Into the Woods TEMAN Menyuguhkan Teater Musikal a la Broadway
Mendapatkan tepuk tangan meriah dari penonton
26 Desember 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi kamu pecinta dongeng Grimm Bersaudara seperti Rapunzel, Cinderella, Gadis Bertudung Merah, dan sebagainya? Pasti sudah tidak asing dengan cerita Into the Woods yang menyatukan tokoh-tokoh tersebut dalam satu cerita dan mengemasnya ke dalam dongeng bernuansa "dark".
Mengulas kembali pertunjukkan Into the Woods, teater musikal yang berasal dari karya Stephen Sodiem dan bukunya dari James Laphine, Into the Woods sebuah pertunjukkan musikal yang mengeksplorasi konsekuensi dari keinginan yang selama ini dicari para tokoh. Pada akhirnya, para tokoh dipaksa untuk menerima konsekuensi dari tindakan mereka.
TEMAN telah berhasil menyuguhkan petunjukkan teater musikal "Into the Woods" dengan sukses.
Pertunjukkan Into the Woods TEMAN yang berlangsung pada 22-23 Desember 2018 di Teater Salihara, Jakarta ini diperankan oleh 10 pemain bertalenta dan beberapa diantaranya ada yang memerankan peran ganda, lho.
Penasaran kan gimana pertunjukkannya? Yuk, intip laporan Popmama.com tentang keseruan teater musikal Into the Woods TEMAN a la broadway ini!
1. Diiringi musik okestra
Musik okestra yang mengiringi pertunjukkan Into the Woods memberikan atmosfer yang membuat kamu seolah-olah berada dalam negeri dongeng. Ditambah lagi pertunjukkan ini menyuguhkan konsep teater musikal a la broadway, rasanya seperti di luar negeri nih. Ada 13 okestra yang mengiringi diantaranya alat musik biola, cello, double bass, flute, clarinet, piano, dan lainnya.
2. Kostum yang memadukan unsur tradisional Indonesia
TEMAN memang ingin membawa revolusi untuk industri teater musikal di Indonesia. Dengan kualitas berstandar internasional, TEMAN tidak melupakan unsur tradisionalnya.
Dibuktikan dengan kostum dan atribut yang dikenakan para pemain. Desainnya memadukan unsur tradisional Indonesia seperti batik, kebaya, kain songket bernuansa etnis yang dirancang secara lebih modern. Harmoni dalam keanekaragaman ini diambil karena orang-orang yang terlibat dalam produksi berasal dari latar belakang yang beragam dan bahkan lintas negara.
Editors' Pick
3. Ending cerita yang unik
Berbicara mengenai ending dalam Into the Woods, jika kamu mengikuti jalan cerita yang ada dalam filmnya pasti tidak bisa menebak akhir ceritanya akan bagaimana. Hampir mirip dengan film, semua tokoh yang terlibat seperti Baker, Cinderella, Witch, Jack dan Gadis Bertudung Merah akan menerima semua konsekuensi dari perbutatan yang dilakukan. Namun, mereka bersama-sama bisa memperbaiki kesalahan itu.
Mungkin sekilas kamu bisa melihat kemiripan diri sendiri dalam karakter-karakter ini, lho. Melihat sisi menyenangkan dan menyedihkan dalam hidup membuat kamu bisa merenunginya.
4. Pelajaran: Menerima semua konsekuensi dari setiap tindakan
Cerita dalam Into the Woods dari dongeng klasik ini sebenarnya sangat berhubungan dengan kehidupan nyata. Into the Woods adalah kisah peringatan bagi manusia, menunjukkan kepada kita bahwa kita tidak pernah benar-benar berhenti tumbuh dewasa. Semua orang, anak-anak dan orangtua, akan membuat kesalahan yang mengerikan, berulang kali, dan permintaan maaf itu tidak mudah.
Karakter di pertunjukkan ini ternyata bisa membuat kesalahan sendiri. Kamu mungkin pernah mendengar tentang mereka atau membaca tentang mereka dan setidaknya kamu pikir kamu tahu.
Namun, seperti yang sering terjadi dalam kehidupan – setiap orang bisa mengejutkan kita, TEMAN ingin mengajak penonton percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan dan juga kesengsaraan.
Baik mereka yang memiliki orang-orang terkasih yang telah meninggalkan mereka atau yang masih memiliki orang tua. Ada kebahagian dan kesedihan dalam kehidupan. Tapi terlepas dari apapun yang dialami oleh setiap orang, percayalah bahwa setiap orang tidak sendirian.
No one acts alone.
Careful, no one is alone.
People make mistakes. People make mistakes.
Arti penggalan lirik lagu “No One is Alone” yang dinyanyikan para pemain di penghujung pertunjukkan ini benar-benar magis bukan?
5. Pesan untuk para milenial
Pesan Chriskevin Adefrid, Produser TEMAN usai pertunjukkan Into the Woods untuk generasi milenials yang biasanya terpaku pada gadget di rumah, cobalah untuk sesekali menonton teater. Menikmati bersama keindahan dari seni teater, memberikan feedback pada para pemain dan mendapatkan energi darinya ini adalah suatu yang sangat beautiful dari teater.
Semoga dengan adanya pertunjukkan teater musikal “Into the Woods” produksi TEMAN, akan membawa angin segar dan melahirkan karya-karya lain dalam industri teater Indonesia yang bisa mendunia.