7 Bahan Tambahan Pangan yang Sering Ada di Makanan
Bahan tambahan pangan sering ada pada makanan, aman enggak ya?
29 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semua orang pasti memiliki makanan kesukaan. Makanan adalah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi untuk menopang kinerja tubuh.
Agar makanan yang dihidangkan di rumah terasa makin sedap, Mama pasti menggunakan beragam bumbu dapur dan bahan-bahan makanan dan semuanya demi bisa menyajikan makanan yang lezat.
Saat kita hendak memasak kita suka menambahkan bahan tambahan pangan ke dalam masakan.
Apa itu bahan tambahan pangan?
Bahan tambahan pangan merupakan bahan yang alami namun bukan bahan pokok pangan, biasanya ditambahkan ke dalam suatu masakan untuk mempengaruhi rasa, sifat, dan bentuk pangan.
Bahan tambahan ini antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental.
Kandungan bahan tambahan pangan yaitu zat Aditif, Aditif ini dibagi menjadi dua satu zat Aditif alami dan sintetis (buatan), zat inilah yang mempengaruhi agar makanan menjadi tahan lama, bertekstur, cita rasa, protein,mineral dan vitamin.
Berikut popmama.com rangkum informasi mengenai bahan tambahan pangan.
1. Pemanis buatan
Pemanis buatan digunakan dalam banyak makanan dan minuman diet untuk meningkatkan rasa manis sekaligus mengurangi kandungan kalori. Jenis pemanis buatan yang umum termasuk kalium aspartam, sukralosa, sakarin, dan asulfulfam.
Pemanis buatan ternyata dapat membantu kamu menurunkan berat badan dan membantu mengelola kadar gula darah pada tubuh.
Orang yang mengonsumsi suplemen yang mengandung pemanis buatan selama 10 minggu memiliki asupan kalori yang lebih rendah dan mendapatkan lebih sedikit lemak dan berat badan daripada mereka yang mengonsumsi gula biasa.
Perhatikan bahwa beberapa jenis pemanis buatan seperti aspartame dapat menyebabkan sakit kepala.
Pada beberapa orang dalam penelitian menunjukkan bahwa individu tertentu mungkin lebih sensitif terhadap efek pemanis buatan. Namun, pemanis buatan umumnya dianggap aman bagi kebanyakan orang ketika dikonsumsi dalam jumlah sedang.
2. Anti buih
Bahan tambahan pangan anti buih merupakan bahan yang dapat mencegah pembentukan gelembung pada olahan makanan. Buih memengaruhi tekstur pada makanan, pembentukan buih sendiri mempunyai tahapan yang terdiri dari tahapan protein berdifusi di permukaan udara-air, terbukanya lipatan protein, dan menurunkan tegangan ke permukaan olahan.
Penyebab terbentuknya buih adalah nilai pH, konsentrasi protein, dan whipping aids. Buih biasanya bentuknya seperti gelembung kecil yang ada saat kita mengocok adonan menggunakan mixer.
Jenis bahan pangan anti buih yang aman yaitu, kalsium algina dan digliserida asam lemak.
Editors' Pick
3. Sodium Nitrite
Sering ditemukan dalam daging olahan, natrium nitrit bertindak sebagai pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri, menambahkan rasa asin dan warna merah muda kemerahan.
Ketika terkena panas tinggi dan di hadapkan dengan asam amino, nitrit dapat berubah menjadi nitrosamin, senyawa yang dapat memiliki banyak efek negatif pada kesehatan.
Asupan nitrit dan nitrosamin yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko kanker lambung yang lebih tinggi.
Namun, yang terbaik adalah menjaga asupan natrium nitrit dan daging olahan seminimal mungkin. Cobalah menukar daging olahan seperti sosis, hot dog dan daging ham untuk sumber protein yang sehat.
4. Anti kempal
Anti kempal digunakan untuk mencegah terjadinya penggumpalan pada makanan, menjaga agar bahan tersebut dapat dituang sehingga bahan makanan mudah dikemas dan dikonsumsi. Anti kempal adalah senyawa Anhidrat yang mengikat air tanpa menjadi basah, biasanya bahan ini ditambahkan dalam serbuk dan granul.
Bahan pangan ini tentu banyak macamnya namun yang diizinkan oleh peraturan pemerintah kesehatan diantaranya:
- Kalsium karbonat
- Trikalsium fosfat
- Selulosa mikrokristalin dan bubuk
- Asam miristat, Asam palmitat, Asam stearat beserta garam kalsium, kalium, natrium dan magnesiumnya
- Garam-garam oleat dari kalsium, kalium dan natrium
- Natrium, Natrium aluminosilikat, Natrium aluminosilikat
- Magnesium silikat, magnesium karbonat, Magnesium oksida
5. Pengawet makanan
Makanan seringkali tahan lama jangka waktunya untuk masih bisa dikonumsi, kenapa bisa seperti itu? Itu karena pembuat Makanan yang dicampurkan bahan pengawet pada proses pengolahannya akan membuat makanan tersebut menjadi tahan lama.
Pengawet adalah zat kimia yang berfungsi mencegah terjadinya dekomposisi yang disebabkan pertumbuhan bakteri dan perubahan kimiawi.
Jika hendak membeli makanan sebaiknya kamu perhatikan ingredients pada kemasannya terlebih dahulu ya, untuk mengetahui apakah pengawet yang digunakan aman dan tidak berbahaya, lihat apakah nama pengawetnya termasuk ke dalam daftar pengawet yang di izinkan Peraturan Pemerintah Kesehatan (Permenkes). Berikut jenis pengawet yang aman dan bisa untuk kamu konsumsi:
- Asam benzoat beserta garam natrium, kalium dan kalsiumnya
- Metil- dan etil- para-hidroksibenzoat
- Senyawa sulfit
- Garam nitrit dari kalium dan natrium
- Garam nitrat dari kalium dan natrium
- Asam propionat beserta garam natrium, kalium, dan kalsiumnya
6. Monosodium glutamat (MSG)
Monosodium glutamat atau sering diketahui sebagai MSG adalah aditif makanan umum yang digunakan untuk mengintensifkan dan meningkatkan rasa hidangan gurih. Itu ditemukan di berbagai makanan olahan seperti makan beku, camilan asin dan sup kalengan.
Namun aditif ini cenderung memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada kesehatan otak manusia karena tidak dapat melewati syaraf darah-otak.
Beberapa orang memang memiliki kepekaan terhadap MSG dan mungkin mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala, berkeringat dan mati rasa setelah makan dalam jumlah besar.
Jika kamu mengalami efek samping negatif setelah mengonsumsi MSG, sebaiknya dijauhkan. Jika kamu dapat mentolerir MSG, ini dapat dikonsumsi dengan aman dalam jumlah sedang tanpa risiko efek samping yang merugikan.
Baca juga:
7. Ekstrak ragi
Ekstrak ragi juga disebut ekstrak ragi Autolyzed atau ekstrak ragi Terhidrolisis, biasanya ragi ditambahkan ke makanan gurih tertentu seperti keju, kecap asin dan camilan asin untuk meningkatkan rasa. Itu dibuat dengan menggabungkan gula dan ragi dalam lingkungan yang hangat, kemudian mengaduknya dalam centrifuge dan membuang dinding sel ragi.
Ekstrak ragi mengandung glutamat, yang merupakan jenis Asam amino alami yang ditemukan dalam banyak makanan.
Sama seperti Monosodium glutamat (MSG), makan makanan dengan glutamat dapat menyebabkan gejala ringan seperti sakit kepala, mati rasa dan bengkak pada orang yang peka terhadap efeknya.
Selain itu, ekstrak ragi relatif tinggi natrium, dengan sekitar 400 miligram di setiap sendok teh (8 gram). Mengurangi asupan natrium telah terbukti membantu menurunkan tekanan darah, terutama pada orang yang memiliki tekanan darah tinggi.
Saat ingin membeli makanan atau membuatnya sendiri dirumah sebaiknya kamu perhatikan bahan-bahan tambahan pangan yang aman untuk dicampurkan kedalam makanan mu ya, supaya makanan yang kamu konsumsi bergizi dan tidak berbahaya.