Lakon ‘Dag Dig Dug’ Gabungkan Fashion Vintage 70s dan 80s
Selain alur ceritanya yang sarat makna, kostum yang dikenakan juga memiliki makna, lho
26 Januari 2025
![Lakon ‘Dag Dig Dug’ Gabungkan Fashion Vintage 70s 80s](https://www.popmama.com/themes/v1/desktop/img/no-image.jpg)
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lakon “Dag Dig Dug" kembali hadir dengan alur ceritanya yang sarat makna dan relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.
Selain itu, lakon “Dag Dig Dug" juga berhasil membawa penonton ke dalam nuansa era 70-an dan 80-an melalui detail cerita, gaya hidup, dan tentunya fashion yang dikenakan oleh karakter-karakter utamanya.
Karakter Tobing, yang diperankan oleh Onkar Sadawira, menampilkan gaya khas era 70-an yang berani dan mencolok.
Di sisi lain, karakter Giarto yang diperankan oleh Reza Rahadian dan karakter Giarno yang diperankan oleh Donny Damara, mewakili gaya era 80-an yang lebih santai dan modern. Perbedaan ini tidak hanya menjadi elemen estetika, tetapi juga menjadi simbol perbedaan latar kehidupan pedesaan dan perkotaan pada masa itu.
Berikut Popmama.com akan mengulas tentang lakon ‘Dag Dig Dug’ yang menggabungkan fashion vintage 70s dan 80s, serta bagaimana cara untuk memadukan fashion era 70-an dan 80-an untuk era modern. Yuk, simak informasinya!
Editors' Pick
Fashion Era 70-an
Onkar Sadawira yang memerankan Tobing membawa karakter pedesaan dengan gaya era 70-an yang berani dan mencolok. Pakaian yang dikenakannya mencerminkan keterbatasan akses fashion di kampung, seperti kemeja, jas dan celana berwarna netral seperti hitam, dan cokelat.
“Khusus Tobing, dia tetap di 70-an. Kenapa dia tetap di 70-an? karena dia besar di desa tersebut jadi dia tidak mengikuti,” ucap Samuel Wattimena, perancang kostum lakon “Dag Dig Dug” saat ditemui dalam jumpa pers, Jumat (24/1/2025) di Teater Salihara.
Fashion Era 80-an
Reza Rahadian dan Donny Damara membawa karakter Giarto dan Giarno yang hidup di Jakarta, kota di mana fashion berkembang dengan pesat pada era 80-an.
Busana mereka menampilkan power dressing khas dekade tersebut, seperti kemeja bermotif abstrak dengan warna yang lebih berani dan celana gombor namun tetap memberikan kesan rapi.
“Saya bisa menentukan sendiri, bahwa Reza dan Donny ini masuk di kurun waktu 80-an, dia kan dari Jakarta, dia trennya udah ikut yang terkini di Jakarta ya,” ucap Samuel Wattimena.