Mengapa Laki-laki Rentan Terkena Covid-19? Ini Faktanya
Bahkan, angka kematian laki-laki lebih tinggi daripada perempuan!
20 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa jumlah penderita Covid-19 laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Bahkan, korban meninggal akibat virus ini di seluruh dunia pun didominasi laki-laki.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Sederet alasan pun mencuat, mulai dari kondisi biologis hingga kebiasaan buruk yang kerap dilakukan.
Mari simak fakta mengenai temuan tersebut seperti dilansir oleh Popmama.com dari Healthline.com.
1. Efek virus covid-19 lebih parah pada pasien laki-laki
Studi yang diterbitkan pada bulan April 2020 dalam Frontiers in Public Health mengungkapkan baik laki-laki maupun perempuan sama-sama berisiko tertular virus corona.
Namun, peneliti menjumpai bahwa pasien laki-laki cenderung menderita efek penyakit lebih parah ketimbang perempuan.
Dari sebuah penelitian di Cina terungkap dalam satu subset besar pasien Covid-19, sekitar 70% pasien meninggal justru laki-laki. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang terjadi tahun 2003.
Temuan itu juga didukung oleh berbagai penelitian lain yang terus dirilis sejak pandemi covid-19 merebak.
WHO misalnya, melaporkan 63% tingkat kematian akibat covid-19 di Eropa terjadi pada pasien laki-laki.
Begitu pula di New York City. Jumlah pasien laki-laki yang meninggal akibat virus mematikan ini hampir dua kali lipat jumlah pasien perempuan. Pada awal April 2020 saja ada 43 kematian per 100.000 laki-laki, bandingkan dengan 23 kematian per 100.000 perempuan.
Editors' Pick
2. Riwayat kesehatan laki-laki berpengaruh
Sudah lama diketahui melalui berbagai hasil penelitian bahwa laki-laki cenderung rentan mengidap sejumlah penyakit bawaan. Hal ini ternyata berpengaruh pada kerentanan laki-laki terhadap paparan virus Covid-19.
Misalnya, penyakit jantung rentan dialami laki-laki berusia lanjut daripada perempuan. Demikian pula dengan penyakit hati dan tekanan darah tinggi.
Beberapa penyakit itu umum diidap laki-laki ketimbang perempuan sehingga berdampak negatif pula saat seseorang terpapar virus Covid-19.
3. Kadar enzim dan sistem kekebalan tubuh jadi faktor penentu
Sebuah studi pada Mei 2020 melaporkan pasien laki-laki mempunyai konsentrasi Angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) dalam darah lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Keberadaan enzim ini mendorong virus corona menginfeksi sel-sel sehat. Itu sebabnya laki-laki cenderung lebih rentan terkena Covid-19 daripada perempuan.
Di sisi lain sistem kekebalan tubuh juga jadi faktor penentu. Ini dipengaruhi oleh genetika seseorang.
Perempuan punya kelebihan kromosom X sehingga tubuhnya membangun sistem kekebalan dan menciptakan respons yang lebih kuat terhadap infeksi. Hal ini yang tidak dimiliki oleh laki-laki.
4. Laki-laki sebetulnya “lebih lemah”
Sekalipun laki-laki dikondisikan secara sosial untuk memandang diri mereka kuat, tetapi justru perempuan jauh lebih kuat dalam hal kekebalan tubuh.
Kecenderungan laki-laki mengidap kondisi penyakit bawaan yang telah ada sebelumnya membuat kondisi mereka lebih berbahaya saat terkena paparan Covid-19.
Termasuk dalam hal ini, berbagai perilaku dan kebiasaan tidak sehat yang berdampak langsung pada kesehatan, seperti merokok.
Polusi udara pun berkontribusi meningkatkan angka kematian akibat covid-19 bagi laki-laki. Pasalnya, laki-laki cenderung bekerja di luar ruangan sehingga mereka kerap terpapar kondisi cuaca ekstrem hingga polusi tinggi.
Tentu ini akan mempengaruhi bagaimana tubuh mereka merespons infeksi yang menyerangnya.
5. Laki-laki cenderung gemar mengambil risiko
Perilaku laki-laki selama pandemi yang cenderung mengabaikan protokol kesehatan turut berpengaruh pada risiko terpapar virus.
Perempuan memiliki tingkat kekhawatiran lebih tinggi daripada laki-laki saat bicara soal Covid-19. Ditambah kemungkinan bahwa laki-laki kerap menempatkan diri mereka berada di kerumunan maupun pertemuan sosial skala besar.
Mulai dari nongkrong bareng, olahraga bersama dengan berkerumun, hingga kebiasaan merokok bersama.
Perilaku berisiko berikutnya adalah kecenderungan laki-laki untuk menunda berobat dan mengabaikan gejala penyakit yang dialaminya. Padahal, jika bergejala, segera memeriksakan diri ke dokter dan melakukan tes bisa mempercepat penanganan covid-19.
Isu lain yang mencuat adalah laki-laki dikondisikan untuk memandang kesehatan sebagai sesuatu yang bukan ranah atau pekerjaan mereka. Maka, mematuhi deretan aturan terkait pembatasan seperti menjaga jarak fisik dipandang sulit dilakukan sebagian besar laki-laki.
Kelima fakta di atas menjelaskan bagaimana angka kematian penderita Covid-19 lebih tinggi dialami oleh laki-laki. Tentu fakta tersebut tidak bisa kita abaikan begitu saja.
Oleh karena itu, tetap patuhi protokol kesehatan dan menjaga diri sendiri ya, Ma. Ingat bahwa melindungi diri sendiri dengan menaati protokol kesehatan sama saja dengan melindungi orang-orang yang kita sayangi.
Semoga Mama dan keluarga sehat selalu.
Baca juga:
- Peneliti: Virus Corona Mampu Bertahan di Masker Medis Hingga 7 Hari
- Waspada, Varian Baru Virus Corona dari Inggris Diduga Lebih Mematikan
- Waspada! Ternyata Penerima Vaksin Masih Bisa Menularkan Virus Corona