Perkembangan industri kecantikan di dunia bertumbuh pesat. Ini didorong oleh sejumlah tren yang terus shifting dan berkembang dari waktu ke waktu. Di Indonesia sendiri, negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan memiliki populasi terbesar keempat di dunia, muncul sebagai pasar yang signifikan bagi industri kecantikan dan perawatan pribadi global.
Saat ini, sektor kecantikan di tanah air bernilai 7 miliar USD dan diproyeksikan akan mencapai 10 miliar USD pada tahun 2027. Adapun tingkat pertumbuhan tahunannya sebesar 10%. Ini adalah angka yang fantastis.
Menurut Co-Founder & CMO Social Bella, Chrisanti Indiana saat ini beauty enthusiast di Indonesia juga berubah. Seiring industri yang semakin banyak didominasi produk lokal, pelanggan begitu selektif memilih produk favorit mereka.
Di tahun 2025 ini ia memprediksi kalau tren kecantikan di Indonesia masih akan dipegang oleh produk dengan Skinification. Apa itu?
Berikut Popmama.com rangkum fakta tren kecantikan di 2025, skinification masih populer dan dipilih nih.
1. Produk lokal semakin dilirik masyarakat Indonesia
dok. Sociolla
Menjamurnya tren skincare dari Korea dan luar negeri tidak membuat industri skincare dan make up lokal tanah air lesu. Justru, ini membuat geliat para owner skincare lokal cukup terpacu untuk bersaing dengan merek-merek dari luar negeri.
Hal itu diakui oleh Co-Founder & CEO Social Bella, Christopher Madiam dalam press conference Kick-off Sociolla 10th Anniversary Sociolla di ParkRoyal Serviced Suites, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2025).
Begitupun dengan Chrisanti Indiana yang sependapat. Saat ini gerakan produk lokal begitu dicintai. Misalnya, salah satu kampanye yang digagas oleh Sociolla bernama Love Local memiliki banyak penggemar.
"Sociolla menjadi platform yang memberikan kemudahan akses untuk ratusan brand lokal. Dimulai dengan hanya sekitar 10 brand lokal di tahun 2015, kini Sociolla telah berhasil menjadi wadah untuk lebih dari 100 brand lokal," jelas Christopher Madiam.
2. Masyarakat Indonesia semakin selektif memilih produk kecantikan
Freepik
Hal selanjutnya yang dilihat adalah terjadi perubahan para beauty enthusiast di Indonesia ketika memilih produk. Awalnya mungkin tertarik pada packaging dan manfaat yang ditawarkan.
Kini, ingredients atau kandungan dalam beauty product tersebut juga begitu penting. Menurut Chrisanti Indiana di platform Sociolla yakni SOCO App, banyak yang mencari soal kandungan di produk kecantikan sebelum membeli.
"Semakin kesini customer semakin kritis dan selektif. Di SOCO App sendiri tahun lalu (2024) ada 50% kenaikan yang mencari ingredients. Mereka tidak hanya ingin kulit glowing dan flawless tapi juga mencari tahu apa yang bagus untuk kulit masing-masing," jelas Chrisanti pada kesempatan yang sama.
Sebagai informasi, SOCO App diluncurkan Sociolla pada 2018 lalu. Platform tersebut kini telah berkembang menjadi beauty supper app, dengan jumlah membership yang konsisten terus meningkat 387 kali lebih banyak, dan saat ini telah mencapai dari 7 juta SOCO member.
Editors' Pick
3. Tren kecantikan 2025: "skinification" masih akan dicari
Popmama.com/Putri Syifa N
Berbicara soal tren kecantikan ada saja gebrakan yang dihadirkan setiap tahunnya. Di tahun 2024 saja keluar banyak tren kecantikan dari lip balm dengan warna, cushion yang punya kandungan skincare hingga infused serum pada micellar water.
Hal-hal diatas adalah contoh dari skinification, yakni istilah yang mengacu pada tren memasukkan rutinitas perawatan kulit dan produk wajah ke dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini memasukkan kandungan bahan aktif skincare ke make up atau produk kecantikan sehari-hari.
"Skinification masih berkembang, ini suatu kesatuan. Hybrid make up yang punya skincare benefit. Tahun lalu mungkin yang viral adalah lipstik serum. Nah, di tahun 2025 akan lebih banyak lagi (mirip)," jelas Chrisanti.
4. Orang Indonesia banyak yang FOMO soal beauty tren?
Popmama.com/Putri Syifa N
Popmama.com berkesempatan bertanya soal ke-FOMO-an para beauty enthusiast di Indonesia. Misalnya saat 10-step skincare dari Korea booming, banyak orang yang penasaran dan melakukannya. Begitupun saat tren skin cycling yang punya banyak penggemar saat Covid-19 lalu.
Menurut Chrisanti sendiri, masyarakat Indonesia memang gampang beradaptasi dengan tren yang ada. Namun, tidak semua tren langsung diterapkan semerta-merta.
Karena tetap banyak beauty enthusiast yang terus mengembangkan diri mereka dan menggali pengetahuan tentang beauty products tersebut. Sehingga Chrisanti melihat justru beauty enthusiast mengadopsi banyak tren itu dengan cara yang positif.
"Masyarakat kita bisa adapts terhadap tren, karena at the same time pengetahuan yang berkembang. Mereka bisa belajar lebih lagi sehingga mengadopsi tren ini lebih positif," pungkasnya.
5. Beli skincare dan make up offline masih digemari
Freepik/pressfoto
Di tengah kemudahan untuk mendapatkan produk kecantikan secara online, uniknya experience untuk datang ke toko secara langsung juga masih diminati.
Christopher Madiam menyebut hal ini karena banyak dari beauty enthusiast yang 'penasaran' dan ingin mencoba secara langsung. Experience ini masih tidak bisa digantikan dengan belanja online meski serba mudah.
"Sejak awal berdiri, Sociolla berkomitmen menghadirkan inovasi yang membawa perubahan positif di ekosistem industri kecantikan Indonesia, mulai dari website Sociolla.com hingga ekspansi ke–100 toko omnichannel di lebih dari 40 kota di Indonesia. Berawal dari sebuah ruko kecil, kini kami telah memiliki gudang terbesar dan terintegrasi dengan sistem digital dalam melayani kebutuhan para beauty enthusiast," jelasnya.
6. Bentuk apresiasi untuk para beauty enthusiast di Indonesia nih!
Freepik
Melalui kampanye “Celebrate All The Pretty Things Inside” sekaligus merayakan 10 tahun perjalanan Sociolla akan ada banyak kegiatan menarik. Mulai dari pembukaan toko omnichannel ke-100, Sociolla Pop-up Booth, Sociolla Bestie Pink Run, dan Sociolla Beauty Museum.
"Ini adalah bentuk apresiasi atas dukungan Sociolla Bestie yang telah terjalin selama satu dekade sejak 2015," tutur Christopher.
Selama satu dekade, Sociolla telah menjadi sahabat setia para beauty enthusiast, memberikan solusi untuk kebutuhan kecantikan dan menjawab setiap kegelisahan mereka melalui platform kecantikan yang terpercaya, aman, dan 100% BPOM.
"Pertumbuhan Sociolla selama satu dekade tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari para karyawan, mitra brand,stakeholder, dan tentunya Sociolla Bestie yang telah tergabung melalui SOCO Beauty App dengan 7 juta pengguna dan terus berkembang menjadi komunitas kecantikan yang inklusif dan solid," tambah Chrisanti Indiana.
Itulah tadi fakta tren kecantikan di 2025, skinification masih populer. Kamu termasuk FOMO dengan tren kecantikan nggak nih?