Sering Buang Air Kecil Tanda Endometriosis, Benarkah?
Kenali ciri dan gejala dari Endometriosis
1 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim mengalami penebalan sehingga membuat menstruasi terasa lebih menyakitkan dan juga tak teratur.
Sebelum menstruasi, endometrium akan menebal sebagai tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Bila tidak dalam kondisi hamil, endometrium akan luruh, lalu keluar dari tubuh sebagai darah menstruasi.
Jaringan endometrium ini dapat tumbuh di indung telur, usus, tuba falopi, vagina, atau di rektum (bagian akhir usus yang terhubung ke anus).
Pada kasus endometriosis, jaringan endometrium di luar rahim ini dapat ikut menebal tetapi tidak dapat luruh dan keluar dari tubuh. Kondisi ini dapat menimbulkan keluhan nyeri, bahkan dapat menyebabkan kemandulan.
Salah satu tanda dari endometriosis adalah kebiasaan sering buang kecil yang berlebihan. Meski terlihat biasa saja, kondisi ini bisa berbahaya bagi tubuh.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum penjelasan mengenai endometriosis dan kebiasaan sering buang air kecil.
Editors' Pick
1. Apakah sering buang air kecil pertanda Endometriosis?
Jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim dapat menyebabkan darah terjebak di dalam rahim dan tidak keluar sebagaimana mestinya.
Hal ini yang menjadi penyebab terjadinya iritasi dan peradangan pada organ reproduksi wanita sehingga menyebabkan nyeri haid yang cukup parah.
Kondisi ini akan berbeda jika jaringan endometrium tumbuh di kandung kemih, kondisi ini akan membuat seseorang mengalami masalah saat buang air kecil. Masalah sering disebut dengan endometriosis kandung kemih yang menyebabkan perempuan bisa sangat sering buang air kecil ketika haid bahkan kencing berdarah.
Linda Griffith,PhD seorang direktur Center for Gynepathology Research di Massachusetts Institute of Technology mengatakan bahwa jaringan endometrium paling sering tumbuh di daerah kandung kemih. Lapisan endometrium inilah yang akan menekan kandung kemih sehingga memunculkan sensasi ingin buang air kecil.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 30% perempuan yang mengalami endometriosis kandung kemih sering tidak menyadari gejala dari kondisi ini karena beranggapan hal ini merupakan gejala dari masalah lain.
Endometriosis juga memiliki empat tingkat stadium berdasarkan lokasi, ukuran, banyaknya endometriosis, dan kedalaman lapisan endometrium, antara lain:
- Endometriosis minimal. Memiliki ukuran jaringan yang kecil dan dangkal di indung telur dan terjadi peradangan di sekitar rongga panggul.
- Endometriosis ringan. Memiliki jaringan dengan ukuran kecil dan dangkal di indung telur dan dinding panggul.
- Endometriosis menengah. Memiliki beberapa jaringan yang cukup dalam di indung telur.
- Endometriosis berat. Memiliki beberapa jaringan yang dalam di indung telur, dinding panggul, saluran indung telur, dan usus.
2. Mengenal gejala Endometriosis
Untuk memastikan penyebab sering buang air kecil yang dialami, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter mengenai gejala yang dialami.
Seseorang yang mengalami masalah dengan endometriosis kandung kemih biasanya akan mengalami:
- Sering buang air kecil
- Nyeri pada kandung kemih saat terasa penuh
- Sensasi terbakar dan sakit saat buang air kecil
- Kencing berdarah
- Sakit panggul
- Sakit pinggang belakang atau nyeri di punggung bawah
Tanda dan gejala di atas sebenarnya umum dialami oleh orang yang mengalami infeksi saluran kemih. Namun terdapat beberapa kondisi yang menunjukkan seseorang mengalami endometriosis, biasanya seperti kram perut, nyeri saat menstruasi, sakit saat berhubungan intim, mengalami pendarahan hebat saat menstruasi, kelelahan parah, mual, dan diare atau sembelit.
Setelah melakukan konsultasi ke dokter, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan vagina dan kandung kemih untuk melihat adanya pertumbuhan jaringan abnormal melalui USG.
Selain itu, mungkin akan ada pemeriksaan urin untuk melihat adanya darah di dalam urin.
Ada kemungkinan dokter juga akan melakukan sistoskopi untuk melihat bagian dalam kandung kemih dan uretra.
Lalu, berdasarkan hasil dari pemeriksaan tersebut, dokter akan memastikan masalah apa yang dialami.
3. Kondisi lain yang ditandai dengan gejala sering buang air kecil
Selain endometriosis, terdapat beberapa kondisi lain yang ditandai dengan seringnya buang air kecil yaitu:
- Sakit infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih merupakan kondisi terjadinya infeksi pada organ dalam sistem kemih, yaitu ureter, ginjal, kandung kemih, dan uretra. Umumnya, infeksi ini menyerang dua area saja yaitu uretra dan kandung kemih.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh kebiasaan buruk seperti, sering menahan buang air kecil, tidak mengeringkan area vital dengan benar setelah buang air kecil atau besar, menggunakan pakaian yang terlalu ketat, serta membiarkan area vital lembap dan basah.
- Inkontinensia urine
Inkontinensia urine adalah kondisi seseorang sulit menahan buang air kecil, sehingga sering mengompol. Kondisi ini umumnya lebih sering dialami oleh wanita yang lanjut usia.
Kondisi seperti ini disebabkan oleh otot kandung kemih yang berkontraksi secara berlebihan atau otot saluran kemih yang melemah ketika kemih mendapat tekanan seperti tertawa, bersin, batuk dan kondisi lainnya.
- Gejala hamil muda
Menurut ahli kesehatan wanita Sherry A. Ross, MD, hampir 99,9% perempuan yang baru hamil akan sering buang air kecil dengan frekuensi yang cukup sering.
Sering buang air kecil di awal kehamilan ini disebabkan karena adanya perubahan hormon.
Ketika tubuh mulai memproduksi hormon HCG (human chorionic gonadotropin), maka tubuh seseorang yang sedang hamil akan mengalami sering buang air kecil.
Selain itu, lonjakan hormon progesteron dan hormon kehamilan lainnya juga dapat menyebabkan sensasi ingin buang air kecil. Kondisi ini juga akan terus berlanjut hingga trimester akhir.
Baca juga:
- Endometriosis, Bahaya Ketika Darah Haid ‘Terperangkap’ di Dalam Tubuh
- Apakah Masih Bisa Hamil Setelah Operasi Endometriosis?
- Terlalu Banyak Makan Daging Merah Berisiko Endometriosis?