Ma, baru-baru ini tengah naik daun istilah Father Hunger yaitu sebuah kondisi yang merujuk pada situasi emosional seseorang yang mengalami tekanan sepanjang hidup akibat kekosongan atau ketidakhadiran sosok Ayah di dalam hidupnya.
Bahkan disebut-sebut kondisi ini cukup berbahaya dan tidak sebaiknya untuk disepelekan karena dapat menimbulkan beberap kondisi masalah kesehatan mental yang cukup serius.
Simak informasi yang telah dirangkumkan Popmama.com berikut ini mengenai Father Hunger kondisi tekanan emosional pada seseorang akibat ketidakhadiran sosok Ayah.
1. Apa itu Father Hunger?
Pexels/Josh Willink
Father Hunger adalah sebuah kondisi yang mengacu pada tekanan emosional yang dialami orang-orang sepanjang hidup mereka karena ditinggalkan oleh sosok Ayah atau ketidakhadiran ayah secara emosional.
Berdasarkan penelitian Kentucky School of Alcohol and Drug Studies dilansir dari thehopeline.com, Father Hunger juga diartikan sebagai kurangnya partisipasi Ayah dalam pola pengasuhan anak yang memadai akibat kematian, ketidaktersediaan dukungan emosional ataupun kondisi lainnya yang menyebabkan kerinduan anak akan pengasuhan ayah yang sering kali berdampak sepanjang masa hidupnya.
Kondisi ini biasanya dialami oleh anak yang merupakan korban eksploitasi dan pelecehan, anak dengan orang tua yang bercerai, anak dengan orang tua yang tidak lengkap.
Editors' Pick
2. Apa efek yang dapat ditimbulkan dari situasi Father Hunger?
Pexels/Josh Willink
Dilansir dari allprodad.com, terdapat beberapa kondisi serius yang dapat dialami anak yang mendapati situasi Father Hunger, antara lain :
Penurunan Kemampuan Komunikasi. Disebutkan anak yang memiliki Ayah yang 'berperan' dan orang tua yang lengkap akan mengalami kemudahan untuk dapat lebih banyak berkomunikasi dan melatih kemampuan linguistiknya daripada anak yang tidak memiliki Ayah. Komunikasi secara langsung ini juga sekaligus melatih anak untuk dapat lebih ekspresif terhadap ekspresi wajah, nada suara, maupun gerak tubuh.
Penurunan Kemampuan Kognitif. Berdasarkan penelitian oleh McGill University pada tahun 2013 mengungkapkan bahwa individu yang tidak memiliki ayah selama masa perkembangannya memiliki pembentukan otak yang berbeda dengan individu yang memiliki kedua orang tua. Korteks prefrontal, yang menangani kemampuan kognitif seperti kontrol impuls, mengevaluasi konsekuensi, perencanaan, dan mengelola perilaku sosial, tidak berkembang dengan baik pada individu yang tidak memiliki Ayah.
Masalah Relasional dan Perilaku. Anak-anak yang tumbuh tanpa ayah sering kali mengalami kesulitan saat berinteraksi sosial. Merasa ditolak oleh ayah mereka, berakibat pada anak yang menjadi cenderung takut ditinggalkan, sangat berjuang untuk mendapatkan kepercayaan orang lain. Selain itu, ketidakhadiran seorang ayah juga sering menyebabkan permasalahan perilaku. Anak-anak menjadi tidak tahu bagaimana memproses kemarahan atau kecemasan mereka, ditambah lagi kurangnya wadah untuk berkomunikasi dan mengutarakan maskud dan keinginan mereka, membuat mereka cenderung lebih mudah menyerang.
Kesehatan Mental. Anak-anak yang tidak memiliki Ayah tumbuh tanpa rasa aman yang diberikan oleh sosok Ayah. Kehadiran dan cinta seorang ayah memberi kita pemahaman yang lebih besar tentang identitas dan rasa memiliki. Ketika hal ini tidak didapatkan, anak-anak akan cenderung menderita kecemasan dan depresi yang lebih besar.
3. Bagaimana cara mengatasi kondisi Father Hunger oleh Anak
Pexels/Pixabay
Apakah Mama yang justru merasa mengalami situasi seperti ini? Mama tidak perlu khawatir.
Seorang psikolog sekaligus konselor kesehatan mental tersertifikasi, Dr. Rachel Glik, EdD, LPC, melalui laman resminya drrachelglik.com, membagikan tips akan bagaimana cara untuk mengatasi kondisi Father Hunger seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, antara lain :
Percaya pada kekuatan diri sendiri, bahwa Mama bisa sembuh. Melalui memahami kapasitas, potensi, kemampuan luar biasa yang ada dalam diri kita untuk bertumbuh, akan memudahkan kita untuk menyembuhkan luka dan memaafkan. Terlepas dari apa yang telah dialami sebelumnya, trauma tersebut tidak akan menggoyahkan diri kita, ketika kita telah merasa kuat.
Cari bantuan. Tentu saja, tidak semua hal bisa kita lakukan sendiri. Bantuan dari seorang profesional untuk membantu kita memulihkan diri adalah salah satu jalan terbaik untuk bisa mengeluarkan Mama dari trauma di masa lalu, dan ini tidak berarti bahwa kita lemah karena tidak bisa menyelesaikan permasalahan diri sendiri. Justru sebaliknya, dengan membiarkan seseorang ahli masuk demi membantu kita bangkit dan menyelesaikan masalah, ini menunjukkan komitmen diri sendiri untuk bertanggung jawab atas kebahagiaan hidup kita.
Jangan selalu melihat ke luar untuk mengisi kekosongan yang ada dalam hidup atau diri kita. Sebelum mendapati hubungan yang baik dengan orang lain, membangun hubungan yang baik dengan diri sendiri dan menjadi utuh adalah hal yang lebih penting. Mengerti kebutuhan diri sendiri dan memberi cinta pada diri kita sendiri, dapat membantu kita untuk tidak terlalu menuntut banyak kepada orang lain, yang mana apabila kita terlalu bergantung dan menuntut orang lain untuk memenuhi kebutuhan kita, hal ini justru dapat berdampak buruk pada hubungan satu sama lain, dan membuat kita justru semakin sakit ketika keinginan untuk dipenuhi tersebut tidak dapat diwujudkan.
Maafkan, lepaskan, dan percaya. Menyalahkan orang tua kita, diri sendiri, hanya akan membuat kita terjebak dan membatasi kemampuan kita untuk menikmati berbagai keberkahan dan kebahagiaan yang ada dalam hidup dan seharusnya kita terima. Melalui memaafkan dan melepaskan akan sedikit meringankan beban luka yang selama ini mungkin dirasakan.
4. Tips bagi Papa agar situasi ini tidak terjadi
Pexels/Hannah Nelson
Dilansir dari all4kidz.org, berikut tips yang dapat Papa terapkan agar kondisi Father Hunger ini tidak menyertai anak-anak, diantaranya :
Bicaralah secara positif kepada, dan tentang, Ibu dari anak-anak. Bagi Papa dan Mama yang telah berpisah, sangatlah vital untuk saling menghormati dan memberikan pemahaman peran Papa dan Mama kepada anak. Khususnya agar anak mengerti bahwa ia tidak kehilangan kedua sosok orang tua mereka dan masing-masing peranannya.
Buatlah visi keterlibatan Papa sebagai ayah yang ingin dicapai. Pikirkan dari sekarang, ingin menjadi sosok Ayah seperti apakah Papa? Apakah ayah yang ingin membantu anak mencapai tujuannya dengan memfasilitasinya pada berbagai kesempatan? Atau menjadi Ayah yang dapat memandu anak dalam mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidupnya? Memikirkan hal ini mulai awal, akan membantu Papa dalam menemukan konsep pengasuhan Fatherhood seperti apa yang sesuai dan ingin Papa terapkan.
Buatlah waktu intimate dengan anak. Rencanakan waktu intimate sebagai ayah dan anak setidaknya sebulan sekali. Minimal selama satu hingga dua jam dan hanya dengan satu anak pada satu waktu. Hal ini akan sangat membantu Papa untuk dapat lebih mengenali dan mendekatkan diri kepada anak-anak secara lebih dalam dan sebaliknya.
Itulah informasi yang telah dirangkumkan Popmama.com mengenai Father Hunger kondisi tekanan emosional pada seseorang akibat ketidakhadiran sosok Ayah. Semoga menambah wawasan Papa dan Mama, ya