Penuaan Kulit Akibat Polusi Udara dan Radiasi UV Ekstrem di Indonesia
Indonesia menghadapi situasi paradoks di mana Jakarta sempat menjadi kota paling berpolusi di dunia
31 Oktober 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia menghadapi situasi paradoks di mana Jakarta sempat meraih predikat sebagai kota dengan kualitas udara terburuk pertama di dunia.
Dampak dari polusi udara yang semakin meningkat di Jakarta terlihat jelas pada kondisi kulit penduduk, yang mengeluhkan iritasi, peradangan, kering, dan kerusakan kulit.
Selain itu, radiasi sinar matahari yang ekstrem di negara tropis ini turut merusak kesehatan kulit. Dampak jangka panjang mencakup hiperpigmentasi, penuaan kulit, dan bahkan risiko kanker kulit.
Perlindungan dan perawatan kulit menjadi sangat penting, dengan penggunaan tabir surya dan pendidikan mengenai perawatan kulit yang benar. Dalam menghadapi tantangan ini, edukasi dan produk perawatan kulit yang tepat dapat memberikan solusi untuk menjaga kesehatan kulit di Indonesia.
Dampak polusi udara di Jakarta yang meningkat ini ditandai dengan banyaknya pasien yang datang ke Klinik mengeluhkan kondisi kulitnya yang semakin memburuk seperti iritasi kulit, peradangan kulit, kering, dan juga kusam menurut dr. Haekal Yassier Anshari, M. Biomed Presenter TV acara Ayo Hidup Sehat.
Bukan hanya itu saja, dr Haekal juga menyatakan beberapa pengaruh polusi bagi kulit kita. SelengkapnyaPopmama.com ulas pandangan dr Haekal terhadap pengaruh polusi bagi kesehatan kulit.
Editors' Pick
1. Polusi udara dan radiasi sinar matahari dapat merusak kulit
Polusi udara dan radiasi sinar matahari di daerah tropis seperti Indonesia memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan kulit. Menurut penjelasan dr. Haekal, seringkali kita hanya mengaitkan polusi udara dengan masalah kesehatan paru-paru, sementara dampaknya terhadap kulit sering diabaikan.
Kulit, sebagai organ terluar dan terbesar pada tubuh, sangat rentan terhadap gangguan. Dampaknya bervariasi, mulai dari reaksi alergi hingga kulit kering dan peradangan, terutama pada individu dengan kulit sensitif dan penyakit dermatitis atopik. Lebih lanjut, dampak jangka panjang dari paparan polusi dan sinar UV mencakup hiperpigmentasi, penuaan kulit, dan bahkan risiko kanker kulit.
Polusi udara mengandung zat-zat berbahaya seperti karbon monoksida, benzena, hidrogen klorida, logam berat, timbal, dan merkuri, yang memiliki potensi merusak kulit. Kasus semacam ini semakin umum terjadi di Indonesia, terutama di daerah dengan tingkat indeks UV yang tinggi dan tingkat polusi udara yang memprihatinkan.
Oleh karena itu, pencegahan menjadi kunci, sebagaimana dalam perumpamaan perang, kita perlu mempersiapkan diri dengan perlindungan dan senjata yang tepat untuk melawan dampak buruk dari polusi udara dan radiasi sinar matahari ini.
2. Edukasi akan dampak polusi udara dan iklim yang ekstrim
Edukasi mengenai dampak polusi udara dan kondisi iklim yang ekstrem pada kesehatan kulit merupakan hal yang sangat penting. Pada dasarnya, semua orang punya risiko mengalami masalah kulit akibat paparan polusi udara, meskipun risikonya lebih tinggi bagi kelompok seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, ibu menyusui, individu dengan penyakit autoimun, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, serta individu dengan kulit sensitif atau penyakit dermatitis atopik.
Sebelum kondisi polusi udara semakin parah, dr. Haekal, yang menjabat sebagai Direktur Medis Quick Glam Clinic, telah aktif dalam upaya edukasi. Ia telah memberikan informasi tentang pentingnya merawat dan melindungi kesehatan kulit, terutama di lingkungan tropis seperti di Indonesia.
Ini melibatkan tiga langkah dasar, yaitu membersihkan, melembapkan, dan melindungi kulit dari sinar UV. Kita harus menyadari bahwa paparan polusi udara dan sinar UV dapat membuat kulit rentan mengalami dehidrasi, kerusakan akibat oksidasi, timbulnya masalah hiperpigmentasi, penuaan dini, bahkan risiko kanker kulit. Dengan pemahaman ini, kita dapat lebih baik menjaga kesehatan kulit kita dan melindunginya dari dampak buruk polusi dan sinar UV.