Kanker Testis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan
Ini penyebab kanker testis, dari gejala, diagnosis, sampai pengobatannya
15 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kanker testis terbbentuk ketika sel-sel ganas (kanker) berkembang di jaringan satu atau lebih jarang di kedua testis. Testis adalah dua kelenjar seks berbentuk kenari yang menghasilkan sperma dan hormon testosteron. Mereka berada di dalam kantung kulit yang terletak di bawah penis (skrotum).
Seperti halnya kanker lainnya, kanker testis adalah kondisi yang serius. Kabar baiknya, kanker ini bisa diobati, bahkan ketika kanker telah menyebar ke luar testis.
Bagaimana penyebab, gejala, serta pengobatan kanker testis? Simak selengkapnya yang Popmama.com rangkum berikut ini.
1. Jenis kanker testis
Sekitar 90 persen semua jenis kanker testis muncul dari sel germinal di testis yang berkelompok membentuk massa atau tumor. Sel germinal pada akhirnya berkembang menjadi sperma.
Ada dua jenis kanker testis yang muncul dari sel germinal, antara lain:
- Seminoma: Kanker yang tumbuh lambat yang terutama menyerang pada laki-laki berusia 40-50 tahun.
- Non-Seminoma: Kanker yang tumbuh lebih cepat daripada seminoma. Hal ini dapat memengaruhi orang-orang pada akhir remaja, terutama usia 20-an dan awal 30-an. Ada empat jenis tumor non-seminoma, mulai dari karsinoma, emriionaal, karsinoma kantung kuning telur, kariokarsinoma, dan teratoma.
Editors' Pick
2. Gejala kanker testis
Kanker testis juga memiliki gejalanya. Hal itu diungkap melalui laman Urology Care Foundation, di mana tanda gejala tumor pada testis antara lain:
- Benjolan tanpa rasa sakit di testis (tanda paling umum).
- Pembengkakan testis (dengan atau tanpa rasa sakit) atau perasaan berat di skrotum.
- Nyeri atau nyeri tumpul di testis, skrotum, atau selangkangan.
- Rasa sakit atau tidak nyaman ketika area yang terkena disentuh atau perubahan pada jaringan payudara pria.
3. Penyebab dan faktor risiko
Dalam banyak kasus, penyebab kanker testis tidak diketahui dengan jelas. Dokter tahu bahwa kanker testis terjadi ketika sel-sel sehat di testis berubah. Sel-sel sehat tumbuh dan membelah secara teratur untuk menjaga tubuh berfungsi normal.
Tetapi, terkadang beberapa sel mengalami kelainan, yang menyebabkan pertumbuhan ini menjadi tidak terkendali. Sel kanker ini terus membelah bahkan ketika sel baru tidak diperlukan. Dari situ, sel-sel yang terakumulasi membentuk massa di testis.
Ada beberapa faktor risiko yang bisa saja terjadi, termasuk:
- Kriptokismus atau testis tidak turun: Testis terbentuk di daerah perut selama perkembangan janin dan biasanya turun ke skrotum sebelum lahir. Laki-laki yang memiliki testis yang tidak pernah turun memiliki risiko lebih besar terkena kanker testis dibanding laki-laki yang testis nya turun secara normal. Risiko tetap tinggi bahkan jika testis telah dipindahkan lewat operasi ke skrotum. Walaupun demikian, sebagian besar laki-laki yang mengembangkan kanker testis tidak memiliki riwayat kriptokismus.
- Perkembangan testis yang tidak normal: Kondisi yang menyebabkan di mana testis berkembang tidak normal, seperti sindrom Klinefelter, yang dapat meningkatkan risiko kanker testis.
- Riwayat keluarga: jika ada anggota keluarga yang mengembangkan kanker testis, mungkin saja ini memiliki peningkatan risiko.
- Usia: Kanker testis memengaruhi remaja dan laki-laki yang lebih muda, terutama yang berusia antara 15-35 tahun, walaupun kanker testis dapat terjadi pada usia berapa pun.
- Ras: Kanker testis juga lebih sering terjadi pada laki-laki kulit putih daripada berkulit hitam.
4. Diagnosis kanker testis
Pemeriksaan testis secara mandiri adalah cara mudah untuk memeriksa kanker. Ini direkomendasikan untuk dilakukan setiap bulan. Waktu terbaik untuk memeriksa testis adalah selama atau setelah mandi, karena kulit skrotum dalam kondisi relaks.
Begini cara melakukan pemeriksaan untuk kanker testis secara mandiri:
- Pegang testis dengan lembut di antara ibu jari dan telunjuk, lalu periksa. Lakukan ini satu per satu pada kedua testis.
- Lihat dan rasakan benjolan, yang mungkin sekecil sebutir beras atau kacang polong, atau lihat jika ada perubahan ukuran, bentuk, atau konsistensi testis.
- Kekencangan testis harus sama di sekelilingnya. Adalah hal normal jika satu testis sedikit lebih besar dari yang lain.
Selain diagnosis mandiri, tentu juga bisa melalui diagnosis secara medis. Dokter dapat mendiagnosis kanker testis setelah menyeldiki benjolan atau perubahan lain pada testis yang ditemukan selama pemeriksaan mandiri.
Prosedur dan tes umum untuk membantu mendiagnosis kanker testis meliputi:
- Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan: Dokter akan menanyakan gejala dan memeriksa dengan cermat untuk memeriksa tanda-tanda kanker testis. Dokter akan memeriksa benjolan juga kelenjar getah bening untuk tanda-tanda penyebaran kanker.
- Ultrasound: Jika dokter melihat adanya kelainan selama pemeriksaan, ultrasound biasanya direkomendasikan. Pemeriksaan ini merupakan prosedur medis tanpa rasa sakit, yang menggunakan gelombang suaara berenergi tinggi untuk membuat gambar jaringan di dalam tubuh.
- Orchietomy dan biopsy inguinal: Jika ultrasound menunjukkan bukti kanker, dokter akan mengangkat testis yang terkena melalui sayatan di selangkangan. Seorang spesialis akan memeriksa jaringan dari testis menggunakan mikroskop untuk memeriksa sel kanker.
5. Pengobatan kanker testis
Sering kali, tim dokter (ahli urologi, onkologi, dan onkologi radiasi) akan bekerja sama untuk menentukan rencana perawatan terbaik untuk setiap pasien. Pilihan akan didasarkan pada diagnosis yang tepat dan kesehatan pasien. Pilihan pengobatan meliputi pengawasan, operasi, radiasi, dan kemoterapi.
Sebelum memulai perawatan, laki-laki harus berbicara dengan dokter tentang apakah ingin memiliki anak di kemudian hari atau tidak. Infertilitas dan perubahan hormon laki-laki sering kali terjadi setelah perawatan tertentu. Bank sperma mungkin berguna sebelum perawatan, terutama jika ingin memiliki anak di masa depan.
Salah satu pengobatan yang bisa dilakukan mulai dari operasi, Testing-sparing surgery (TSS), direksi kelenjar getah bening retroperitoneal, radiasi, dan kemoterapi.
Demikian informasi terkait penyebab terjadinya kanker testis, gejala, serta pengobatannya. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Mengenal Penyakit Tumor Testis yang Diidap Sebastien Haller
- Kelainan Satu Testis pada Anak, Apa Dampaknya Bagi Masa Depan Anak?
- Waspada Testis Melintir, Bisa Mengganggu Kesuburan Lho!