Mengapa Seseorang Mencoba Ingin Bunuh Diri?
Ini alasan mengapa seseorang dapat nekat untuk mengakhiri hidupnya
17 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seorang perempuan warga Taman Selo Mas, Panggung, Semarang Utara, Kota Semarang berinisial SN (22) telah melakukan percobaan bunuh diri untuk ketiga kalinya pada (8/5/2022).
Dalam aksinya kali ini, dirinya menggunakan pecahan kata untuk melukai tubuhnya di bagian tangan kiri, leher, serta paha kanan dan kiri. Sedangkan aksi lainnya pernah ia lakukan dengan meminum cairan pembersih lantai.
Berkaca dari kasus di atas, sebenarnya, apa sih yang menyebabkan seseorang nekat untuk mengakhiri hidupnya?
Dirangkum dari laman Verywell Mind, berikut Popmama.com berikan penjelasannya untuk kamu.
1. Memiliki penyakit kejiwaan
Keputusan orang untuk melakukan bunuh diri biasanya dilakukan secara singkat dan implusif daripada merencanakannya secara ekstensif.
Salah satu faktor paling umum yang bisa menyebabkanya adalah depresi berat.
Depresi berat dapat membuat seseorang merasakan sakit secara emosional yang hebat hingga kehilangan harapan. Di mana mereka tidak dapat melihat cara lain untuk menghilangkan rasa sakit selain dengan mengakhiri hidup.
Menurut American Foundation for Suicide Prevention, depresi hadir pada setengah dari seluruh kasus bunuh diri.
Selain depresi, penyakit kejiawaan lain yang dapat meningkatkan risiko bunuh diri meliputi:
- Gangguan bipolar,
- Borderline personality disorder (BPD),
- Gangguan makan, dan
- Skizofrenia.
2. Menderita stres traumatis
Seseorang yang memiliki pengalaman traumatis seperti mengalami pelecehan seksual saat kecil, pemerkosaan, kekerasan fisik, atau trauma perang, dapat memiliki risiko lebih besar untuk bunuh diir, meski sudah bertahun-tahun lamanya.
Dalam sebuah survei pada hampir 6.000 orang dewasa di Amerika Serikat, hampir 22 persen orang yang telah diperkosa pernah melakukan percobaan bunuh diri, sementara 23 persen yang mengalami serangan fisik juga melakukannya.
Didiagnosis dengan post-traumatic stress disorder (PSTD) atau beberapa insiden trauma meningkatkan risiko lebih jauh. Ini sebagian karena depresi sering terjadi setelah trauma dan di antara mereka yang mengalami PTSD, menyebabkan perasaan tidak berdaya dan putus asa yang dapat menyebabkan bunuh diri.
3. Pengguna narkoba dan pengonsumsi alkohol
Penggunaan narkoba dan konsumsi alkohol dapat membuat seseorang yang merasa ingin bunuh diri lebih impulsif dan cenderung bertindak berdasarkan dorongan dibandingkan saat mereka sadar. Biasanya, hal ini dapat berkontribusi pada alasan lain orang ingin melakukan bunuh diri, seperti kehilangan pekerjaan dah hubungan.
Tingkat penggunaan zat dan gangguan penggunaan alkohol akan lebih tinggi risikonya pada orang-orang dengan dengan ganggun psikologis lainnya.
Editors' Pick
4. Rasa takut akan kehilangan
Seseorang yang menghadapi kehilangan atau ketakuan akan kehilangan dapat menjadi alasan selanjutnya orang memutuskan untuk bunuh diri. Beberapa contoh kehilangan di antaranya:
- Kegagalan akademik,
- Ditangkap atau dipenjara,
- Bullying,
- Masalah keuangan,
- Berakhirnya hubungan romantis atau persahabatan,
- kehilangan pekerjaan, dan
- Kehilangan status sosial.
5. Keputusasaan dalam hidup
Rasa keputusasaan dalam jangka pendek atau jangka panjang dapat berkontribusi pada dorongan untuk bunuh diri. Keputusasaan tersebut mungkin muncul ketika menghadapi tantangan sosial atau fisik dan tidak menemukan cara lain untuk memperbaiki situasi.
Ketika semua harapan terasa hilang dan tidak mampu untuk mengubahnya, hal tersebut dapat menutupi semua hal baik dalam hidup seseorang yang membuat bunuh diri menjadi pilihan yang layak.
6. Menderita penyakit kronis
Saat seseorang menderita penyakit kronis dan tidak memiliki harapan untuk sembuh, maka bunuh diri tampak menjadi cara terbaik untuk mendapat kembali martabat dan kendali atas hidup mereka.
Menurut sebuah penelitian di American Journal of Preventative Medicine, beberapa kondisi kesehatan yang memiliki kaitan dengan risiko bunuh diri yang tinggi adalah sebagai berikut:
- Asma,
- Sakit punggung,
- Kerusakan otak,
- Kanker,
- Gagal jantung kongestif,
- Diabetes,
- Epilepsi,
- HIV/AIDS,
- Penyakit jantung,
- Tekanan darah tinggi, dan
- Migrain.
Selain itu, penyakit nyeri kronis juga dapat menimbulkan kecemasan dan depresi di mana dapat meningkatkan risiko bunuh diri. Menurut sebuah penelitian, seseorang dengan nyeri kronis empat kali lebih mungkin mengalami depresi atau kecemasan daripada mereka yang tidak mengalami sakit.
7. Merasa seperti beban untuk orang lain
Seseorang yang menderita penyakit kronis atau penyakit kejiwaan dapat merasa seperti beban yang menyulitkan untuk orang di sekitarnya. Perasaan itu dapat muncul karena beban emosional luar biasa yang mereka pikul di dalam.
Faktanya, banyak orang yang memutuskan untuk bunuh diri karena merasa bahwa orang yang dicintai nantinya akan jauh lebih baik tanpa mereka.
Hal tersebut harus diwaspadai karena dapat menjadi tanda peringatan umum untuk bunuh diri.
8. Terisolasi secara sosial
Seseorang dapat menjadi terisolasi secara sosial karena berbagai alasan, seperti kehilangan teman atau pasangan, perpisahan atau peceraian, penyakit fisik atau mental, kecemasan sosial, hingga tidak bisa bersosialisasi di tempat yang baru. Isolasi sosial juga bisa disebabkan oleh faktor internal seperti harga diri yang rendah.
Jika dibiarkan, hal ini nantinya bisa menyebabkan kesepian, depresi, hingga terjadinya penyalahgunaan alkohol dan narkoba.
9. Cara untuk meminta bantuan
Terkadang, seseorang yang melakukan percobaan bunuh diri bukan karena benar-benari ingin mati, tetapi karena tidak tahu bagaimana mendapatkan bantuan.
Upaya bunuh bukanlah tangisan untuk mendapatkan perhatian, melainkan untuk meminta tolong atas masalah yang sedang dihadapi. Cara ini untuk menunjukkan betapa terlukanya mereka.
Orang yang gagal dalam percobaan bunuh diri biasanya memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mecoba kembali dan percobaan selanjutnya mungkin akan jauh lebih mematikan.
Itu dia beberapa alasan mengapa seseorang nekat melakukan percobaan bunuh diri. Jika kamu melihat seseorang yang melakukan percobaan bunuh diri, usahakan untuk segera menolongnya, ya.
Baca juga:
- 3 Cara Mengetahui Kesehatan Mental pada Anak
- Hubungan Menyusui dan Kesehatan Mental bagi Ibu Menyusui
- 5 Manfaat Pijat Refleksi yang Baik untuk Kesehatan Fisik dan Mental