Definisi, Penyebab dan Gejala Epilepsi yang Perlu Diketahui
Selain kejang, ada lagi gejala epilepsi lainnya yang perlu Mama tahu
27 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu masalah terkait sistem saraf (neurologis) yang cukup banyak terjadi yakni epilepsi. Kondisi ini kerap membuat pengidapnya mengalami kejang dan berperilaku tidak biasa.
Bahkan jika kondisinya sudah cukup parah, pengidap epilepsi juga mungkin akan mengalami kehilangan kesadaran kadang-kadang.
Diagnosis dan pengobatan yang sesuai pun sangat diperlukan supaya epilepsi tidak berkembang semakin parah.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang epilepsi, berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama:
1. Apa itu epilepsi?
Epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat di mana aktivitas otak menjadi tidak normal. Ketidaknormalan aktivitas otak ini memicu kejang atau pergerakan tubuh yang tidak disadari, serta kadang-kadang hilangnya kesadaran, demikian dilansir dari MayoClinic.
Siapa pun dapat mengalami epilepsi. Epilepsi memengaruhi laki-laki dan perempuan dari semua ras, latar belakang etnis dan usia.
Patokan dari gejala kejang dari epilepsi sangat bervariasi.
Sebagian hanya menatap kosong selama beberapa detik saat kejang, sementara sebagian lainnya berulang kali menggerakkan lengan atau kaki.
Pengobatan dengan obat-obatan atau terkadang pembedahan dapat mengendalikan kejang yang parah bagi sebagian besar pengidap epilepsi.
Ada yang memerlukan perawatan seumur hidup untuk mengendalikan kejangnya, tetapi ada pula yang kejangnya hilang dengan sendirinya.
Editors' Pick
2. Penyebab epilepsi
Epilepsi tidak memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi pada sekitar setengah kasus pengidapnya. Tetapi pada sebagian lainnya, kondisi tersebut dapat ditemukan memiliki faktor penyebab di antaranya:
- Pengaruh genetik
Beberapa jenis epilepsi yang terjadi karena masalah pada bagian otak tertentu, kemungkinan ada pengaruh dari genetik. Para peneliti telah menghubungkan beberapa jenis epilepsi dengan gen spesifik, tetapi bagi kebanyakan orang, gen hanya bagian dari penyebab epilepsi.
Gen tertentu dapat membuat seseorang lebih peka terhadap kondisi lingkungan yang memicu kejang.
- Trauma di kepala
Trauma kepala misalnya akibat benturan keras saat kecelakaan mobil atau cedera traumatis lainnya yang dapat menyebabkan epilepsi.
- Gangguan pada otak
Kondisi otak yang menyebabkan kerusakan pada otak, misalnya seperti tumor atau stroke, dapat menyebabkan epilepsi.
Stroke adalah penyebab utama epilepsi pada orang dewasa yang berusia lebih dari 35 tahun.
- Penyakit menular
Penyakit menular, seperti meningitis, Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), dan ensefalitis virus, juga diketahui dapat menyebabkan epilepsi.
- Cedera saat melahirkan
Sebelum lahir, bayi rentan terhadap kerusakan otak yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi pada ibu, gizi buruk atau kekurangan oksigen. Kerusakan otak ini dapat menyebabkan epilepsi atau cerebral palsy.
- Gangguan perkembangan
Epilepsi kadang-kadang juga dapat dikaitkan dengan gangguan perkembangan, seperti autisme dan neurofibromatosis.