tanah air,” ungkap Thresia.
Hartono Gan, salah satu desainer muda Indonesia, mengakui pasar Indonesia sangat menggiurkan. “Pasar Indonesia untuk fashion itu besar, misalnya untuk acara kawinan, desainer bisa membuatkan desain baju pengantin dan perlengkapannya dan konsumen mengapresiasi karya desainer lokal, asal produknya baik,” tutur desainer yang pernah berkiprah di beberapa negara.
Ia bahkan menyebutkan pakaian atau karya modenya ada yang ia jual dengan harga 25 juta per item. Namun ia juga menemukan tantangan ketika membicarakan cara mendapatkan bahan untuk membuat pakaiannya.
“Desainer dalam hal ini bersaing dengan kapitalis, pemilik mal yang mampu mengimpor barang dari luar negeri dalam jumlah besar. Ini sulit diimbangi desainer lokal,” ungkap Hartono.
Soal mendapatkan bahan, designer Adrie Basuki mengatakan bisa meniru para desainer modest fashion. “Desainer modest fashion itu bisa datang berombongan bersama sesama desainer modest dan memesan bahan dalam jumlah banyak. Ini menguntungkan bagi pabrik tekstil dibandingkan memenuhi pesanan kain yang hanya sedikit-sedikit."