Kepala BKKBN Ingatkan Bahaya Childfree, Angka Kemiskinan Bisa Tinggi
Banyak faktor yang membuat individu atau pasangan memilih untuk tidak memiliki keturunan
13 Februari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kini istilah childfree sedang terus menjadi buah bibir di media sosial sejak salah satu influencer, penulis, dan YouTuber Gita Savitri, menyebutkan bahwa keputusannya untuk tidak memiliki anak membuat dirinya awet muda. Hal tersebut memantik perhatian masyarakat tanah air, hingga akhirnya menjadi topik hangat di beberapa platform.
Tidak sedikit dan banyak dengan yang pro serta kontra dengan pernyataan Gita Savitri. Namun Kepala Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, menanggapi bahwa childfree berpengaruh buruk terhadap negara jika banyak penduduk Indonesia yang tidak ingin memiliki keturunan.
"Seandainya aging populasi ini terjadi, generasi childfree ini menua kemudian tidak ada generasi mudanya, maka berat sekali karena banyak populasi orang tua miskin tetapi tidak ada yang nampung, ini berbahaya," ungkap Hasto.
Informasi menjadi ilmu yang perlu Mama ketahui nih! Berikut ini Popmama.com telah merangkumnya dalam Kepala BKKBN ingatkan bahaya childfree yang bisa meningkatkan angka kemiskinan.
Yuk Ma kita simak penjelasannya!
Editors' Pick
1. Prinsip childfree akan membahayakan suatu negara
Menurut Hasto, selain childfree akan membahayakan generasi itu sendiri, begitu pula dengan suatu negara.
"Jika suatu negara penduduknya sedikit maka bisa kehabisan tenaga kerja. Jika tenaga kerjanya tidak ada, maka kemajuan suatu negara juga tidak akan terjadi, debit bonus demografi juga tidak akan terjadi," jelas Hasto.
2. Banyak orangtua yang miskin tetapi tidak ada yang membantu
Di negara Jepang sudah banyak aging populasi yang childfree, tetapi mereka sudah memiliki aset dan kemampuan. Namun jika hal tersebut terjadi di Indonesia, maka akan menimbulkan beban ekonomi bahkan ledakan penduduk miskin.
"Childfree ini sangat negatif, penduduk yang tidak tumbuh seimbang ini mengalami satu resesi demografi, kependudukan, krisis, sehingga akan tiba waktunya nanti banyak orangtua yang akhirnya tidak ada anak mudanya," terang Hasto.
"Bukan masalah kesepian tetapi ketika populasi itu banyak orangtua, tetapi generasi mudanya sedikit maka beban ekonomi keluarga itu berat sekali. Banyak orangtua yang miskin tetapi tidak ada yang bantu, itu bahkan bisa terjadi ledakan orang miskin," tambahnya.