5 Jenis Gangguan Menstruasi yang Sering Dialami Perempuan
Lima jenis gangguan menstruasi ini sering dialami perempuan, apa saja?
3 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gangguan menstruasi adalah kelainan yang terjadi pada siklus menstruasi. Ada beragam gangguan yang bisa dialami oleh para perempuan, mulai dari darah haid yang terlalu sedikit atau banyak, nyeri haid, hingga depresi menjelang menstruasi.
Siklus menstruasi yang normal terjadi setiap 21-35 hari dengan lama menstruasi sekitar 4-7 hari. Namun, siklus menstruasi ini bisa terganggu, di mana adanya perdarahan menstruasi yang terlalu banyak atau sedkit, siklus menstruasi yang tidak teratur, menstruasi lebih dari tujuh hari, hingga tidak haid sama sekali.
Berkaitan dengan gangguan menstruasi, kali ini Popmama.com rangkum lima jenis gangguan menstruasi yang sering dialami para perempuan. Simak berikut ini!
1. Dismenorea atau kram yang menyakitkan
Jenis gangguan menstruasi yang satu ini yaitu dismenorea, atau yang disebut kram yang menyakitkan. Hal itu terjadi karena adanya konstraksi abnormal di bagian rahim selama siklus menstruasi.
Menurut Konsiltan Obstetri dan Ginekolog dari Motherhood Hospital Dr. Greethka Shetty, nyeri ini sering terjadi di bagian perut bawah, hingga menyebar ke punggung bawah dan juga paha.
“Dismenore dapat diklasifikasikan sebagai primer atau sekunder. Dismenorea primer berarti nyeri kram akibat menstruasi. Sedangkan dismenorea sekunder, merupakan nyeri yang disertai endometriosis, infeksi panggul, fibroid rahim, dan kondisi lainnya,” ungkapnya.
Editors' Pick
2. Menoragia atau pendarahan berat
Volume darah menstruasi tentu bisa berubah. Tetapi, perubahan ini bisa terjadi dalam waktu sepanjang hidup, di mana jenis gangguan menstruasi ini disebut menoragia jika merendam satu atau lebih pembalut setiap tiga jam.
Hal ini sering terjadi pada sebagian besar perempuan. Dr. Shetty mengatakan, jenis gangguan ini dikaitkan dengan fibroid, masalah kehamilan seperti keguguran atau ektopik, hingga kanker.
“Ini terlhat karena ketidakseimbangan hormon, fibroid rahim, dan penyakit radang panggul (PID),” ungkap Dr. Shetty.