Jangan Tunda Lagi, Ini 5 Cara Mendeteksi Kanker Payudara
Deteksi dan diagnosis dini terhadap kanker payudara bantu efektivitas pengobatan
19 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit mematikan yang banyak menyerang kaum hawa. Oleh sebab itu, pemeriksaan awal dari kanker payudara pun menjadi sangat penting.
Dengan dideteksi lebih awal, dokter bisa memberikan pengobatan dan terapi yang lebih efektif. Tingkat keberhasilan untuk sembuh pun menjadi lebih besar.
Ada beberapa cara mendeteksi kanker payudara, mulai dari yang sederhana dan bisa dilakukan di rumah, hingga yang klinis dan dilakukan oleh tenaga medis profesional.
Nah, berikut ini Popmama.com telah merangkum informasinya untuk Mama.
1. Periksa payudara sendiri (SADARI)
SADARI alias periksa payudara sendiri, Ma. Metode ini bisa dilakukan sendiri di rumah. Mama bisa melakukannya dalam beberapa kesempatan, bisa sambil berdiri di depan cermin, berbaring, serta saat mandi.
Pertama, berdiri di depan cermin. Pastikan cahaya di ruangan sudah cukup terang ya, Ma. Jika cahaya terlalu redup, Mama tidak bisa melihat lebih baik adanya perubahan atau kelainan di payudara.
Setelah itu, perhatikan payudara Mama. Kebanyakan perempuan memiliki payudara dengan ukuran yang berbeda, misalnya yang sebelah kanan lebih besar dibanding lebih kecil, atau sebaliknya. Ini masih merupakan hal yang wajar.
Saat memerhatikan payudara, perhatikan bentuk, ukuran, dan warna puting payudara. Selain itu, perhatikan juga adanya kelainan pada puting.
Letakkan kedua tangan di pinggang dan kencangkan otot dada. Perhatikan payudara sambil bercermin di sisi kanan dan kemudian sebaliknya.
Lanjutkan dengan mengambil posisi membungkuk hingga payudara terjulur ke bawah. Perhatikan, raba dan berikan sedikit tekanan pada kedua payudara untuk menemukan apakah ada perubahan tertentu.
Jangan lupa untuk memeriksa apakah ada cairan yang keluar dari puting. Tempatkan ibu jari dan jari telunjuk di sekitar puting, tekan perlahan dan perhatikan apakah ada cairan yang keluar.
Tahapan ini juga bisa Mama lakukan sambil mandi, dengan bantuan sabun saat menekan dan memijat payudara.
Sementara itu, apabila Mama ingin melakukan SADARI sambil berbaring, buat gerakan melingkar pada kedua payudara. Perhatikan apakah ada perubahan atau kelainan.
Lakukan semua tahap pemeriksaan ini dengan perlahan-lahan dan jangan terburu-buru. Pastikan semua bagian payudara teraba dengan benar.
Apabila selama pemeriksaan ini Mama menemukan ada sesuatu yang tak biasa, misalnya ada tonjolan, pembengkakkan, perubahan warna atau keluar cairan, segera lakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter.
Baca juga: Demi Kesehatan, Begini Cara Menurunkan Risiko Kanker Payudara
Editors' Pick
2. Periksa payudara klinis (SADANIS)
Selain melakukan pemeriksaan sendiri alias SADARI di rumah, ada juga pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Metode ini disebut sebagai SADANIS yaitu periksa payudara klinis.
Pemeriksaan ini bisa dilakukan di Puskesmas kabupaten atau kota. Biasanya metode ini akan dilakukan sebelum Mama melakukan Inspeksi Vagina dengan Asam Asetat (IVA) sebagai bentuk deteksi dini kanker leher rahim.
Nah, karena dilakukan di waktu yang bersamaan dengan IVA, maka SADANIS dilakukan umumnya setahun sekali.
Apabila tenaga kesehatan menemukan ada perubahan atau kelainan pada payudara Mama, maka akan ditindaklanjuti dengan pemberian rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan.
3. Mammografi
Setelah melakukan SADARI, pemeriksaan lanjutan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara adalah mammografi. Mammografi atau mammogram adalah pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan pada payudara melalui teknologi rontgen.
Selain kanker payudara, kelainan yang juga bisa diperiksa dengan mammografi di antaranya tumor, kista payudara dan penumpukan kalsium pada jaringan payudara.
Seorang wanita yang sudah berusia 40 tahun ke atas atau memiliki faktor risiko kanker payudara dari segi keturunan, mammografi sebaiknya dilakukan secara berkala.
Pemeriksaan dengan mammografi dilakukan dengan menggunakan radiasi dalam tingkat rendah. Oleh sebab itu, penting bagi Mama untuk memberikan informasi pada dokter jika sedang mengonsumsi obat tertentu, hamil atau sedang menyusui.
Sebelum melakukan mammografi, hindari konsumsi kafein seperti kopi, cokelat atau minuman bersoda berlebihan karena bisa membuat payudara menjadi tidak nyaman selama pemeriksaan dilakukan.
Hindari juga penggunaan produk kosmetik seperti bedak atau parfum karena dikhawatirkan memengaruhi hasil pemeriksaan. Penggunaan perhiasan pun sebaiknya tidak dilakukan demi hasil pemeriksaan yang lebih akurat.
Selama pemeriksaan, payudara akan ditempatkan ke dalam alat rontgen. Dilengkapi dengan kompresor khusus, payudara akan ditekan untuk meratakan jaringan di dalamnya. Dengan begitu, gambaran dari bagian dalam payudara bisa terdeteksi lebih detail. Tahap ini bisa dilakukan dalam posisi duduk maupun berdiri.
Mama mungkin akan merasa tidak nyaman selama prosedur ini dilakukan. Namun setelah melakukan mammografi, biasanya Mama diperbolehkan untuk beraktivitas kembali.
4. Biopsi payudara
Cara lain yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara adalah biopsi. Pada pemeriksaan ini, sampel jaringan payudara akan diambil dan diperiksa di laboratorium. Mayo Clinic menyebutkan bahwa biopsi adalah cara mendeteksi kanker payudara yang cukup efektif.
Ya, biopsi biasanya akan dilakukan apabila setelah menjalani SADARI dan mammografi, ditemukan ada benjolan yang dicurigai sebagai kanker payudara.
Selama menjalani biopsi, Mama biasanya akan diberikan anestesi untuk menghilangkan rasa sakit di area sekitar benjolan. Dengan begitu, prosedur pengambilan sampel jaringan bisa dilakukan lebih nyaman.
Sampel jaringan yang sudah diambil kemudian akan dikirim ke laboratorium. Biasanya dibutuhkan waktu hingga beberapa hari untuk menganalisis sampel tersebut.
Yang terpenting, setelah dilakukan biopsi Mama perlu merawat bekas luka dengan baik supaya tidak menjadi infeksi. Ganti perban secara teratur dan upayakan untuk menjaganya tetap kering.
Apabila setelah biopsi Mama mengalami demam, atau bekas luka menjadi memerah atau hangat, segera cek ke dokter karena kemungkinan ini adalah gejala infeksi.
5. Breast Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Cara lain yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara adalah dengan menggunakan gelombang radio yakni Breast Magnetic Resonance Imaging (MRI). Dengan teknologi MRI, dokter bisa lebih akurat memeriksa jaringan pada payudara.
Apabila dari hasil pemeriksaan sebelumnya belum ditemukan secara pasti apakah Mama mengalami kanker payudara, MRI mungkin akan dilakukan. Namun pada kasus tertentu, hasil pemeriksaan MRI juga bisa dikombinasikan dengan mammografi.
Mesin MRI adalah sebuah alat besar dengan tempat tidur yang bisa digeser masuk dan keluar. Di dalamnya terdapat magnet dan gelombang radio untuk memeriksa gambaran detail dari jaringan payudara.
Setelah menggunakan pakaian khusus dari rumah sakit, Mama akan diminta untuk berbaring di mesin MRI. Akan diinstruksikan kapan Mama harus menahan napas oleh tenaga medis melalui mikrofon. Pemeriksaan MRI umumnya dilakukan selama 30 menit hingga 1 jam.
Semua pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara. Pada umumnya, dokter akan meminta Mama melakukan pemeriksaan dengan indikasi yang jelas. Jangan lupa sampaikan jika Mama punya riwayat alergi, ya.
Baca juga:
- Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Payudara Besar Sebelah saat Menyusui
- Apakah Payudara yang Terasa Sakit Dapat Menjadi Tanda Awal Kehamilan?
- Penyebab Benjolan di Payudara saat Menyusui dan Cara Mengatasinya