Penyebab Pusing setelah Berbuka Puasa, Kok Bisa Ya?
Apakah Mama pernah merasakan pusing setelah berbuka puasa? Jika Iya, simak penjelasannya berikut!
30 Maret 2024

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ma, seperti yang kita ketahui memasuki bulan Ramadan segala sesuatunya termasuk aktivitas menjadi berbeda tidak seperti rutinitas di hari-hari biasanya.
Puasa menyebabkan banyak orang biasanya mengurangi melakukan kegiatan yang tergolong berat untuk di jalankan, hal ini selaras karena ketika puasa asupan makanan sumber energi yang masuk ke dalam tubuh pun berkurang, akhirnya tidak sedikit orang yang menjadi lemas dan tidak kuat untuk beraktivitas lebih seperti hari-hari biasanya.
Berbeda ketika waktu iftar atau berbuka telah tiba, banyak orang yang kemudian menjadi lebih berenergi untuk berkegiatan maupun beribadah karena sudah tergantikannya energi yang hilang selama berpuasa.
Tetapi tahukah, Ma? Ternyata ada pula beberapa orang yang merasakan pusing atau sakit kepala justru setelah berbuka puasat. Apakah Mama pernah mengalaminya?
Jika iya, yuk simak informasi berikut ini mengenai alasan pusing setelah berbuka puasa yang telah dirangkumkan Popmama.com!
1. Kadar gula darah rendah
Alasan pusing setelah berbuka puasa yang bertama adalah kondisi kadar gula darah dalam tubuh yang rendah. Dilansir dari medicalnewstoday.com, gula darah biasanya meningkat setelah makan.
Kenaikan gula darah setelah makan inilah yang biasanya menyembuhkan kondisi pusing sebelum makan atau ketika orang merasa lapar, kemudian merasa lebih baik setelah mengonsumi makanan.
Namun, pada kondisi ketika gula darah turun justru setelah makan dan menyebabkan pusing setelah makan, kondisi ini disebtu sebagai hipoglikemia reaktif. Biasanya hal ini dialami oleh seseorang yang berada pada kondisi pradiabetes atau penderita diabetes.
Hal ini terjadi karena setelah tubuh justru mengalami penurunan kadar glukosa dalam darah darah, akibat tubuh yang memproduksi terlalu banyak insulin ketika ada makanan yang masuk dalam jumlah besar.
Ada pula beberapa kondisi lainnya yang dapat menyebabkan seseorang mengalami hipoglikemia jenis ini. Sebagai contoh, orang yang pernah menjalani operasi perut, sehingga pada kondisi tertentu sistem pencernaan mereka mencerna makanan terlalu cepat, sehingga tubuh lebih sulit menyerap glukosa dari makanan tersebut. Di kondisi lain, seseorang yang kekurangan enzim pencernaan tertentu juga dapat menurunkan glukosa darah karena upnormalitas sistem cerna.
Untuk mencegah terjadinya kondisi ini, Mama disarankan untuk makan dalam porsi yang lebih kecil dan lebih sering hal ini akan lebih baik daripada makan dalam sekali waktu namun dengan porsi yang sangat besar karena selain dapat meningkatkan potensi kekenyangan dan menyebabkan tubuh tidak nyaman juga dapat membuat produksi insulin meningkat secara drastis sehingga membuat sistem pencernaan tubuh bekerja lebih keras.
Sedangkan, bagi Mama dan keluarga yang memiliki riwayat penyakit diabtes, ada baiknya untuk berkonsultasi pada dokter untuk mengidentifikasi kondisi tersebut, dan mendapatkan saran serta masukan terkait pola konsumsi makanan selama menjalankan ibadah puasa.
Editors' Pick
2. Naiknya asam lambung
Bagi Mama yang memiliki riwayat asam lambung ada baiknya lebih berhati-hati, karena pemilihan asupan makanan atau minuman yang salah saat berbuka dapat berujung Mama mengalami keluhan pusing akibat naiknya kadar asam lambung melalui mekanisme Gut Brain Axis.
Dikutip dari mag.co.id, biasanya kondisi ini dimulai dengan adanya keluhan tidak nyaman pada dada bagian atas yang terasa panas (Heartburn), kemudian Mama sering bersendawa, dan timbulah pusing segera setelah mengonsumsi makanan berbuka.
Untuk mengatasinya, sebaiknya Mama hindari berbaring setelah makan, jika pun ingin bersandar maka gunakan sandaran dan tinggikan bantal tidur Anda, kurangi konsumsi makanan berlemak, berminyak, pedas, kafein serta berhenti merokok. Namun, apabila keluhan yang dirasakan tidak kunjung membaik, Mama juga dapat mempertimbangkan konsumsi antasida atau obat pereda asam lambung untuk meredakan keluhan.