Hubungan Stres dan Rambut Rontok, Jangan Dibiarkan Hingga Parah
Salah satu cara untuk meminimalisir kerontokan adalah menggunakan produk yang tepat
8 November 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Stres jangka panjang berakibat buruk bagi berbagai masalah kesehatan. Ini bisa termasuk depresi dan kecemasan, serta masalah dengan pencernaan dan masalah tidur. Stres kronis juga telah lama dikaitkan dengan kerontokan rambut, tetapi alasannya tidak dipahami dengan baik.
Stres dan rambut rontok tidak harus permanen. Dan jika stres terkendali, rambut mungkin tumbuh kembali.
Jika kamu melihat kerontokan rambut yang tiba-tiba atau tidak merata atau kerontokan rambut lebih dari biasanya saat menyisir atau keramas, maka sebaiknya melakukan konsultasi kepada dokter untuk penanganan yang tepat.
Kerontokan rambut yang tiba-tiba dapat menandakan kondisi medis mendasar yang memerlukan perawatan. Jika diperlukan, dokter mungkin juga menyarankan pilihan perawatan untuk rambut rontok.
Nah, seperti apa hubungan stres dan rambut rontok? Cek informasi selengkapnya di Popmama.com berikut ini.
1. Siklus pertumbuhan rambut
Dilansir dari National Institues of Health, U.S. Department of Health & Human Services, pertumbuhan rambut melibatkan tiga tahap. Dalam pertumbuhan (anagen), helai rambut mendorong melalui kulit. Dalam degenerasi (katagen), rambut berhenti tumbuh, dan folikel di dasar untaian menyusut.
Dalam keadaan istirahat (telogen), rambut rontok dan prosesnya bisa dimulai lagi. Rambut adalah salah satu dari sedikit jaringan yang dapat diregenerasi oleh mamalia sepanjang hidupnya.
Siklus pertumbuhan rambut didorong oleh sel punca yang berada di folikel rambut. Selama pertumbuhan, sel punca membelah menjadi sel baru yang meregenerasi rambut.
Pada masa istirahat, sel punca tidak aktif. Sampai sekarang, para peneliti belum menentukan secara pasti bagaimana stres kronis merusak sel induk folikel rambut.
Editors' Pick
2. Tiga jenis kerontokan rambut dapat dikaitkan dengan tingkat stres yang tinggi
Dilansir dari mayoclinic.org, Dr. Daniel Hall-Flavin mengungkap tiga jenis kerontokan rambut dapat dikaitkan dengan tingkat stres yang tinggi. Diantaranya:
Pengeluaran telogen. Dalam telogen effluvium (TEL-o-jun uh-FLOO-vee-um), stres yang signifikan mendorong sejumlah besar folikel rambut ke fase istirahat. Dalam beberapa bulan, rambut yang terkena mungkin rontok tiba-tiba saat menyisir atau mencuci rambut. Apakah kamu pernah mengalaminya?
Trikotilomania. Trikotilomania (trik-o-til-o-MAY-nee-uh) adalah dorongan yang tak tertahankan untuk mencabut rambut dari kulit kepala, alis, atau area tubuh lainnya. Menarik rambut bisa menjadi cara untuk mengatasi perasaan negatif atau tidak nyaman, seperti stres, ketegangan, kesepian, kebosanan atau frustrasi.
Alopesia areata. Berbagai faktor diperkirakan menyebabkan alopecia areata (al-o-PEE-she-uh ar-e-A-tuh), mungkin termasuk stres berat. Dengan alopecia areata, sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut – menyebabkan rambut rontok.
Untuk mengetahui kondisi apa yang kamu alami, maka sebaiknya kamu melakukan pemeriksaan lebih lanjut agar lebih tahu penanganan yang paling tepat untuk mengatasi masalah rambutmu.