Efektif, Penelitian Sebut Nebivolol Bisa Mengontrol Hipertensi
Nebivolol menjadi pilihan obat yang cukup efektif bagi penderita hipertensi
25 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hipertensi merupakan penyakit yang bisa dialami siapa saja, baik orang tua maupun muda. Hipertensi ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah dalam tubuh. Cara mendiagnosisnya adalah mengukur tekanan darah selama beberapa kali, baik dalam minggu atau bulan.
Hal ini karena hasil tekanan darah bisa lebih tinggi jika dilakukan bersama dokter, dibandingkan dengan pengecekan di rumah. Seseorang yang dinyatakan hipertensi apabila tekanan darahnya berada pada 140/90 mmHg secara berturut-turut selama pemeriksaan.
WHO memperkirakan adanya peningkatan jumlah orang dewasa yang mengalami tekanan darah dari angka 8% pada 1995 menjadi 32% pada 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 pun memerlihatkan prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1% yang mengindikasikan adanya peningkatan penyakit kronis ini di Indonesia.
Ada berbagai jenis obat yang dapat dikonsumsi pada penderita hipertensi, salah satunya nebivolol. Bahkan, Menarini Indonesia telah membuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Benefit Study. Penelitian ini dilakukan pada 66 klinik maupun RS di Korea Selatan dan menunjukkan bahwa nebivolol merupakan obat yang efektif dalam merawat pasien hipertensi.
Secara lebih lanjut, berikut Popmama.com jelaskan mengenai hipertensi dan cara pengobatannya dengan Nebivolol.
Editors' Pick
1. Mengenal nebivolol sebagai obat hipertensi
Hipertensi bukan merupakan penyakit yang bisa disembuhkan dalam jangka pendek, seperti penyakit flu. Hipertensi perlu perawatan dan pengobatan yang dilakukan seumur hidup. Jadi, hampir tidak mungkin tekanan darah akan turun kecuali dibantu dengan minum obat. Jika tidak diatasi, hipertensi memungkinkan terjadinya risiko penyakit lain, seperti jantung dan ginjal.
Nebivolol sebagai obat hipertensi adalah generasi ketiga dari agonis reseptor ß1-adrenergik yang memiliki vasodilator dan kardioselekivitas tertinggi di antara beta-blocker lainnya. Nebivolol dipilih menjadi salah satu obat hipertensi karena memiliki efek samping yang lebih baik dari obat lain. Termasuk efek yang tidak diharapkan terkait disfungsi seksual pada penderita sehingga lebih aman.
“Kedua sifat ini, yaitu tingkat efektivitas dan tolerabilitas, berperan penting gar pasien benar-benar mau mematuhi penanganan hipertensi yang dianjurkan,” jelas dr. Erwinanto, SpJP(K) selaku Anggota Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSH) saat ditemui di Seribu Rasa Restaurant, Senin (24/2/2020).
2. Efektivitas nebivolol pada penderita hipertensi
Dr. Jinho Shin, Professor and Chief of Cardiology, Departement of Internal Medicine, Hanyang University Seoul Hospital, Seoul, Korea, selaku tim peneliti Benefit Study menjelaskan, “Penelitian ini menunjukkan efektivitas nebivolol dalam mengontrol tekanan darah terlepas dari usia, jenis kelamin, dan indeks masa tubuh awal pasien. Efektivitas nebivolol terlihat pada pasien baru dan juga pada pasien rawat inap sebagai pengobatan tunggal kepada pasien baru dan sebagai obat tambahan untuk pengobatan antihipertensi, yang meliputi penghambat rennin-angiotensin system (RAS blockers dan CCB).”
Dengan demikian, hasil ini menunjukkan bahwa nebivolol dapat digunakan pada pasien hipertensi dengan atau tanpa komorbiditas, baik tunggal maupun dikombinasi dengan obat anti-hipertensi lainnya sehingga tekanan darah dapat terkontrol baik.
Meskipun efektivitas dan keamanan nebivolol pada penderita hipertensi sudah terbukti, tetapi penelitian ini belum menunjukkan efeknya pada pasien Asia yang terdiri dari jumlah banyak.
Penelitian ini bersifat observasional dan dilakukan secara terbuka, tanpa pembanding, tanpa kontrol, prospektif, dan tunggal di Korea Selatan mulai 1 Juli 2015 hingga 23 Maret 2017.
3. Cara perawatan penderita hipertensi
Meski nebivolol belum terbukti penuh ampuh pada penderita hipertensi, khususnya pasien di Asia, seperti indonesia. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani penderita hipertensi.
“Kurangi konsumsi gula dan garam, lalu diabetes harus selalu dikontrol. Penderita juga perlu screening atau cek darah secara teratur. Jika sudah benar terdiagnosa, gaya hidup perlu diubah karena sangat berpengaruh. Jadi, perlu melakukan olahraga. Kemudian, minum obat secara rutin sangat penting dilakukan. Tidak boleh tidak minum obat, obat yang dikonsumsi pun bisa didapatkan dari apotek. Dengan catatan obat telah diberikan atau direspkan oleh dokter sebelumnya. Selama dosisnya tetap sesuai anjuran agar tidak timbul efek samping,” jelas dr. Erwinanto, SpJP(K).
Jadi, orang yang telah dinyatakan memiliki hipertensi harus selalu mengonsumsi obat agar tekanan darahnya tetap terjaga. Asupan nutrisi yang masuk dalam tubuh juga perlu diperhatikan, sebaiknya banyak mengonsumsi buah dan sayur, serta hindari produk diary, seperti susu. Disarankan juga untuk tidak merokok dan mengonsumsi alkohol.