Vaksin Corona Ditemukan, AS Lakukan Uji Coba pada 45 Relawan
Uji coba telah dilakukan sejak hari Selasa lalu
18 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Virus corona atau Covid-19 telah ditetapkan oleh WHO menjadi pandemik global. Beruntung, peneliti di Amerika Serikat telah menemukan vaksin untuk mengobati virus corona ini.
Pemerintah Amerika Serikat mulai melakukan uji coba vaksin corona sejak Selasa (17/3) lalu. Melansir dari BBC, uji coba vaksin tersebut telah dilakukan kepada sejumlah relawan sebanyak 45 orang di fasilitas penelitian Kaiser Permanente di Seattle, Washington.
Menurut para ahli yang terlibat di dalam penelitian menyebutkan, vaksin tersebut mengandung kode genetik tidak berbahaya yang disalin dari virus corona penyebab pandemik ini.
Lalu bagaimana cara kerja vaksin ini selanjutnya? Berikut Popmama.com rangkum penjelasannya.
1. Vaksin dibuat dengan menyalin kode genetik virus
Mengutip dari BBC, Moderna Therapeutics, perusahaan bioteknologi asal Massachussets yang ikut serta dalam pembuatan vaksin ini mengklaim bahwa vaksin telah dibuat dengan proses yang telah diuji.
Kemudian, Dr. John Tregoning, seorang ahli penyakit menular di Imperial College London, Inggris, mengatakan, "Vaksin ini menggunakan teknologi yang sudah ada sebelumnya. Vaksin ini dibuat dengan standar yang sangat tinggi, menggunakan hal-hal yang kita tahu aman untuk digunakan pada orang-orang, dan mereka yang mengambil bagian dalam uji coba akan sangat dipantau." kata Dr. Tregoning.
Selain itu, pada umumnya pembuatan vaksin untuk virus seperti campak, dibuat dari virus yang dilemahkan atau dibunuh.
Berbeda dengan vaksin lain, vaksin Covid-19 berkode mRNA-1273 ini tidak dibuat dari virus itu sendiri melainkan dari genetik yang disalin dan dibuat kembali oleh para ilmuwan di laboratorium.
Vaksin ini diharapkan bisa meningkatkan sistem imunitas tubuh untuk melawan infeksi dari virus corona itu sendiri.
Editors' Pick
2. Percobaan cara kerja vaksin
Cara kerja vaksin Covid-19 ini bermula pada urutan mRNA (molekul yang memberi tahu sel untuk membangun) yang dikodekan untuk antigen penyakit spesifik.
Antigen ini nantinya akan diproduksi dalam tubuh dan akan dikenali oleh sistem imun untuk mempersiapkan melawan virus.
Tujuan dari uji coba ini untuk memastikan bahwa vaksin tidak menimbulkan kekhawatiran dan kegagalan. Para sukarelawan akan diberikan dosis berbeda pada uji coba vaksin ini. Masing-masing orang akan diberikan dua suntikan di lengan secara terpisah dalam 28 hari.
Pasien pertama yang disuntikan vaksin beberapa hari lalu merupakan seorang ibu dari dua anak dari Seattle.
"Ini merupakan kesempatan berharga bagi saya untuk melakukan sesuatu," ujar perempuan bernama Jennifer Haller tersebut.
3. Vaksin ini masih memerlukan waktu agar bisa digunakan untuk umum
Walau sudah ditemukan dan sudah dilakukan uji coba perdana, bukan berarti vaksin ini bisa segera tersedia untuk umum dalam waktu dekat.
Para ahli memprediksi, vaksin ini membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga vaksin siap digunakan dipasaran dan para pasien infeksi virus corona.
Para ahli melakukan gerak cepat agar vaksin bisa segera digunakan. Sementara itu, uji coba vaksin sebelum dilakukan ke relawan, telah dilakukan uji coba terhadap hewan dengan tujuan untuk mengetahui apakah vaksin dapat memicu daya tahan tubuh.
Meski vaksin sudah diketahui aman digunakan, namun masih perlu waktu untuk mengetahui hasil yang memuaskan sekitar 18 bulan agar vaksin tersedia untuk umum.
4. Kasus penyebaran virus corona terus bertambah
Kasus penyebaran virus corona diketahui terus bertambah, begitu juga dengan tingkat kematian orang-orang di seluruh dunia.
Data real time dari Universitas John Hopkins per Rabu (18/3), menunjukkan sudah ada 7.154 orang yang meninggal. Sedangkan tingkat kepulihan ada 79.433 pasien.
Di Indonesia sendiri sudah tercatat sebanyak 227 kasus positif corona dengan total pasien meninggal sebanyak 19 orang dan total pasien sembuh sebanyak 11 orang.
Sementara, tiga negara lain masih berada di posisi tertinggi penyumbang kematian terbesar yaitu Tiongkok, Italia dan Iran. Tingkat kematian di Tiongkok sudah lebih dari 3.100 orang, sementara Italia 2.158 orang dan Iran 853 orang.
Baca juga:
- Seperti Apa Perlindungan Virus Corona bagi Ibu Hamil dan Menyusui?
- Diduga Kena Corona, Kondisi Anak 4 Tahun Memburuk Usai Minum Ibuprofen
- DINKES: Social Distancing di Tempat Kerja demi Cegah Penyebaran Corona