5 Usaha untuk Menjaga Kesehatan Mental Selama Masa Karantina di Rumah
Buat waktu bersama keluarga menjadi menyenangkan
10 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemerintah telah memutuskan mengisolasi beberapa daerah yang memiliki dampak penyebaran virus corona terbanyak. Salah satunya adalah Jakarta. Isolasi ini dilakukan sebagai upaya pemutus rantai penyebaran virus agar tidak semakin banyak memakan korban.
Periode dari isolasi ini berlangsung sekitar 14 hari yang mengharuskan seluruh orang untuk melakukan kegiatan di rumah seperti bekerja, belajar dan beribadah. Dengan begitu kontak fisik secara langsung akan terhindari.
Sayangnya kondisi ini juga tidak sepenuhnya berjalan mulus. Bagi sebagian orang yang biasa bekerja di luar rumah, bertemu teman-teman, melakukan olahraga fisik di luar tentu akan sangat menjenuhkan jika harus berada di rumah dalam waktu yang lama.
Selain itu, tidak semua pekerjaan dan belajar di rumah dapat berjalan dengan lancar. Bisa saja ada gangguan dari anak yang masih kecil dan ingin bermain bersama orangtua, suara berisik anak-anak bermain di rumah atau kejenuhan berada di satu ruangan secara terus menerus bisa menjadi faktor hambatan.
Menurut Dr. Carly Johnco, psikolog klinis di Universitas Macquarie Sydney mengatakan, rutinitas yang terganggu dan jenuh terhadap suatu ruangan bisa menjadi bahaya nyata. Hal ini akan diperburuk dengan proses berpikir yang meresponnya sebagai bentuk kecemasan, frustrasi ekstrim, depresi atau suasana hati yang beubah-ubah.
Lalu, bagaimana agar hal ini tidak terjadi selama masa isolasi diri berlangsung? Berikut Popmama.com rangkum tips agar kesehatan mental selama masa karantina tidak terganggu.
1. Terbuka dan saling peduli dengan anggota keluarga
Saat masa karantina berlangsung, sebaiknya diskusikan keinginan dari masing-masing anggota keluarga apa yang ingin dilakukan selama masa karantina.
Membuka diskusi ini akan sangat baik karena setiap anggota keluarga akan mengetahui keinginan satu sama lain. Bukan masalah jika membahas apa yang membuat satu sama lain kurang nyaman ketika berada di rumah.
Berepati dan mau saling mendengarkan satu sama lain akan memutus rasa cemas yang berlebih. Menurut para ahli, berbicara jujur dengan anggota keluarga tentang situasi yang dialami bisa membuat kontrol emosi lebih baik.
Misalnya, ada pekerjaan yang sulit dan butuh waktu agar tenang, atau ada tugas sekolah yang sulit sehingga membutuhkan bantuan. Hal ini tentu bisa didiskusikan. Nantinya pembahasan ini akan membuka peluang satu sama lain untuk peduli sehingga suasana di rumah akan terasa lebih nyaman.
Editors' Pick
2. Lakukan rutinitas yang menyenangkan
Perubahan rutinitas selama berada di rumah tentu akan terjadi. Biasanya bangun pagi dan siap-siap pergi bekerja atau ke sekolah, namun karena karantina akhirnya melakukan semua aktivitas di rumah.
Padahal tetap melakukan rutinitas seperti biasa di rumah bukan masalah loh, tentunya dengan porsi dan cara yang berbeda.
Misalnya, tetap bangun pagi dan sarapan dengan santai di meja makan, selanjutnya siapkan diri untuk mulai bekerja. Bukan masalah jika ingin mengenakan pakaian kesukaan dan menggunakan makeup meski di dalam rumah. Bila hal itu bisa membuat suasana hati lebih baik, maka lakukan.
Selanjutnya, isi waktu luang dengan kegiatan yang menyenangkan. Seperti membuat cemilan atau bermain dengan anggota keluarga.