Manfaat Shirataki untuk Diet, Mama Sudah Coba?
Cocok buat Mama yang ingin diet dan tetap makan enak
7 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kalau suatu hari Mama menemukan mie dengan bentuk mirip soun atau bihun, tetapi bukan berlabel keduanya, kemungkinan itu adalah mie shirataki. Mie ini memang berwarna putih dan agak bening, serta terbuat dari akar tanaman konjak.
Sebagai informasi, tanaman konjak ini banyak tumbuh di Jepang, Cina, dan beberapa daerah di Asia Tenggara. Kehadiran mie shirataki tengah populer di kalangan pecinta makanan yang sedang menjalani program diet.
Hal ini tidak terlepas dari kandungan mie shirataki yang rendah karbohidrat, berbeda dari mie biasanya. Kandungan terbanyak dalam mie shirataki justru air (97%) dan serat berupa glucomannan (3%), plus sedikit zat kapur.
Perlu Mama tahu, serat glucomannan memiliki kandungan yang sangat kaya. Ada lebih dari 16 zat asam amino, vitamin, dan mineral di dalamnya, antara lain potassium, fosfor, selenium, zat besi, dan kalsium.
Rasa mie shirataki cenderung tawar dengan tekstur kenyal dan bentuk memanjang tipis seperti halnya mie. Hal ini membuat shirataki cocok dijadikan beragam olahan dan nyaris tidak mengubah rasa masakan tersebut, seperti spaghetti, mie goreng, pad thai, atau baked shirataki.
Dicampur berbagai saus dan bumbu pun rasanya tetap selezat hidangan aslinya. Itulah mengapa banyak orang yang tengah menjalani program diet menjadikan mie shirataki sebagai pengganti mie, kwetiau, atau nasi.
Lalu, apa saja sih manfaat shirataki untuk kesehatan? Berikut Popmama.com merangkumnya dari berbagai sumber.
1. Menurunkan kolesterol dalam tubuh
Mengacu pada penelitian yang dipublikasikan lewat American Journal of Clinical Nutrition pada 1995, 70 pria yang mengonsumsi mie shirataki dalam waktu 4 minggu, kadar kolesterolnya menurun hingga 10%. Pada penderita diabetes yang menyantap mie ini juga mengalami penurunan kadar kolesterol. Boleh dibilang, Ma, mie shirataki bisa dimasukkan dalam menu harian untuk jantung yang lebih sehat dan rendah kolesterol.
Editors' Pick
2. Mengendalikan kadar gula darah
Benar, Ma, mie shirataki disebut sebagai makanan yang bagus untuk penderita diabetes. Secara alami, menyantap shirataki bisa menunda proses pengosongan lambung. Tujuannya, agar penyerapan gula berlangsung secara bertahap dan menurunkan kadar gula darah usai makan.
Karena mengandung glucomannan, Mama yang makan mie shirataki juga bisa mengalami peningkatan kadar insulin dalam darah, menurunkan kadar gula puasa, dan menurunkan kadar asam lemak dalam darah. Biasannya, mie shirataki dianjurkan untuk dikonsumsi orang dewasa yang mengidap diabetes tipe 2.
3. Memperlancar sistem pencernaan
Kandungan polisakarida dalam glucomannan akan mengembang karena sifatnya yang menyerap air. Ini membuatnya berfungsi sebagai pencahar alami. Selain itu, glucomannan juga bertugas sebagai prebiotik, yakni zat yang bisa meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dalam usus.
Pendek kata, mie shirataki bisa memperlancar sistem pencernaan, Ma. Cocok bagi Mama yang selama ini punya sedikit gangguan terkait pencernaan, seperti wasir dan konstipasi. Kabar baiknya, hampir nggak ada efek samping yang timbul dari mengonsumsi makanan ini.
4. Membantu program penurunan berat badan
Hasilnya memang masih berbeda-beda sih, Ma, tetapi sebagian besar penelitian mengungkapkan, serat glucomannan yang terkandung dalam mie shirataki berperan besar dalam program penurunan berat badan.
Mama bisa mengonsumsi mie shirataki sebagai pengganti pasta yang kalorinya cukup tinggi. Makan mie shirataki juga bisa memberi rasa kenyang lebih lama karena proses pencernaan gula dan lemak lebih lambat. Plus, mie shirataki juga bisa mencegah penyerapan lemak terlalu banyak dalam usus dan membuang racun dalam tubuh.
Dengan mengetahui manfaat tersebut, Mama nggak perlu ragu lagi untuk mengonsumsi mie shirataki. Sekarang banyak resep hidangan yang mengolah mie shirataki ini seperti hidangan lezat lain yang biasa Mama santap. Jadi, siapa bilang diet itu mesti makan makanan yang nggak enak?