Kritikus: Kritik Film oleh Kami dalam Profesi dan Masyarakat Berbeda
Kupas tuntas kritik film bersama para kritikus dalam sesi Sundance Film Festival: Asia 2022
27 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sundance Film Festival merupakan salah satu institusi penyelenggara film dari Amerika, yang tahun ini bekerja sama dengan IDN Media serta XRM Media untuk menyelenggarakan Sundance Film Festival: Asia 2022.
Festival ini berlangsung selama empat hari mulai dari tanggal 25-28 Agustus 2022 di ASHTA District 8. Dalam penyelenggaraannya, selain mengadakan kompetisi film pendek, Sundance Film Festival juga mengadakan Festival Chat dan Film Screening untuk beberapa film terpilih.
Festival Chat menjadi salah satu sesi yang bertujuan untuk melakukan dialog bersama para bintang tamu, yang berpengalaman serta ahli dalam industri perfilman. Film Critics As Part Of The Ecosystem pun menjadi topik utama pembicaraan pada Festival Chat 3.
Berikut informasi yang telah Popmama.com rangkum mengenai sesi Festival Chat 3 saat acara Sundance Film Festival: Asia 2022.
Para Kritikus Hadir Berdialog Mengenai Kritik Film
Bintang tamu yang dihadirkan pada sesi Festival Chat 3 Sundance Film Festival: Asia 2022, kali ini sangatlah luar biasa.
Mereka ialah Adrian Jonathan Pasaribu, seorang Editor in Chief pada Cinema Poetica. Ada Eric Sasono yang merupakan seorang kritikus film, serta Umi Lestari seorang peneliti sekaligus penulis. Festival Chat 3 ini dimoderatori oleh Alexander Matius yang memiliki latar belakang sebagai seorang Programmer FLIX Cinema dan Kinosaurus, serta Program Director pada JAFF.
Kehadiran moderator serta para narasumber ini menyampaikan pendapat dan informasi dengan cara yang menarik. Mereka tak membuat suasana Festival Chat ini menjadi tegang dan kaku, bahkan terdapat sesi tanya dan jawab dengan beberapa peserta.
Editors' Pick
Membahas Mengenai Kritik Film yang Berbeda dengan Ulasan
Dalam film, biasanya penyampaian pendapat baik mengenai cerita, aktor, dan hal lainnya kerap disebut dengan ulasan. Ulasan ini bisa disampaikan oleh siapa saja yang telah menonton suatu film.
Namun, pada konteks film juga terdapat yang namanya kritik. Kritik film ini berbeda dengan ulasan, Umi Lestari sebagai seorang peneliti serta penulis menyampaikan bahwa yang membedakan ulasan dengan kritik film ialah konteks isi penyampaian yang didasari dengan ilmu.
Dalam sebuah ulasan biasanya lebih condong mengajak seseorang menonton suatu film. Sementara itu, kritik film secara jelas menyampaikan suatu kelebihan atau kekurangan film secara langsung dengan ilmu yang disiplin.
Adrian menyatakan bahwa hal tersebut benar. Menurutnya pribadi, kritik ini merupakan suatu hal yang telah lahir dari suatu rasa dan ditunjang dengan ilmu.
"Kritik itu lahir dari perasaan, yang didewasakan oleh pengetahuan," jawab Adrian pada pertanyaan perbedaan kritik dengan opini atau tanggapan.
Oleh karena itu, kritik yang disampaikan antara oleh kritikus dengan orang awam sangatlah berbeda. Konteks penyampaian kritik dari kritikus pasti dilandasi atau dipertajam oleh pengetahuan yang mereka miliki.