Tema Natal 2022 dari PGI-KWI Lengkap, Ketahui Maknanya
Ada jalan baru yang harus ditempuh umat Nasrani. Ketahui selengkapnya di sini!
4 Desember 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak terasa tahun 2022 akan segera berakhir. Kini, kita sudah memasuki bulan di penghujung tahun. Dengan kata lain, perayaan Natal untuk umat Nasrani tinggal menghitung hari.
Tema Natal 2022 pun telah diterbitkan oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) bersama Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). Melalui pesan tersebut, umat Nasrani diajak untuk memaknai dan mengamalkannya dengan baik.
Nah, bagi umat Nasrani yang akan merayakan natal, sebaiknya mengetahui pesan natal 2022 beserta maknanya. Simak penjelasan Popmama.com berikut, ya.
1. Tema Natal 2022
Tema Natal 2022 mengusung tajuk, "....Pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain."
Penggalan kalimat tersebut diambil dari Kitab Matius 2:12. Pemilihannya pun bukan tanpa alasan atau makna.
Penggalan kalimat tersebut menggambarkan dengan tepat isi pesan Natal 2022 yang disampaikan PGI dan KWI.
Jalan lain dalam kalimat tersebut memiliki makna mendalam. Jalan lain dapat dimaknai sebagai jalan baru yang perlu ditempuh umat manusia.
Meskipun jalan baru belum tentu lebih mudah dan justru sering kali penuh hambatan, tapi jalan tersebut adalah petunjuk Tuhan.
Dengan melewati jalan tersebut, umat manusia diminta untuk menyebarkan kasih-Nya kepada sesama dan semua makhluk.
Jadi, secara sederhana, Natal menjadi momentum umat manusia untuk mencari jalan baru agar bisa menyebarkan kasih-Nya dengan cara yang kreatif.
Editors' Pick
2. Inspirasi tema Natal 2022
Terinspirasi kisah orang-orang bijak dari Timur yang mencari Yesus, tema Natal 2022 dibuat agar umat manusia mengambil pembelajaran. Dengan semangat persatuan, umat manusia diajak untuk berjalan bersama dan bergandengan tangan demi menghadapi tantangan dan kesulitan.
Meskipun berbeda agama, suku, golongan, dan budaya, umat manusia harus menghargai keanekaragaman sebab itulah anugerah Allah.
Perbedaan menjadi motivasi manusia untuk saling menata kehidupan yang lebih bermartabat. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, umat manusia harus saling membantu dan mangasihi.
3. Isu-isu besar dalam tema Natal 2022
Selain keanekaragaman, teman Natal 2022 menyinggung beragam isu-isu sosial.
Pesan untuk saling bersatu digambarkan melalui perjuangan bangsa melewati masa pandemi Covid-19. Sehingga, bangsa ini dapat pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.
Setelah masa sulit tersebut, perjuangan manusia masih terus berlanjut untuk membangun kehidupan yang penuh kasih.
Dengan kekuatan bersama, manusia perlu merajut kerukunan, merawat kejujuran, dan menjaga lingkungan. Sehingga, kehidupan yang ideal tanpa kekerasan, intoleransi, kerusakan ekologi, dan korupsi dapat terwujud.
Umat manusia juga harus mengasihi korban pelecehan seksual, korban diskriminasi, korban bencana alam, serta korban ketidakadilan lain. Sikap peduli dan penuh kasih akan membuat kehidupan lebih beradab.
Semua itu dilakukan sebagai bentuk cinta dan kasih pada Allah.
4. Isi pesan tema Natal 2022 bagian pertama
PESAN NATAL 2022 KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA DAN PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA
"… pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain" ( Mat. 2:12)
Saudara-saudari terkasih,
Perayaan Natal selalu membawa sukacita dan damai sejahtera bagi hidup kita, karena Yesus datang untuk membebaskan kita dari belenggu dosa. Oleh Dia yang lahir di kandang hewan, wafat di kayu salib, dan kemudian bangkit dari antara orang mati, kita dilahirkan kembalisebagai ciptaan baru dan memperoleh hidup kekal.
Orang-orang bijak dari Timur dengan bantuan bintang datang untuk menyembah-Nya dan mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur. Setelah mengalami sukacita dalam perjumpaan yang istimewa tersebut, orang-orang bijak itu kembali ke negerinya melalui jalan lain seperti yang ditunjukkan Tuhan (bdk. Mat. 2:12). Mereka mampu melewati tantangan, hambatan, dan kesulitan dalam perjalanan mereka mencari Yesus dan setelah berjumpa dengan-Nya mereka juga berani menempuh jalan baru yang belum tentu lebih mudah dari sebelumnya.
“Jalan lain” itu dapat dipahami juga secara rohani. Sesudah bertemu dengan Yesus, orang tidak lagi menjalani hidup dengan cara lama, tetapi dengan cara yang baru, menjadi manusia baru. Dengan demikian, Natal juga mengajak kita untuk menemukan jalan baru dan kreatif dalam mewartakan kasih-Nya kepada sesama dan semua makhluk ciptaan.
Saudara-saudari terkasih,
Orang-orang bijak dari Timur yang berjalan bersama-sama mencari Yesus mengajak kita untuk berjalan bersama juga, dalam menemukan kehendak Dia yang “tinggal di antara kita” (bdk.Yoh. 1:14) untuk menegakkan Kerajaan Kasih-Nya. Sebagai warga bangsa dan warga Gereja, meskipun kita bhinneka - berbeda agama, suku, golongan, budaya – kita mesti selalu berjalan bersama agar dalam kebersamaan itu mampu menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan hidup. Keanekaragaman merupakan anugerah Allah yang harus disyukuri, dirawat, dan dikembangkan. Kebhinekaan yang kita sadari sebagai anugerah Tuhan itu seharusnya mendorong kita untuk saling bergandengan tangan dalam mewujudkan tata kehidupan bersama yang lebih bermartabat. Dengan berjalan bersama kita dimampukan untuk “pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat”: membangun kembali kehidupan dari keterpurukan dalam berbagai bidang akibat pandemi COVID19; membangun peradaban kasih di tengah menguatnya tindak kekerasan; merajut kerukunan di tengah merebaknya intoleransi; mempopulerkan budaya jujur di tengah mengguritanya tindak kejahatan korupsi; menggemakan pertobatan ekologis di tengah maraknya kerusakan lingkungan hidup, dan mengembangkan hidup berpolitik yang beretika menjelang pesta demokrasi tahun 2024. Berjalan bersama dapat menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Oleh karenanya semangat itu perlu ditopang dengan sikap saling memahami, menerima, mendengarkan, dan menghargai kawan seperjalanan yaitu seluruh warga bangsa kita. Kita hilangkan berbagai pikiran negatif dan prasangka buruk. Kita kembangkan budaya hidup damai dan bersaudara.
Kasih Allah juga bisa diwartakan dengan kesediaan kita untuk menjadi teman dan sahabat bagi saudara-saudari kita yang menjadi korban pelecehan seksual, peredaran obat-obat terlarang, pemutusan hubungan kerja, diskriminasi, bencana alam, dan berbagai bentuk ketidakadilan lainnya. Kasih Allah yang hadir dalam peristiwa Natal ini memanggil kita untuk peduli pada sesama yang sedang menderita, karena apa yang kita lakukan untuk saudara-saudari kita yang sedang menderita atau mengalami kehinaan, kita lakukan juga untuk Allah (bdk. Mat. 25:40).
Berlandaskan iman yang teguh dan kasih yang tulus kita bersama-sama dapat menumbuhkan harapan dan semangat saudarasaudari kita untuk kembali melangkah dan berjuang meraih mimpi-mimpi yang mungkin telah hilang. Berani berpihak kepada korban juga merupakan jalan kasih yang perlu kita tempuh saat ini, mana kala masih banyak orang yang hanya menjadi penonton saat sesamanya menderita, atau sengaja menutup mata agar hidupnya tetap aman dan nyaman. Teladan orang Samaria yang tergerak oleh belas kasih untuk menolong korban perampokan (bdk. Luk.10:25-37) perlu dihidupkan dan diwujudkan dalam keseharian kita.
5. Isi pesan tema Natal 2022 bagian kedua
Saudara-saudari terkasih,
Kehadiran Sang Kasih Sejati yang menyelamatkan kita harus terus diwartakan. Berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebagai karya manusia seharusnya dimanfaatkan untuk memuliakan Allah dengan membangun tata kehidupan bersama yang penuh kasih. Media sosial sebagai bagian dari kemajuan ini menawarkan jalan-jalan menarik untuk mewartakan kasih Allah. Marilah kita menuliskan pendapat, renungan, dan kotbah yang menyejukkan dan mendamaikan hati banyak orang. Kita mengunggah foto-foto tentang keindahan hidup bersama di tengah aneka perbedaan atau membuat film-film pendek yang menginspirasi orang untuk peduli kepada orang lain serta alam sekitarnya. Kita mengisi ruang publik dengan kesejukan dan kedamaian guna menyebarluaskan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, kesederhanaan, dan kebersamaan. Marilah kita juga berani melawan ujaran kebencian dan berita bohong yang dapat merusak kerukunan hidup bersama.
Dalam terang Natal kita diajak untuk semakin bijak dan cerdas dalam bermedia sosial, semakin kreatif dalam mewartakan kasih, semakin setia dalam memegang nilai-nilai moral dan etika di dunia maya, sehingga kasih Allah semakin terpancar dan damai sejahtera semakin nyata. Jalan-jalan kreatif yang ditawarkan oleh media sosial sudah sepantasnya kita manfaatkan sebagai sarana pewartaan sehingga mampu menggerakkan banyak orang untuk menjadi duta-duta kasih dan pelopor perdamaian di lingkungan keluarga, Gereja, dan masyarakat.
Semoga dalam menyambut dan merayakan Hari Natal ini, kita sungguh merasakan kasih-Nya. Allah Sang Kasih selalu bersama dengan kita, Imanuel, Allah beserta kita. Ia tidak pernah meninggalkan kita dalam keadaan apa pun (bdk. Ibr. 13:5). Ia juga selalu menjaga kita sehingga kaki kita tidak pernah goyah (bdk. Mzm. 121:3) dalam mencari dan menemukan jalan-jalan kreatif agar karya keselamatan Allah dapat dirasakan oleh sebanyak mungkin orang.
Atas nama Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), kami mengucapkan selamat Natal Tahun 2022 dan selamat menyongsong Tahun Baru 2023. Tuhan memberkati!
Jakarta, 21 November 2022
Pada bagian ini, umat Nasrani diajak untuk kreatif sekaligus bijaksana dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan, seperti nilai kesetaraan, kesederhanaan, dan kebersamaan. Perkembangan teknologi sebaiknya dimanfaatkan dengan baik untuk melawan ketidakadilan dan ujaran kebencian.
Ruang publik hendaknya diisi dengan kesejukan dan kedamaian.
Itulah tema Natal 2022. Jadikan momen Natal tahun ini sebagai upaya menyebarkan kasih pada sesama dan seluruh makhluk, ya.
Baca Juga:
- 5 Ide Padu Padan Baju Natal untuk Bayi Laki-laki, Simple dan Stylish!
- 6 Rekomendasi Merek Baju Natal untuk Ibu Hamil, Simple dan Feminin
- 7 Rekomendasi Baju Natal Bayi Perempuan