Irit dan Ramah Lingkungan! Ini 5 Cara Mempraktikan Sustainable Fashion
Stop rusak bumi, mulai dari cara berpakaianmu sendiri!
18 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Industri fashion merupakan salah satu industri yang bergerak cepat sesuai minat pasar. Hal ini dilakukan oleh sejumlah ritel fashion yang kemudian disebut sebagai fast fashion.
Dinamakan fast fashion karena proses produksinya yang cepat untuk menghasilkan model baru sebanyak mungkin yang nantinya akan dijual dengan harga murah dan jumlah yang banyak agar ritel bisa untung.
Industri fast fashion dapat memproduksi hingga 42 model pakaian dalam 1 tahun, apabila terdapat kelebihan produksi atau produksi yang gagal maka pakaian tersebut harus dihilangkan dengan cara dibakar.
Bayangkan saja jika tiap musim ada model tersendiri yang berbeda, kira-kira berapa banyak pakaian yang salah atau kelebihan produksi yang akan dibuang? Belum lagi bahan-bahan sisa juga akan dibuang dan berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Menurut data Ellen MacArthur Foundation, badan yang fokus mempelajari polusi industri mode, kini limbah bisnis busana di dunia sudah mencapai US$500 miliar per tahun.
Oleh karena itu, digagaslah sustainable fashion. Sustainable fashion adalah sistem pola pikir bertanggung jawab yang mempertimbangkan dampak lingkungan, social, dan ekonomi pada keseluruhan daur hidup produk.
Tak hanya untuk desainer atau produsen baju saja, konsumen pun bisa ikut serta melakukan prinsip-prinsip ini demi keberlanjutan lingkungan.
Lantas, bagaimana cara menerapkan sustainable fashion mulai dari diri sendiri? Berikut Popmama.com telah merangkum 5 daftar lengkapnya!
1. Merawat dan menyimpan pakaian dengan baikĀ
Cara pertama dan yang paling mudah untuk dilakukan guna mencegah limbah pakaian adalah dengan merawat dan menyimpan pakaian dengan baik.
Pastikan penyimpanan dan cara pelipatan pakaianmu itu sudah tepat dan tidak beresiko merusak pakaian.
Menyimpan pakaian juga harus diperhatikan. Jangan sampai kita menaruhnya di tempat lembap dan mudah membuatnya berjamur. Melipat baju pun tidak sembarangan agar tidak membekas untuk selamanya.
Editors' Pick
2. Daur ulang baju bekas menjadi baru
Agar tak menjadi limbah, olah saja pakaian bekasmu menjadi tren lagi! Kamu bisa menambahkan pompom atau payet-payet unik hingga merombak ke bentuk yang baru. Jika bajumu masih bagus namun sudah bosan dipakai, jangan lekas dibuang.
Kamu masih bisa mengkreasikannya dengan menambah aksesoris-aksesoris kecil dari kancing-kancing manis, hingga aneka manik-manik.
Sebagai referensi upcycling clothes, kamu bisa mengecek karya-karya Fashion Designer, Diana Rikasari melalui Instagramnya @dianarikasari.
3. Menggunakan bahan yang ramah lingkungan
Salah satu label mode lokal SVH (Svarah) ternyata juga turut berperan dalam Sustainable Fashion untuk mencegah tersebarnya limbah industri fashion.
"Sejak SVH hadir, kami berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan konsumen akan produk mode yang berbeda. Pada koleksi kali ini, tidak hanya memperkenalkan desain yang unik, SVH juga belajar untuk mulai memperhatikan lingkungan. Sebagai salah satu langkah dan upaya kami dalam mengurangi emisi dari industri mode. Oleh karena itulah kami bekerja sama dengan Zalmon Fabric, menggunakan material yang sustainable (100% serat alami dengan pemrosesan yang etis)," ungkap Bambang Wahyudi Praja, Creative Director SVH.
Pada 8 Januari 2021 yang lalu, SVH juga baru saja meluncurkan koleksi Spring/Summer 2021 dengan tema ‘A Different Direction’. Inspirasi utama dari koleksi ini didapatkan melalui koneksi dan kesinambungan manusia dengan lingkungan.
Mulai dari keindahan concrete jungle, padang pasir sampai dengan hutan hujan. Secara keseluruhan koleksi ini menghadirkan pakaian yang versatile dengan potongan modern, bold, fashion-forward, dan everlasting.
Memperlihatkan keindahan warna-warna cerah dan juga pola kain yang hidup, ‘A Different Direction’ merupakan sebuah koleksi yang mendukung dan memperlihatkan jati diri mereka kepada dunia.
4. Membeli produk dalam negeri untuk mengurangi jejak karbon
Tak hanya itu, uniknya lagi SVH juga menggunakan material ramah lingkungan dari Zalmon Fabric yang berasal dan diproses langsung di Indonesia. Hal tersebut pastinya dapat mengurangi carbon footprint atau jejak karbon serta mendukung ekonomi lokal.
Keseluruhan material diproduksi oleh Zalmon Fabric yang sudah memiliki sertifikasi dari ISO International dan K3L, menggunakan pewarna ramah lingkungan yang aman bagi kulit dan sudah tersertifikasi oleh Oeko-Tex Standard 100.
"Setiap helai di proses dengan proses waste management yang aman dan lingkungan kerja yang memenuhi standar etika kerja dan sustainable fashion. Seluruh material diproses dengan menggunakan teknologi Breathe Easy, sehingga kain memiliki pori-pori yang lebih besar dan dapat melepaskan kelembaban secara efektif. Keunggulan lainnya adalah pertumbuhan bakteri pada permukaan kain minimum serta 200 kali lebih bersih dibandingkan bahan polyester," jelas Tommy Surya Teja selaku Founder dari Zalmon Fabric.
5. Sumbangkan pakaian pada yang membutuhkan
Cara terakhir dan yang paling mulia adalah dengan menyumbangkan pakaianmu yang tidak terpakai untuk orang-orang yang membutuhkan.
Kamu bisa menyumbangkannya ke saudara, ke yayasan panti asuhan, atau ke para korban bencana alam yang kini banyak terjadi di Indonesia.
Dengan menyumbangkan pakaian bekas, kamu tak hanya bisa mengurangi limbah pakaian tetapi juga dapat membantu meringankan beban mereka yang membutuhkan.
Demikianlah kelima cara mudah mempraktikan sustainable fashion di kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat dan tetaplah peduli pada lingkungan!
Baca juga:
- Nyentrik dan Anti Kuno! Ini 7 Gaya Kebaya Modern a la Tara Basro
- Kembali Hits, Ini 7 Gaya Busana 70-an yang Cocok Dipakai Sehari-hari!
- Adu 14 Gaya Busana Hingga Makeup Krisdayanti & Aurel yang Nyaris Sama!