Distrofi Fuchs: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatannya
Distrofi fuchs, penyakit yang memengaruhi kornea mata
6 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Distrofi Fuchs atau Fuch’s dystrophy merupakan jenis penyakit mata yang memengaruhi bagian kornea. Kornea adalah lapisan luar mata yang berbentuk kubah, yang membantu melihat objek.
Distrofi fuchs bisa mengakibatkan penglihatan seseorang menurun seiring waktu. Tidak seperti jenis distrofi lainnya, jenis ini dapat memengaruhi kedua mata.
Bagaimana penyebab, gejala, serta pengobatan Distrofi Fuchs? Berikut Popmama.com rangkum yang dilansir dari IDN Times di bawah ini.
1. Mengenal distrofi fuchs
Distrofi fuchs adalah penyakit yang dapat memengaruhi kornea kedua mata. Hal ini disebut dengan distrofi kornea fuchs, atau distrofi kornea endotel fuchs.
Pada jenis penyakit ini, endotelium kornea (lapisan dalam kornea) secara bertahap berhenti bekerja ketika sel mati.
Ketika dalam kondisi sehat, endotelium bertindak sebagai pompa untuk mengeluarkan cairan dari kornea sehingga tetap jernih. Namun pada saat endotelium berhenti bekerja, maka korne akemungkinan akan membengkak, dan membuat penglihatan menjadi kabur.
Editors' Pick
2. Penyebab distrofi fuchs
Penyebab distrofi fuchs disebabkan oleh kerusakan sel endotel di bagian kornea. Namun, penyebab pasti dari kerusakan sel ini belum diketahui.
Sel-sel endotelium bertanggung jawab untuk menyeimbangkan kornea. Tanpa sel, kornea membengkak karena penumpukan cairan, yang dapat memengaruhi penglihatan.
Distrofi fuchs kemungknan besar bersifat genetik. Seseorang dapat berisiko tnggi mengembangkan penyakit ini, jika seseorang dalam keluarganya memiliki masalah terhadap gangguan kornea. Menurut National Eye Institute, distrofi fuchs lebih sering terjadi pada perempuan dibanding pria.
3. Gejala distrofi fuchs
Distrofi fuchs terdiri dari dua tahap, namun pada jenis distrofi kornea progresif, seseorang kemungkinan dapat mengalami gejala secara bertahap. Pada tahap pertama, seseorang memiliki penglihatan kabur yang lebih buruk ketika bangun tidur. Hal itu disebabkan karena adanya penumpukan cairan di kornea nya. Selain itu, seseorang kemungkinan juga akan mengalami kesulitan melihat dalam cahaya rendah.
Pada tahap kedua, kemungkinan gejalanya dapat terlihat. Karena penumpukan cairan atau pembengkakan tidak membaik di siang hari. Jika gejala ini berkembang, ini akan mengembangkan berbagai gejala:
- Kepekaan terhadap cahaya.
- Masalah penglihatan pada malam hari.
- Ketidakmungkinan untuk mengemudi pada malam hari.
- Penglihatan berawan.
- Sakit di mata.
- Perasaan seperti ada pasir di kedua mata.
- Pembengkakan.
- Penglihatan rendah dalam cuaca lembap.
4. Diagnosis
Distrofi fuchs biasanya didiagnosis selama pemeriksaan rutin. Dilansir dari Johns Hopkins Medicine, dokter mata akan melakukan beberapa tes untuk mendiagnosis sebagai berikut:
- Slit lamp: Alat ini menghasilkan seberkas cahaya yang bisa diatur dari celah tpis, menjadi lingkaran bundar, tergantung pada bagian mata mana yang ingin dilihat saat diperiksa. Pemeriksaan ini memungkinkan struktur mata untuk dilihat dengan perbesaran tinggi.
- Pachymetry: Pachymeter, yang mengukur ketebalan kornea, berguna dalam mendeteksi gangguan seperti distrofi fuchs, yang mengakibatkan kornea menebal.
- Mikroskop confocal: Mikroskop confocal/specular memproyeksikan cahaya untuk memungkinkan fotografi endotel kornea. Ini bisa mengukur jumlah, kepadatan, dan bentuk sel endotel.
5. Pengobatan distrofi fuchs
Sayangnya belum ada obat untuk distrofi fuchs. Tapi, tujuan pengobatannya untuk membantu mengontrol efek distrofi fuchs pada penglihatan, serta kenyamanan mata penderitanya.
Pada tahap awal, distrofi fuchs diobati dengan obat tetes mata atau salep, untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Dokter juga akan merekomendasikan pasien untuk menggunakan soft lens sesuai kebutuhan.
Jaringan parut kornea yang signifikan kemungkinan membutuhkan transplantasi. Ada dua pilihan transplantas, yakni kornea penuh atau keratoplasti endotel. Dengan transplantasi kornea penuh, dokter mata akan mengganti kornea pasien dengan donor. Sementara itu, keratosplati melibatkan transplantasi sel endotel di korena untuk menggantikan yang rusak.
Selain lewat dokter, ada juga beberapa pengobatan alami yang bisa dilakukan, yakni:
- Mengeringkan mata dengan pengering rambut yang disetel rendah beberapa kali sehari, dan membantu menjaga kornea agar tetap kering.
- Tetes mata natrium klorida yang dijual bebas juga membantu meringankan gejala.
- Berhenti merokok.
- Menjaga kadar gula tetap stabil jika menderita diabetes.
Berikut pengertian penyakit distrofi fuchs, gejala, diagnosis, dan pengobatannya. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Baca juga:
- 8 Penyebab dan Tips Mengatasi Mata Panda pada Anak
- 5 Kebiasaan yang bisa Mengganggu Kesehatan Mata
- 10 Tips Sederhana untuk Merawat Kesehatan Mata Anak