Bolehkah Berhubungan Seks saat Sedang Flu?
Gairah meningkat tapi pasangan sedang flu? Boleh nggak sih bercinta?
22 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hasrat bercinta memang bisa datang kapan saja. Tapi, sebelum bercinta kondisi badan pun mesti harus sehat dan fit. Namun, bagaimana dengan kondisi lagi flu dan punya hasrat ingin berhubungan seks?
Bolehkah berhubungan seks saat sedang flu? Simak penjelasannya yang Popmama.com rangkum di bawah ini.
1. Bolehkah berhubungan seks saat sedang flu?
Banyak headline yang menganjurkan seks saat migrain dapat meredakan sakit kepala. Lantas bagaimana dengan flu? Apakah ini juga berlaku dengan aturan hal serupa?
Sayangnya tidak. Jika kamu bertanya bolehkah berhubungan seks saat flu? Sebaiknya jangan dilakukan hingga gejala mereda.
Biasanya, gejala flu meliputi bersin, batuk, demam, menggigil, nyeri otot, dan tubuh, pilek, hingga kelelahan, ungkap Direktur Eksekutif Pusat Seksual California Selatan Health and Survivorship Medcine Dr. Michael Krychman.
Seks memang melibatkan banyak cairan, termasuk air liur dan sedikit ingus. Kedua cairan ini membawa virus flu. Meski tidak berbahaya, cairan ini dapat menyebar melalui kontak napas. Karena itu, penularan flu saat bercinta tidak bisa dicegah walau sudah menggunakan kondom.
Editors' Pick
2. Meski seks meningkatkan kekebalan tubuh, tapi untuk flu tidak bisa
Dr. Rachel Needle, Psikolog berlisensi dan Seks Terapis bersertifikat di West Palm Beach, FL yang juga Co-Director di Modern Sex Therapy Institutes, menyetujui pendapat tersebut. Menurutnya, seks memang bisa meningkatkan kekebalan tubuh.
Seks memang berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular serta meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu, seks dapat meredakan ketegangan dan stres, meningkatkan kualitas tidur, menurunkan tingkat depresi dan kecemasan, serta menghilangkan rasa sakit.
Namun pada kasus flu, seks berperan dalam tahap pencegahan dengan meningkatkan kemampuan antibodi tubuh. Hanya saja, seks tetap tidak bisa mencegah penularan yang terjadi ketika terpapar batuk, ingus, dan partikel udara berisi virus.