Kalori defisit menjadi salah satu metode penurunan berat badan yang banyak dilakukan oleh orang-orang. Singkatnya, kalori defisit ini adalah ketika seseorang mengonsumsi kalori lebih sedikit dari pada kalori yang dibakar.
Beberapa cara melakukan kalori defisit di antaranya dengan mengurangi porsi makan hanya 500 kalori per hari hingga 3.500 kalori per minggu, lebih banyak bergerak, dan mengkombinasikannya dengan olahraga.
Meski metode ini dirasa cukup efektif bagi sebagian orang karena dapat menurunkan berat badan dengan cepat, tetapi ada juga yang berat badannya tidak turun meski sudah melakukan defisit kalori.
Nah, kira-kira penyebabnya apa, ya?
Dilansir dari laman BetterMe, berikut Popmama.com berikan penjelasannya untuk kamu.
1. Tingkat stres yang tinggi
Pexels/Andrea Piacquadio
Alasan paling umum mengapa berat badan kamu tidak turun ketika sudah melakukan defisit kalori adalah karena tingkat stres yang meningkat. Meski sudah melakukan semuanya dengan benar, tingkat stres yang berlebih atau kronis dapat menghambat penurunan berat badan.
Karena saat stres, tubuh akan cenderung memproduksi kortisol atau hormon stres lebih tinggi dari biasanya. Kadar kortisol yang meningkat secara kronis akibat stres dapat menyebabkan tubuh mengubah makanan menjadi lemak alih-alih mengubahnya menjadi energi.
2. Terjadinya stuk penurunan berat badan
Pexels/Karolina Grabowska
Saat mulai melakukan defisit kalori, berat badan biasanya memang akan turun dengan sangat cepat, namun selepas itu, proses ini akan melambat hingga akhirnya berhenti. Hal ini disebut dengan dataran tinggi penurunan berat badan.
Penurunan berat badan saat awal biasanya hanya mengurangi berat air dan bukan kehilangan lemak. Proses ini disebabkan oleh hilangnya otot selama penurunan berat badan.
Untuk mengatasinya, kamu bisa mengurangi lebih banyak kalori atau meningkatkan lebih banyak aktivitas fisik seperti berolahraga.
Editors' Pick
3. Metabolisme tubuh yang lambat
Pexels/Towfiqu Barbhuiya
Metabolisme adalah proses di mana tubuh mengubah makanan dan minuman yang kamu konsumsi menjadi energi.
Orang yang memiliki metabolisme cepat akan mampu membakar lebih banyak kalori saat berolahraga dan bahkan saat beristirahat. Sedangkan orang dengan metabolisme lambat membakar lebih sedikit kalori saat berolahraga dan saat beristirahat.
Untuk mengatasi ini, beberapa cara untuk mempercepat metabolisme tubuh di antaranya adalah sebagai berikut:
Minum lebih banyak air untuk membantu membakar kalori,
Lakukan lebih banyak kardio dengan intensitas tinggi,
Cobalah untuk membuat otot,
Coba makan lebih banyak setiap tiga hingga empat jam, tetapi pastikan makanan yang dimakan adalah sehat,
Konsumsi lebih banyak protein karena tubuh membakar lebih banyak kalori dalam upaya membakar protein dibandingkan dengan lemak atau karbohidrat, dan
Minum lebih banyak kopi, teh seperti oolong dan teh hijau, dan makan makanan yang lebih pedas. Namun konsumsi jumlah kopi dan teh karena terlalu banyak kafein juga tidak baik untuk tubuh.
4. Tidak beristirahat dengan cukup
Pexels/Acharaporn Kamornboonyarush
Waktu istirahat yang kurang hingga pola tidur yang buruk dapat mencegah terjadinya penurunan berat badan meski sudah melakukan defisit kalori. Kurangnya tidur pada defisit kalori dapat mendorong pelepasan kortisol yang memberitahu tubuh untuk menahan kegemukan yang ada.
Pada orang dewasa, diperlukan setidaknya tujuh jam tidur tanpa gangguan setiap harinya. Pastikan untuk selalu mendapat tidur yang cukup bila ingin menurunkan berat badan pada proses defisit kalori.
5. Timbangan yang dipakai tidak akurat
Pexels/Ketut Subiyanto
Hal lain yang memungkinkan tidak terjadinya penurunan berat badan adalah karena timbangan yang kamu gunakan di rumah terkadang tidak seakurat yang kamu kira. Sehingga perubahan-perubahan kecil di bawah kilogram tidak dapat terdeteksi dengan baik.
Jika ingin menggunakan timbangan, pastikan timbangan tersebut dikalibrasi dan selalu ukur diri pada waktu tertentu dalam sehari untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran berat badan.
6. Penurunan berat air
Pexels/Shvets Production
Sebelum kehilangan lemak, biasanya tubuh akan kehilangan berat air. Namun terkadang, retensi air dapat disebabkan oleh aspek lain yang dapat menjadi alasan dibalik defisit kalori yang tidak menurunkan berat badan.
Beberapa jenis makanan seperti makanan asin, makanan karbohidrat tinggi, kurang olahraga, hingga beberapa obat dapat menyebabkan penambahan berat badan air pada defisit kalori.
7. Terjadinya penumbuhan otot dan kepadatan tulang
Pexels/Samer Daboul
Jika tidak terjadi penurunan berat badan, hal lain seperti terjadinya penumbuhan otot hingga kepadatan tulang dapat terjadi.
Makan dengan defisit kalori yang dibarengi dengan berolahraga seperti kardio dan latihan beban dapat menyebabkan hilangnya lemak dan terjadinya penumbuhan otot. Di sisi lain, olahraga juga dapat meningkatkan kepadatan tulang.
Kedua faktor inilah yang memengaruhi angka pada timbangan sehingga tidak terjadinya penurunan berat badan saat defisit kalori.
Itu dia beberapa faktor yang menyebabkan tidak terjadinya penurunan berat badan saat melakukan defisit kalori. Pastikan untuk selalu sabar dan nikmati setiap proses saat menurunkan berat badan, ya.