Berapa Lama Virus Corona Hidup di Kulit, Rambut, dan Kuku?
Kuncinya, tangan harus selalu bersih kalau nggak mau virus masuk ke anggota tubuh yang lain!
13 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejak virus corona mewabah, himbauan untuk mencuci tangan selalu terdengar setiap hari. Mencuci tangan dengan sempurna dapat mencegah Covid-19.
Kini, nggak menutup kemungkinan bahwa kita jadi lebih sering mencuci tangan ya, Ma. saat kita #Dirumahaja, duduk bersila di sofa sambil memangku laptop, pernah nggak sih Mama tanpa sadar memegang rambut saat belum sempat cuci tangan.
Apakah virus, kuman, atau bakteri ditangan bisa dibawa ke rambut atau anggota tubuh yang lain?
Dilansir dari huffpost.com, cari tahu informasinya di Popmama.comyuk, Ma!
1. Berapa lama virus corona bertahan?
Mobeen H. Rathore, kepala penyakit menular anak dan imunologi di Rumah Sakit Wolfson Children di Jacksonville, Florida, mengatakan kepada HuffPost, para peneliti baru mulai memahami berapa lama virus corona dapat hidup di luar tubuh manusia.
"Virus ini baru berumur beberapa bulan dan kami tidak tahu sebanyak itu karena orang terkadang membuatnya terdengar," kata Rathore. “Yang kami tahu, virus corona bertahan di permukaan yang keras, seperti meja, selama dua hingga tiga hari. Itu elemen penting untuk memahami mengapa kita perlu membersihkan permukaan. Ada beberapa penelitian yang mengatakan, virus itu mungkin tetap melayang di udara hingga tiga jam. Ini adalah data baru dan awal yang dapat berubah setiap saat, jadi itu adalah sesuatu yang harus kita sadari."
Editors' Pick
2. Jika virus yang menyebabkan COVID-19 dapat hidup di permukaan yang keras dan halus selama berhari-hari, berapa lama virus itu bisa bertahan di kulit kita?
Belum diketahui, waktu yang tepat sampai kapan virus tersebut bertahan di kulit tetapi seperti yang dikatakan Rathore, "Adalah adil untuk mengatakan itu tetap cukup lama untuk menyebar dari orang ke orang, karenanya ini jadi pengingat kalau kita harus selalu mencuci tangan.”
Ya, tanpa sadar kita suka menyentuh bagian tubuh seperti kulit, rambut dengan tangan yang belum tentu bersih. Jadilah, tangan harus rutn dicuci dengan menggunakan hand sanitizer atau air mengalir.
Namun, benar-benar membersihkan tangan sampai ke bawah kuku sama pentingnya. Bahkan, jika cat kuku terkelupas setelah menjauhkan diri secara sosial, Mama harus memberi perhatian ekstra untuk menggosok area tersebut.
3. Kuku akrilik pun bisa menyimpan kuman dan mentransfer ke tempat lain
Dalam huffpost.com disebutkan bahwa, kuku akrilik bisa menyebarkan kuman ke tempat lain.
"Ini bukan sesuatu yang spesifik tentang gel, cat kuku, atau kuku akrilik, tetapi hanya fakta bahwa itu bisa menciptakan celah lebih sedikit bagi virus untuk tinggal. Saat menggunakan kuku akrilik, bisa saja kuman mengambil celah untuk masuk ke kuku asli karena cukup sulit air dan sabun masuk mencuci tangan," kata Elizabeth, kepala eksekutif dokter di Baptist Health di Jacksonville.
Hal ini membuat banyak rumah sakit tidak mengizinkan karyawannya dan tim medis untuk memiliki kuku yang panjang atau kuku palsu karena kuman dapat hidup di bawahnya bahkan setelah mencuci tangan atau menggunakan pembersih.
Jadi, meskipun kamu biasanya menyukai kuku yang lebih panjang dengan menggunakan kuku palsu, ada baiknya tetap perhatikan kebersihannya ya!
"Kami tahu kuku buatan tidak baik untuk pencegahan infeksi, dan lebih baik tidak memilikinya," kata Rathore.
4. Bagaimana dengan rambut, apakah kuman dan virus bisa masuk ke dalamnya?
Ransom mengatakan dia tidak akan terlalu khawatir tentang rambut atau kulit di tempat lain di tubuh yang membawa virus, karena rambut dan kulit jarang bersentuhan dengan permukaan yang terinfeksi. Selama kamu sering mencuci tangan dan nggak sering memainkan dan memutar rambut sesuka hati.
"Kuman dan virus mungkin ada di rambutmu, tetapi akan sulit untuk dibayangkan kecuali seseorang secara aktif batuk dan mendapat tetesan di rambutmu," kata Ransom.
“Mekanisme transmisi yang paling umum terkait dengan tangan, karena kami menggunakannya setiap saat, terus-menerus menyentuh benda, dan kami bahkan tidak menyadarinya. Lalu kami menyentuh wajah kami setiap saat tanpa memikirkannya.”
Mana yang Paling Baik, Sabun Antibakteri, Sabun Biasa, atau Hand Sanitizer ya, Ma?
Jadi, jika mencuci tangan (dan menggosok kuku dengan baik) adalah satu-satunya kebiasaan yang harus dilakukan saat ini, produk mana yang terbaik untuk membasmi virus?
Dokter-dokter yang diwawancarai huffpost.com setuju bahwa bukan produk apa yang kamu gunakan untuk membersihkan tangan. Tapi, lebih pada teknik-teknik yang benar saat menggunakan pembersih baik sabun atau hand sanitizer.
“Orang-orang bertanya-tanya,‘ Apakah sabun antibakteri lebih baik daripada sabun biasa? Bagaimana dengan gel pembersih atau hand sanitizer? "Sungguh, hanya sabun dan air mengalir yang terbaik," kata Ransom.
“Ada banyak penelitian yang benar-benar tidak menunjukkan manfaat signifikan untuk menggunakan sabun antibakteri. Hand sanitizer juga baik, tapi gunakan ketika benar-benar tidak berteu sabun dan air mengalir karena itu tidak sepenuhnya membersihkan kulit dan celah-celah, jadi jika kamu memiliki sedikit kotoran atau kulit tangan berkeringat, hal ini memungkinkan lebih mudah bagi virus untuk tetap di sana," tambah Ransom.
"Setidaknya selama 20 detik, sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun dua kali, dan efek mekanis dari mencuci virus dari tangan kamu," kata Rathore.
Ya Ma, tangan yang kotor adalah sumber kuman dan virus untuk seluruh tubuh. Ketika tangan yang nggak bersih menyentuh rambut, siku, dan anggota tubuh yang lain pastilah virus dan kuman juga akan masuk.
Paling penting adalah jaga kesehatan ya, hindari orang yang batuk dan bersin agar virusnya nggak menempel di tubuh kita. Semoga infomasinya bermanfaat.
Baca juga:
- Demi Kesehatan, Wajib Cuci Tangan Setelah Menyentuh 10 Benda Ini
- Frekuensi Keramas yang Ideal Berdasarkan Jenis Rambut
- Cuci Tangan dengan Sabun: Kebiasan Kecil yang Bisa Selamatkan Nyawa!